Mohon tunggu...
Ashiya
Ashiya Mohon Tunggu... -

saya hanya seorang gadis belia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Yahudi Pintar?

1 Agustus 2010   15:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23 7880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemudian, gaya hidup yang sangat penting yang harus dicontoh adalah, bagi mereka MEROKOK ITU TABU. Orang Yahudi sangat membenci rokok, kalau Anda berkunjung ke salah satu rumah mereka, dan Anda merokok, jangan heran kalau sang tuan rumah dengan tega mengusir Anda dari rumah. Penelitian terbaru Yahudi akhir-akhir ini adalah bahwa rokok akan merusak otak yang kerusakannya bisa diturunkan ke keturunan mereka. Mereka tidak ingin keturunan mereka nantinya tercemar oleh racun-racun rokok yang merusak otak mereka, mereka sangat menjaga anugrah kepintaran yang dilimpahkan kepada mereka.

Sejak kecil, anak-anak Yahudi sudah memperhatikan apa yang masuk ke dalam perut mereka. Mereka sangat menyukai buah-buahan, kacang badam, salad, dan ikan. Rata-rata, anak-anak Yahudi bisa berbicara tiga bahasa, Bahasa Ibrani, Arab, dan Inggris. Mereka juga sejak kecil telah dilatih bermain musik, entah biolah ataupun piano, karena ini adalah sebuah kewajiban. Menurut penelitian mereka, belajar musik sedari kecil dapat merangsang pertumbuhan IQ.

Saat sekolah mereka diajari matematika dengan basis perniagaan, pelajaran IPA diutamakan. Mereka juga diwajibkan untuk berolahraga. Olahraga yang diutamakan adalah menembak, memanah dan berlari. Menurut mereka, menembak dan memanah dapat melatih fokus sedangkan menembak merupakan sarana mereka untuk melindungi negara mereka nanti.

Saat bersekolah di Sekolah Menengah, mereka diwajibkan untuk menemukan sebuah produk baru. Walaupun produk yang diciptakan produk-produk lucu dan memboroskan uang, mereka tetap menelitinya dengan serius.

Yang mengejutkan lagi adalah bagaimana fakultas-fakultas ekonomi Yahudi mensyaratkan mereka untuk lulus. Untuk lulus, mahasiswa fakultas ekonomi Yahudi diharuskan membuat sebuah team project yang satu tim nya beranggotakan 10 orang, dan mereka bisa lulus setelah projek mereka mendapat untuk 1 juta US dollar. WOW. Bayangkan !!

Bagi mereka, melahirkan keturunan yang cerdas adalah sebuah keharusan.

Nah, bagaimana dengan Indonesia??

Bagaimana bangsa ini membina kaum mudanya agar sepintar Yahudi? Bandingkan dengan negara tetangga, Singapura saja misalnya, harga rokok sangat mahal. Sedangkan di Indonesia, rokok terbilang sangatlah murah. Di mana-mana orang merokok, di jalan, naik motor, naik mobil, makan, minum, tidur (??), di angkringan, di hotel, di restoran, ada saja orang yang merokok. Bagaimana dengan keturunan kita nanti, jadinya?? Bahkan Dr. Stephen sendiri saja mengatai Indonesia (maaf) "Goblok!!" dalam artikel tersebut.

... "Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!

“Hasil-nya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Apalah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri!"

Jadi, bagaimana? Ayo kita bersaing dengan Yahudi dalam hal-hal yang positif saja. Buktikan bahwa kita pun bisa sepintar dan secerdas mereka. Sekarang pun bohong namanya kalau kita masih menjunjung nilai moral ketimuran. Apakah kita mau disebut sebagai baik bangsa yang bodoh maupun bangsa yang tidak bermoral? Makanya, ayo perbaiki kedua-duanya mulai dari diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun