Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gurihnya Usaha Telur Asin Sokita

26 Mei 2019   20:48 Diperbarui: 26 Mei 2019   20:53 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     

Telur asin merupakan menu yang akrab kita temui di meja makan. Namun pernahkah terpikir kalau telur asin yang kita temui berasal dari bebek kampung yang diangon, dan dikondisikan tempat hidupnya agar menghasilkan telur yang baik ?. Adalah Yulius Bimo Kurniawan pengusaha telur asin yang berasal dari Jogjakarta. Bersama istrinya Bernadhetta Widhi merintis usaha telur asin. Dengan brand Telor Asin Bebek Angon, mereka berusaha membesarkan usahanya ini. "Awal saya produksi telur asin mulai tahun 2007, karena kesibukan kuliah saya, maka hanya bertahan enam bulan", jelas Bimo.

Tampaknya tekad kuat Bimo untuk membuat usaha telur asin tidak padam. "Tahun 2017 saya bersama istri memulai lagi usaha pembuatan telur asin yang dulu sempat dirintis", terang Bimo lagi. "Lalu tahun 2018 pas kelahiran anak kami Dimna, kami mulai memberinya nama Sokita (Saudara Kita)", jelas pria berambut sebahu ini. 

Alasan Bimo memilih telur asin sebagai lini usahanya adlah karena telur asin merupakan sarana lauk-pauk yang tahan lama. "Telur asin sebagai lauk-pauk sanggup bertahan lama, semua orang pernah mengicipinya. Telur asin bisa bertahan 1-3 minggu. Bisa dikonsumsi sebagai lauk yang awet, praktis dan bergizi. Serta organik", ujar Bimo menimpali.

Pemilihan bahan baku berkualitas merupakan syarat mutlak dalam brand Sokita milik Bimo dan istrinya. "Kami memang memilih telur bebek terbaik, telurnya sendiri kami ambil dari bebek petelur yang diangon disawah", ujar Bimo. Dalam menjalankan usahanya ia bekerjasama dengan para peternak bebek dari Jogja. "Jadi kami menjalin kerjasama dengan peternak bebek dari seputaran Jogja, lalu kami mengambil telurnya dan kami olah lagi digubuk milik kami", ujar Bimo.

Dokumentasi Sokita
Dokumentasi Sokita
Tahapan yang dilalui untuk pembuatan sebuah telur asin juga dilakukan Bimo beserta istrinya. "Telur asin yang sudah kami ambil dari para peternak bebek, lalu melalui tahap pengolahan selanjutnya, yakni; pengasinan, perebusan, dan pendistribusian", jelas Bimo. 

Banyaknya pengusaha telur asin yang ritme berjualannya tidak tetap, menjadi penilaian ersendiri bagi Bimo. "Kebanyakan pengusaha telur asin cuma turun-temurun. Dan ada saatnya mereka produksi, dan ada saatnya mereka tidak berproduksi. Saat bahan bakunya tidak ada, mereka tidak berproduksi, kebalikannya saat bahan bakunya ada mereka baru berproduksi. 

Mereka itu on-off.Saya pengennya usaha telur asin saya stabil. Meningkat dan tidak cuma orang seputaran DIY saja yang mengicipinya", tambah Bimo. Keinginan Bimo menjadikan kota Jogja, sebagai kota produksi telur asin juga diungkapkannya. "Semoga kota Jogja, nantinya tidak saja sebagai produsen bakpia, tapi juga produsen telur asin", kata Bimo lagi. 

Menilik profesi pembuat telur asin, ternyata mereka bisa disejajarkan dengan koki. Ini disebabkan karena material / bumbu yang dipakai untuk membumbui telur asin memiliki takaran yang berbeda, untuk tiap pembuatnya. "Pada tahapan pengasinan kami memakai batu-bata, dan abu pembakaran. Tiap pembuat telur asin mempunyai perbandingannya masing-masing. Ini juga terkait dengan batu-bata, garam, abu dan cara-caranya dalam pembaluran telur asin (penyelimutan telur dengan adonan agar menjadi asin)", urai Bimo.

Indonesia patut berbangga karena metode pengasinan telur asin hanya dimiliki di daerah Brebes, dan tidak ada duanya. "Indonesia, mempunyai teknik pengasinan telur yang mungkin hanya satu-satunya di dunia, yang berasal dari Brebes", timpal Bimo menambahkan. Fakta ini merupakan keunggulan yang dimiliki Sokita.

Citarasa original telur asin, yakni; asin sengaja dipilih Bimo. "Menurut info yang saya dapatkan di Google, banyak orang mengicipi telur asin dengan beragam rasa, tapi mereka hanya sebatas ingin tahu saja, dan kembali ke citarasa original telur asin", kata Bimo yang gemar bepergian bersama keluarag kala senggang.

Dokpri 2.
Dokpri 2.
Menyinggung pangsa pasar telur asinnya, ia mengatakan lebih banyak pembelinya merupakan keluarga. "Konsumen saya rata-rata merupakan keluarga-ibu rumah tangga, mahasiswa. Ibu rumah tangga biasanya untuk stok lauk dirumah, kalau mahasiswa disimpan sendiri untuk dimakan. ada juga penggemar telur asin.

Jadi mereka beli telur asin saya untuk digado, bukan untuk dijadikan lauk", umbar Bimo. Telur asin milik Bimo bisa ditemui di beberapa tempat, diantaranya; di swalayan-Pamela Swalayan, di toko oleh-oleh khas panganan jogja. Mengenai harga telur asin Sokita, Bimo berujar bahwa harganya relatif terjangkau. "Dari harga telur asin net Rp 3.000-Rp 4.000. Tergantung besar kecilnya ukuran telur. Satu pack isi 3 harganya Rp 10.000, lalu telur asin isi 6 harganya Rp 20.000, dan yang isi 10 harganya Rp 33.000. Kalau kirim keluar jawa beda lagi, karena kena ongkos kirim", tandas Bimo.

Harapan Bimo sebagai pengusaha telur asin agar banyak orang semakin sadar akan sehatnya makanan organik. Sementara untuk inovasi telur asin ia berencana akan membuat varian telur asin. "Kedepannya saya ingin membuat bermacam jenis telur asin; telur asin ayam, telur asin puyuh, telur asin enthok", terang Bimo. 

Pemanfaatan serpihan telur asin yang hancur akibat proses pengolahan, tidak dibiarkan Bimo terbuang percuma. Ia memasaknya dalam bentuk panganan tradisional. "Saat ada telur asin yang hancur waktu proses pengasinan kami tidak lalu membuangnya tapi berencana akan memasukkannya kedalam botok dan pepes-jadi sebagai bahan campuran, kami sudah berkordinasi dengan pembuat botok dan pepesnya", tambah Bimo bersemangat.

Diakui Bimo telur asin produksi Sokita miliknya memiliki keunggulan. "Telur asin milik saya mempunyai keunggulan lebih gurih, lebih masir (kuning telurnya lumer di lidah, dan bertekstur seperti pasir), gambarannya seperti ita makan cookies, berminyak, tahan lama dan organik", jelas Bimo. Sosialisasi produk Sokita juga dilakukan Bimo melalui pameran. 

"Beberapa waktu lalu, Rumah Kreatif Bersama dengan disponsori Warung Spesial Sambal yang bermitra dengan Blibli.com membuka kesempatan kami untuk berpameran di Stadion Mandala Krida", terang Bimo menjelaskan. Ternyata kesempatan berpameran itu juga membukakan pintu lain bagi Bimo. "Sewaktu pameran kemarin tidak disangka, kami ditemui kepala toko milik Baim Wong, dan ditawari untuk mengisi telur asin di tokonya", jelas Bimo.

Dokpri 3.
Dokpri 3.
Sebagai pengusaha Bimo memberikan tips bagi mereka yang mau berwirausaha tapi masih bingung. "Kalau kita sudah punya keinginan, dijalani, dibuktikan. 

Nggak hanya sekedar di impian / angan-angan. Awalilah, jangan takut karena terbentur modal. Sebenarnya modal dari diri sendiri itu sudah bagus. Punya cita-cita itu modal. Karena pengeluaran finansial itu mengikuti. Kita mau usaha nggak cuma keluarin duit aja. Tapi nanti bertemu dgn produsen, buyer, konsumen. Jadi kita sambil jalan, sambil cari tahu. Saat kita menemui permasalahan, harus cepat diselesaikan dan jangan ditunda", terang Bimo menguraikan.

Sokita bisa ditemui di;
Alamat: JL.Gatak Gg.Tulip RT 10 / RW 05 Karangbendo, Banguntapan Bantul
Email: sokitajaya@gmail.com
ig: @sokitajaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun