Mohon tunggu...
Benediktus Andre Setyawan
Benediktus Andre Setyawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa yang belajar untuk menulis, dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelantikan Anggota DPR-RI dan Rupiah yang Tercecer Dibaliknya

2 Oktober 2014   00:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siang tadi, sebanyak 560 anggota DPR-RI yang berasal dari berbagai dapil dan parpol diambil sumpahnya di Gedung DPR-RI. Pengambilan sumpah dilakukan oleh Ketua MA yakni Bapak Hatta Ali. Dalam tayangan singkat yang disiarkan melalui siaran televisi, saya menyaksikan prosesi tersebut. Sekilas, pelantikan anggota DPR-RI ini nampak biasa-biasa saja, namun juga terlihat begitu mewah jika kita mau menelisik lebih jauh. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin berbagi opini mengenai angka-angka rupiah yang ada dibalik pelantikan anggota DPR-RI ini.

Opini tetaplah opini, tapi saya akan berikan data yang saya peroleh dari salah satu berita Kompas.com di link ini . Saya ingin anda membaca berita tersebut sebelum melangkah lebih jauh untuk membaca opini saya. Saya tak ingin Rp 16 Miliar rupiah yang dianggarkan pemerintah melalui KPU dan akan saya bicarakan kali ini hanyalah menjadi pengetahuan yang sambil-lalu saja. Baca, dan pahami berita di link tersebut.

Uang paket, payung, kaus, tas, topi, pin, spanduk untuk anggota DPR-RI masuk dalam anggaran belanja yang dikeluarkan oleh negara? Mengerikan sekali. Yang saya tahu, mereka semua terpilih melalui proses" yang begitu panjang dan melelahkan, dan tentunya mengeluarkan dana yang tak sedikit. Mereka semua mampu menyelenggarakan event guna memperkuat pengaruh mereka di depan mata rakyat didaerah pemilihan mereka, mereka mampu berbagi sembako bagi rakyat miskin yang ada didaerah pemilihan mereka, namun untuk payung  yang hanya seharga Rp. 100.000 saja (saya menggunakan kata saja mengingat nominal tersebut jika dikonversikan menjadi sembako kira" hanya bisa dijadikan 2/3 paket sembako, sedangkan sembako yang mereka bagikan berjumlah ratusan) mereka peroleh dari pemerintah, sudah miskin kah mereka setelah berbagi sembako kepada rakyat kecil? Haruskah pin yang hanya seharga Rp 30.000 dibebankan kepada pemerintah? Apakah suatu keharusan mereka memiliki tas baru seharga Rp 300.000 dan pemerintah(yang tentu saja menggunakan uang rakyat) membayar untuk itu?

Sekarang, kita gunakan perhitungan matematis. Andaikata, atribut" yang sifatnya individu dan tidak mendesak ditanggung oleh tiap" anggota DPR-RI, berapa banyak uang yang berhasil dihemat oleh pemerintah?

Tas Anggota Dewan     : Rp 300.000 x 560 = Rp 168.000.000

Payung                            : Rp 100.000 x 560 = Rp 56.000.000

Pin                                    : Rp 30.000 x 560 = Rp 16.800.000

Topi                                  : Rp 50.000 x 560 = Rp 28.000.000

Kaus                                 : Rp 100.000 x 560 = Rp 56.000.000

Baju Batik                       : Rp 400.000 x 560 = Rp 224.000.000

Total anggaran untuk keperluan individu anggota DPR-RI : Rp 548.800.000

Angka yang cukup besar, bukan? Andaikata tiap-tiap anggota DPR-RI harus membayar pun, mereka hanya merogoh kocek sebesar Rp 980.000, angka yang menurut saya sangatlah kecil untuk pejabat sekaliber anggota DPR-RI.

Andaikata pemerintah mau berhemat, dan tiap-tiap anggota DPR-RI mau lebih mawas diri, maka penghematan anggaran untuk pelantikan ini bisa dilakukan. Jangan sampai anggaran yang begitu besar ini digunakan untuk hal-hal yang tak seharusnya ditanggung oleh pemerintah. Masih banyak rakyat yang miskin papa, menderita, dan sudah seharusnya dan sepantasnya para "wakil rakyat" itu lekas memandang rakyat yang membutuhkan uluran tangan dan dedikasi dari para wakil-wakil mereka. Salam.

Benediktus Andre Setyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun