Setiap seniman pasti mempunyai tokoh idolanya. Semacam panutan, dimana mereka bisa mengambil inspirasi . "Pemain saksofon yang menginspirasi gue itu Gerald Albright, Moze Parker terus ada lagi Canonball Alderly,Paul Desmud, Dirk Wallum, ada Mashey Washington, Terrence Martin, Brynson Cookk. Itu siy nama-nama itu yang menginspirasi gue secara role model, dan karyanya. Secara decision lifenya, secara how they play. How they build the band, dan lain-lain sihh".
Lewat saksofon, Tommy menemukan dunia lain dalam dirinya yang selama ini tersimpan rapat. Ia bukan saja menjadi session player, tapi juga membuat blantika musik Indonesia lebih berwarna. "Kedengarannya klise sih, tapi dengan bermain musik, gue bisa menembus semua lapisan masyarakat. Gue bisa temenan sama siapapun, karena saksofon gue bisa jalan-jalan sampai keluar negeri. Gue nggak pernah nyangka kalau akan sejauh ini, bisa ketemu orang baru, bahkan lingkungan baru", ujar Tommy yang pernah menjadi juara satu kompetisi World Championship Folklore International, untuk kolaborasi musik tradisional dengan saksofon di Bulgaria, tahun 2018 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H