Pagi itu di istana merdeka terlihat berbeda dari hari biasanya.Banyak mobil-mobil berjubel memenuhi seputaran area parkir disekitaran Istana Merdeka.Pada dinding-dinding istana terdapat bendera merah-putih yang tergantung dengan rapi.Lalu ada rombongan orang-orang yang memakai pakaian daerah.
Pakaian adatnyapun beragam; ada yang mengenakan Kebaya-pakaian adat dari Jawa,pakaian Harim-pakaian adat Papua,Payas Agung-pakaian adat Bali,lalu ada Kawasaran-pakaian adat dari Sulawesi Utara,serta sejumlah pakaian adat tradisional lainnya.
Semua terlihat bergegas,dan berdandan Serapi mungkin.
Bukan hanya untuk diri mereka sendiri,tapi dalam rangka menyambut Hari Raya Kemerdekaan Indonesia.
Hari dimana negara Indonesia merayakan kemerdekaannya yang berusia 78tahun.
Dengan mengusung tema, "Tetap Melaju,untuk Indonesia Maju".
Masyarakat Indonesia diajak untuk terus membangun Indonesia dengan caranya sendiri.Mulai dari strata tingkatan terkecil-sampai strata yang terbesar.
Mulai dari anak kecil,sampai orang dewasa,semua punya perannya sendiri dalam membangun negara.
Perayaan kemerdekaan kali ini merupakan perayaan kemerdekaan HUT RI ke 78 yang terakhir, di Istana Merdeka.Sebab tahun depan Ibu Kota Indonesia akan pindah di Kalimantan Timur.Namanyapun akan berganti menjadi Nusantara.
Kesemuanya itu tidak terlepas dari pendidikan akan pentingnya kesadaran sejarah.Kesadaran sejarah adalah kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakekat sejarah pada masa kini dan bagi masa yang akan datang (Aman, 2011:33).
Proses mengingat dan menghayati merupakan tahapan yang menjadi pijakan dasar bagi kita dalam membentuk kesadaran sejarah.
Jadi mengingat sejarah para pejuang dalam merebut kemerdekaan,dan menghayati betapa berharganya kesatuan negara republik Indonesia,merupakan pemikiran yang mutlak tidak boleh dihilangkan dari diri kita.