Menulis itu asyik, menulis opini, menulis rubrik, menulis dongeng, menulis puisi, ini dan itu, semuanya asyik. Bikin blog di dunia maya, membiarkan semua orang membaca itu juga sama asyiknya. Dulu saya punya blog di beberapa situs yang menyediakan layanan ngeblog sebelum mulai posting-postingan di kompasiana. Berbeda sekali di kompasiana, dulu kalau ngeblog di situs-situs tersebut, saya tidak tahu siapa yang membaca dan apa tanggapannya terhadap postingan saya, sedangkan di kompasiana, banyak sekali yang membaca dan banyak sekali komentarnya.
Saya sebenarnya suka sekali ditanggapi seperti itu, karena toh saya kan menulis memang untuk dibaca. Saya juga memang membutuhkan pendapat dan kritik juga saran, karena saya ingin terus berkembang. Cita-cita saya bukanlah sebagai seorang penulis handal, tapi memang saya suka menulis dan ingin tulisan saya menjadi tulisan yang profesional. Hanya akhir-akhir ini saya menyadari bahwa ternyata opini orang itu banyak sekali macamnya. Berbagai sudut pandang ada, opini yang terkadang saya tidak pernah terlintas untuk memikirkannya pun bisa saja ada. Saya menghormati perbedaan dan bahkan ingin tahu berbagai sudut pandang orang sehingga saya bisa memahami dunia ini lebih dalam lagi. Namun saya tidak menyangkal bahwa terkadang saya jadi frustasi.
Ya, frustasi karena ternyata banyak sekali pendapat yang tiba-tiba muncul dan tidak sesuai dengan pola pikir saya. Saya berusaha memahami kenapa dan bagaimana pola pikir tersebut. Ketika saya tidak bisa memahaminya, saya jadi frustasi. Frustasi karena ingin menyangkal dan membenarkan apa yang menurut saya benar. Mungkin terdengar egois ya, haha. Tapi begitulah kenyataannya. Saya hanya ingin sharing saja, karena saya percaya bahwa di antara kompasianers yang ada, pasti banyak juga yang frustasi seperti saya. Maklumlah, saya masih baru posting-postingan di kompasiana dan saya masih beradaptasi dengannya. Tapi jujur saja, saya suka saya frustasi, karena saya jadi belajar banyak dari pendapat-pendapat yang muncul. Belajar menjadi orang bijaksana yang bisa menghadapi banyak orang sekaligus.
Setiap pembelajaran pasti ada prosesnya, dan untuk kali ini bagi saya, prosesnya adalah frustasi.
