Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi vs PDI-P; Akankah Menghasilkan Pemimpin Sejati atau Presiden Boneka?

26 Januari 2015   14:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:21 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Presiden, benar bahwa KPK bukan dewa apalagi Tuhan. Anak kecil juga tahu itu. Tapi sejak adanya KPK rakyat merasa ada lembaga tinggi negara yang benar benar mendengar jeritan hati rakyat, yang mendambakan Indonesia bebas korupsi. Tidakkah bapak menyadari ironi yang memiriskan hati bahwa banyak rakyat hidup miskin dinegri yang kaya raya ini?. Sudah cukup korupsi menghancurkan masa depan anak bangsa.

KPK hadir laksana dewa penyelamat yang memberi solusi secara jelas dan langsung dilihat hasilnya. Tidak heran rakyat mencintai KPK. Dan siapapun yang mencoba melemahkan KPK akan menjadi musuh bersama rakyat Indonesia.

Tidak usah disangkal bahwa kemiskinan di negri ini terjadi karena korupsi merajalela dan berjemaah dilakukan tanpa malu oleh sebagian besar petinggi negara. Dulu kalau tertangkap ketika KPK belum ada, maka  slogan yang paling jitu diapakai adalah "mari kita hormati asas praduga tak bersalah", dan biarkan hukum bekerja.

Lha... hukum seperti apa yang menjatuhkan vonis kepada penggarong yang merampas masa depan anak bangsa dengan mendekam di sel dengan segala fasilitas mewah hanya untuk 4-5 tahun?. Belum lagi pemberian remisi yang tanpa malu di claimed seakan akan itu hak para tahanan termasuk koruptor. Jelas ini bukan hukum yang adil bagi rakyat. Kalau pengedar narkoba dianggap sebagai perusak masa depan anak bangsa, maka koruptor juga demikian. Tapi sampai sekarang hukuman kepada koruptor masih saja berkesan kita tidak benar benar serius ingin keluar dari penyakit kronis yang memiskinkan negara.  Keadilan bagi rakyat adalah hukum seberat beratnya para koruptor, kalau perlu hukuman mati biar ada efek jera yang benar benar membuat kapok para penggarong bangsa.

Pak Jokowi yang saya cintai, mari luruskan kembali logika anda dengan para relawan. Dengarkan saja seruan rakyat biasa yang benar benar mencintai Indonesia dan sudah muak dengan sandiwara parpol, pejabat,  serta anggota dewan yang didalamnya tersusupi berbagai intrik serta kepentingan membesarkan pundi pundi partai dan pribadi.

Melemahkan KPK sama dengan melukai rakyat. PDI-P boleh saja berkoar koar bahwa Jokowi harus cukup tahu diri dan berhutang budi kepada mereka karena mencalonkan bapak sebagai Presiden, menggantikan ketua umum Megawati.  Tapi sadarkah PDI-P bahwa mereka juga berhutang budi kepada anda sebagai figur yang memenangkan PDI-P menjadi partai pendulang suara terbanyak. Tanpa Jokowi, PDI-P seperti kerupuk yang tidak kriuk lagi.

Hubungan Jokowi vs PDI-P sebenarnya adalah bentuk lain simbiosis mutualisme yang tentu saja tidak selamanya berkonotasi negatif.  Bahwa mendengar keinginan partai sepanjang itu tidak melanggar konstitusi dan melukai rasa keadilan di hati rakyat, boleh boleh saja anda lakukan.  Jadi salah besar ketika PDI-P berteriak bahwa karena mereka semata, anda menjadi Presiden. Rakyat bukan hanya PDI-P. Dan PDI-P tanpa rakyat dan Jokowi bukan apa apa!.

Tegaslah secara santun pak!. Ini bukan saatnya anda sebagai Presiden berbicara dengan bahasa terselubung. Saatnya anda sebagai Presiden pilihan rakyat bicara atas nama rakyat, bahwa memilih Kapolri yang "bermasalah" jelas melawan keinginan rakyat, meski itu menyenangkan banyak partai.

Banyak Polisi yang pangkatnya memadai untuk diajukan sebagai Kapolri yang tidak terlibat masalah dan prestasi kerjanya baik. Mungkin mantan Kabareskrim, Suhardi Alius yang secara tiba tiba dicopot itu bisa menjadi salah satu calon yang reputasinya dikenal baik bisa menjadi the next Kapolri ?. Atau nama-nama lain yang jelas tidak terindikasi bermasalah dan menjadi sorotan KPK.

Sebagai penutup, ijinkan saya mengatakan bahwa situasi tidak membentuk siapa anda Pak Jokowi. Situasi hanya mengungkapkan siapa anda sebenarnya. Dan saya tetap memiliki keyakinan bahwa anda adalah Pemimpin sejati, bukan Presiden Boneka.  Saatnya anda membuktikan!

Have a great Monday everyone. Keep on rocking!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun