Selain data infografik, akun Tirto.id juga jarang menggunakan video dan audio di akun Instagram-nya. Tetapi walaupun begitu, followers (pengikut) akun Tirto.id juga tidak sedikit yaitu berjumlah kurang lebih lima puluh enam ribu followers. Masyarakat modern di era digital sekarang ini bahkan di tahun yang akan datang, akan lebih menyukai jurnalisme data atau yang berbentuk infografik seperti yang disajikan oleh Tirto.id karena dianggap lebih menarik dan tidak membosankan.
Berita di akun Instagram Tirto.id bervariasi, ada infografik dengan berita hardnews tetapi ada juga infografik softnews dan feature yang ringan dan informatif. Berita yang disampaikan juga lebih menarik untuk kalangan anak muda walaupun sebenarnya juga bisa memberikan informasi kepada banyak kalangan. Jumlah followers dari akun Tirto.id sendiri kurang lebih lima puluh enam ribu-an.
     Â
Akun Kompas.com melakukan penyebaran berita dengan menggunakan foto, video, dan audio dengan caption (keterangan foto) seperti penulisan naskah jurnalistik. Foto yang diunggah kebanyakan adalah foto di mana jurnalis melakukan kegiatan peliputan secara langsung di tempat kejadian. Kompas.com tidak menggunakan jurnalisme data atau infografik, selain itu akun Instagram Kompas.com juga di sponsori oleh salah satu brand terkenal yaitu Oppo Smartphone.Tidak hanya itu, tapi Kompas.com juga melakukan promosi iklan di akun Instagram-nya. Terlihat, akun Kompas.com ini mementingkan profit agar bisa mendapatkan modal dan medianya bisa tetap terus bertahan lewat iklan-iklan yang dipromosikan. Kompas.com lebih banyak mem-postingberita yang bersifat hardnews. Jumlah followers akun Kompas.com kurang lebih mencapai tiga ratus enam puluh empat ribu followers.
     Â
Akun media sosial Instagram dari Tempodotco melakukan penyebaran berita hanya dengan design dan cover dari koran Tempo yang sedang terbit harian. Instagram Tempodotco jarang mengunggah video dan audio atau foto bagaimana jurnalis melakukan peliputan secara langsung di tempat kejadian. Tempodotco lebih melakukan persuasi agar followers-nya membaca berita secara lengkap di koran Tempo daripada membaca di akun Instagram. Berita yang diunggah lebih ke berita hardnews dan hal-hal yang sedang banyak disorot oleh masyarakat. Berita-berita yang disampaikan lebih tajam dan seperti jurnalisme investigasi. Jumlah followers akun Tempodotco mencapai kurang lebih empat belas ribu enam ratusan-an.
Tentu media sosial Instagramjuga memiliki etika dalam melakukan penyebaran berita. Berita yang diunggah atau disampaikan kepada masyarat harus tetap memiliki esensi jurnalis dengan memperhatikan kode etik jurnalistik dan nilai-nilai berita. Foto atau video yang diunggah tidak boleh beresiko atau tetap pada jalur kode etik jurnalistik.
Berita yang disampaikan harus memiliki kebenaran, fakta yang dikumpulkan wartawan harus mengandung kredibilitas. Tema yang diunggah dalam media sosial tidak boleh menyesatkan masyarakat yang membaca. Tidak melakukan tindakan memata-matai dan tidak melakukan tindakan mencampuri urusan orang lain. Jika menyampaikan berita mencampuri urusan orang lain maka berita yang disampaikan akan menjadi kontroversial dan itu akan menjadi rawan dalam media sosial yang bisa dijangkau luas oleh semua masyarakat bahkan dunia. Terlebih yang terpenting adalah tidak mencuri informasi atau melakukan plagiasi.
Perkembangan media dan jurnalisme berjalan dengan sangat cepat. Media satu dengan yang lain terus berusaha melakukan inovasi dan memberikan prestasi terbaiknya dengan bersaing untuk meningkatkan rating. Tapi, yang terpenting adalah bagaimana media juga harus tetap memikirkan masyarakat agar bisa mendapatkan berita yang baik dan bisa menambah wawasan. Peran media sosial Instagram ini bisa saja mengalahkan media cetak atau suratkabar jika media cetak tidak melakukan banyak inovasi. Masyarakat lebih tertarik dengan komunikasi visual yang disuguhkan oleh media sosial Instagram, terlebih lagi anak muda.
Referensi
Rivers, William & Cleve Mathews. 1998. Etika Media Massa dan Kecenderungan untuk Melanggarnya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama