Setiap rejeki atau berkat yang kita terima, selalu ada tanggung jawab yang mengikutinya. Tidak selalu lebih banyak itu lebih baik. Pernahkah kita mengambil waktu untuk benar-benar berpikir berapa banyak dari yang kita miliki benar-benar kita nikmati? Jika yang kita miliki lebih banyak membebani dan mendatangkan sakit kepala yang tidak perlu, sudah saatnya meringankan hidup dengan melepaskan yang non esensi, dan fokus pada hal utama yang mendatangkan senyum bahagia.
Lebih baik hanya memiliki sepuluh orang teman dalam contact list Anda tapi mereka cukup peduli menanyakan bagaimana kaki Anda yang keseleo minggu lalu, apakah sudah lebih baik? Daripada 500 nama yang tidak punya waktu untuk sekedar mengucapkan selamat pagi dan apa kabar.
Mengurusi memerlukan biaya, waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya yang memang meletihkan, maka pastikan bahwa yang kita urusi adalah hal-hal yang penting dan membawa banyak kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
Hidup harus memiliki skala prioritas dan kemampuan untuk menentukan yang mana yang menjadi tanggung jawab kita, yang mana sebaiknya tidak perlu kita campuri. Jangan menjadi ahli dalam hal remeh-temeh yang tidak penting, tapi kemudian selalu mengeluh betapa dunia ini tidak bersahabat dan selalu tidak punya waktu.
Simplify. Ada kekayaan dalam kesederhanaan. Ada ketenangan dalam cara berpikir yang tidak ribet. Kita tidak berdaya mengatur seberapa banyak tahun yang dipercayakan Tuhan kepada kita, tapi tanggung jawab kita adalah mengurusi dengan baik, setiap waktu yang diberikan kepada kita, dan mengisinya dengan banyak kebaikan.
Hava a great weekend my friends. I wish you well. Keep kindness alive!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H