Mohon tunggu...
Benaya M. Sasalancana
Benaya M. Sasalancana Mohon Tunggu... Lainnya - Antropologi Sosial - Universitas Diponegoro

Halo! saya Benaya Mahottama Sasalancana, mempunyai minat/hobi di musik, desain grafis dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asiknya Melestarikan Kesenian Tradisional Rebana bersama Pemuda Desa Bengle Kecamatan Talang

11 Februari 2023   17:20 Diperbarui: 11 Februari 2023   17:35 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan rutin Rebana Pemuda Mushola Al-Ikhlas. Dokpri

TEGAL (11/02/2023) - Desa Bengle merupakan salah satu dari 19 desa di Kecamatan Talang dikenal dengan hasil kerajinan batik, industri logam, industri batu bata, wilayah pertanian dan juga masyarakat yang kental dengan kegiatan keagamaan. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Desa Bengle salah satunya adalah kesenian tradisional Rebana yang sampai saat ini masih tetap eksis. Eksistensi kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah tidak terlepas dari kedudukan dan fungsi musik itu sendiri bagi masyarakat. Merriam (1964:219-226 dalam Wiflihani, 2016) mengatakan bahwa ada sepuluh fungsi penting dari musik etnis, yaitu:

1) Fungsi pengungkapan emosiona, 2) Fungsi penghayat estetis, 3) Fungsi hiburan, 4) Fungsi komunikasi, 5) Fungsi perlambangan, 6) Fungsi reaksi jasmani, 7) Fungsi pengesahan, 8) Fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, 9) Fungsi kesinambungan kebudayaan, 10) Fungsi pengintegrasian masyarakat. Kesenian Rebana yang berkembang di lintas Pantura Jawa Tengah tetap terjaga eksistensinya karena mempunyai pendukung dan pelestarinya, yaitu komunitas masyarakat yang ada di lingkungan mayoritas beragama Islam. 

Latihan rutin Rebana Pemuda Mushola Al-Ikhlas. Dokpri
Latihan rutin Rebana Pemuda Mushola Al-Ikhlas. Dokpri

Berawal dari keresahan kurangnya minat generasi muda untuk berkegiatan dalam organisasi sosial kemasyarakatan seperti Karang Taruna, melalui program keilmuan KKN Tim I UNDIP Tahun 2022/2023, penulis ikut serta dalam menarik minat generasi muda berkegiatan dalam komunitas melalui pelestarian kesenian tradisional Rebana yang merupakan warisan budaya lokal Indonesia. Pelestarian kesenian tradisional Rebana Desa Bengle, Kecamatan Talang terkhusus di Mushola Al-Ikhlas RT07/RW01 terbilang cukup unik dan sederhana. 

"Nongkrong"(Umumnya sering dilakukan oleh generasi muda), "Ngopi" (artinya minuk kopi) dan "Nabuh" (menabuh/memukul alat musik Rebana), bisa menjadi salah satu cara atau alternatif untuk menarik minat generasi muda berkegiatan. Sering dijumpai generasi muda Desa Bengle "Nongkrong" sekedar untuk bersosial/berbincang-bincang, bermain game dan "Ngopi" namun dengan ditambah "Nabuh" yang memiliki arti memukul alat musik Rebana harapannya adalah dapat menjadi salah satu upaya dalam melestarikan kesenian tradisional Rebana.

Sumber:

Merriam, A.P. 1964. The Anthropology of Music. Chicago : North Western University Press

Wiflihani. 2016. Fungsi Seni Musik dalam Kehidupan Manusia. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 2 (1), hlm. 101-107

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun