Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Interview Session (1); Catatan Musikal Anto Hoed untuk Indonesia

30 Agustus 2021   15:50 Diperbarui: 2 September 2021   22:03 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kayak saya bikin sound bass untuk lagu 'Jika' itu sederhana sekali. Saya pakai bass Rickenbecker, dan ada asesoris yang dari Korg.Itu nggak langsung masuk ke ampli. Itu langsung masuk ke mixer kecil Behringer. Karena berusaha untuk nutupin jelek, makanya dicari gitu lhoo. Saya juga bukan tipe musisi yang harus ngumpulin sound ini (tertentu). Saya tidak seperti itu. Saya nggak begitu", ungkap Anto menjelaskan.

Pengalaman Anto dalam bandnya, dimana dulu kondisinya terbatas, tidak membuatnya bergantung pada instrument semata. Ia justru berfokus pada kegiatan kreatifnya, memproduksi lagu. "Karena kalau punya alat baru. Saya harus explore baru lagi, dan itu butuh waktu. Jadi saya selalu pakai alat-alat yang sudah ada, sound yang sudah ada. Nggak mau bergantung pada alat gitu.

Takut nggak punya waktu untuk mengeksplore. Waktunya habis mengeksplore, kemudian kegiatan kreatifnya berkurang. Nyari sound ini, nyari sound itu. Wah, repot. Kalau saya lebih untuk nyari ke kegiatan kreatifnya sih. Jadi kalau orang minta lagu, dan kita harus ngisi lagu, ya saya kerjakan. Jadi lebih fokus ke aransemennya".


Setiap era memiliki seninya sendiri-sendiri. Sebagai pelaku seni, dirinya sadar tidak bisa memaksakan kelebihan dan kekurangan suatu teknologi, pada jamannya. Menyelaraskan dengan jaman adalah jalan yang ditempuh Anto, untuk bisa menyuarakan musiknya. 

"Masing-masing jaman ada kelebihan dan kekurangan. Mungkin jaman kita dulu di Potret jaman 2000an, itu ada artnya sendiri-sendiri. Dijaman sekarang sama juga, saya nggak bisa maksakan pakai Logic untuk eksplore. Itu jauh, karena dia punya art sendiri. Dia nggak salah, dia punya kelebihan punya mengontrol Logicnya. Saya kira masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri".

Ia merasa beruntung, sempat mengenal teknologi pita. Dimana dulu waktu rekaman, harus langsung jadi. Beda halnya dengan sekarang. Meski begitu ia menyarankan, pada kaum muda untuk tetap mengeksplorasi kreatifitasnya. 

"Kebetulan saya masih punya kelebihan, bagaimana saya mengenal teknologi pita, dan bagaimana saya mengeksplore kelebihan pita itu. Misalnya mengenal edit itu bagaimana.

Kalau dulu rekaman kan harus langsung jadi, sekarang kita bisa terimakasih ke control Z, dan Undo. Kalau udah ada control Z, selamat kita. Masing-masing punya artnya sendiri. Kita harus eksplore tetep. Eksplore dengan kegiatan kreatif itu dua hal yang saling menyatu-berkait. Dua-duanya harus dikerjakan."


Diakui Anto dirinya cukup mendapat influence dari musik klasik dan musik jazz. Ketika Anto kecil hari-harinya dipenuhi dengan mendengarkan musik jazz dari ayahnya. Anto juga sempat menimba ilmu dari Indra Lesmana, & Jack Lesmana.

"Sebenernya saya lebih banyak mendengarkan lagu klasik ya, dan jazz. Karena saya mulai belajar musik itu, karena saya terus-menerus oleh ayah saya di cekokin music jazz; dari Miles Davis, Dizzy Guilespee. Terus saya belajar ke Indra Lesmana, Jack Lesmana jaman tahun 1985. Waktu itu saya sama-sama belajar, sama Budjana, sama siapa lagi, banyak lah, Krisna ADA Band, jadi saya terinfluence oleh musik jazz."

Memasuki tahun 2000an dirinya lebih banyak mendengarkan musik klasik. Ia menjadikan music klasik sebagai teman untuk menemaninya dalam membaca buku. Dirinya juga kerap mendengarkan music scoring film karya Hans Zimmer. "Tetapi ditahun 2000an saya mulai, mendengarkan musik klasik. Dan sampai sekarang, musik klasik jadi bahan kalau buat saya lagi baca. Kalau saya mau lagi rileks. 

(bersambung.......)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun