Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hal Sederhana yang Membuat Hidup Berkualitas

17 Oktober 2014   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:39 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367090" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

Hampir dua bulan absen menulis karena saya benar-benar sibuk mengurusi beberapa hal penting yang tidak bisa didelegasikan. Beberapa inbox yang masuk menanyakan kabar belum sempat terbalas, tapi lewat artikel ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kepedulian rekan Kompasianer yang ketulusannya terasa sampai di tulang. (halaaah... mudah mudahan tidak terdengar lebay....!  Nyengir lebaaaar.)

Beberapa hari lalu, mobil kesayangan yang saya pakai sehari-hari (tidak usah menyebutkan merek, nanti disangka promosi), dikejar-kejar orang untuk dibeli. Hidup memang kadang aneh. Sering kita mau menjual sesuatu sampai sudah maksimum berusaha, tapi sepertinya sepi peminat.  Giliran tidak ada niat menjual, kok malah yang berminat banyak, lengkap dengan agenda perbujukan setengah ngotot ingin membeli.

Karena penasaran saya bertanya kepada yang ngejar-ngejar mau membeli mobil, kenapa tidak cari mobil baru saja? Atau sono' deh kunjungi show room mobil bekas yang bertebaran dengan aneka ragam pilihan banyak jenis kendaraan. Lha iya, daripada capek-capek ngejar mobil yang justru tidak mau dijual.

Jawaban yang saya dapat dari yang berminat membeli justru membuat saya berpikir dan banyak berkontemplasi (eheeemmm!). Satu kata sederhana ini sesungguhnya adalah kunci menjalani kehidupan yang berkualitas. Yang saya maksudkan dengan kualitas hidup; mencakupi kesehatan, kebahagiaan, keseimbangan dan kecukupan lahir-batin.

"Saya memang sudah lama tertarik dengan mobilnya, karena untuk jenis mobil ini yang sudah tidak diproduksi lagi, mobil ibu ini sangat mulus, bagus kondisinya dan sangat terurus." Itu yang dikatakan calon pembeli yang sayangnya gagal beli beberapa hari lalu.

Kata "terurus" atau "diurusi" ini terus melekat dalam benak saya. Tidak semata-mata untuk urusan mobil, tapi dalam segala aspek kehidupan segalanya hanya bisa berjalan lancar dan berkualitas kalau diurus dengan baik.

Bagaimana mungkin berharap memiliki hubungan yang dekat dengan anak-anak jika ngobrol santai saja tidak pernah? Bagaimana bisa memiliki persahabatan yang langgeng kalau urusan sepele saja dibiarkan berlarut-larut tanpa ada itikad yang baik untuk berdamai? Bagaimana cinta bisa terus terjalin indah jika perhatian terhadap hal-hal kecil tidak pernah kita berikan?

Jaman modern serba canggih yang memampukan manusia untuk mengerjakan tugas dan beban pekerjaan dengan lebih cepat dan otomatis, ternyata tidak berlaku jika sudah menyangkut hubungan antar sesama secara emosional.

Persaingan dan ambisi manusia banyak mengubah pola pikir dan gaya hidup serta anggapan umum bahwa lebih banyak lebih baik. Sayangnya kita sering tidak menyadari bahwa prinsip universal tentang pergerakan alur hidup, selalu menganut asas keseimbangan. Selalu ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang memulai, ada yang mengakhiri. Ada yang lahir, ada yang meninggal.

Hidup bukan semata-mata mengenai berapa banyak tahun yang kita miliki, tapi seberapa berkualitasnya tahun-tahun yang kita jalani? Untuk apa memiliki 500 orang teman di contact list Anda, jika tidak satu pun dari mereka Anda pedulikan dan sekedar bertegur sapa menanyakan kabar? Untuk apa memiliki banyak rumah dan villa mewah, jika Anda tidak pernah menikmatinya dan hanya menghabiskan miliaran rupiah merawat itu semua tanpa pernah didiami? How absurd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun