Mohon tunggu...
Benediktus Andre Setyawan
Benediktus Andre Setyawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa yang belajar untuk menulis, dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Presiden Kami Menjadi Presiden Kita

20 Oktober 2014   20:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:21 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, sosok presiden baru telah lahir bagi bangsa ini. Tepat hari ini, pasangan presiden-wakil presiden terpilih Bapak Ir. H. Joko Widodo & Bapak Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla dilantik sebagai presiden ke-7 Republik Indonesia (ke-9 andai pemimpin di masa PDRI dihitung). Begitu banyak kisah menarik yang menghiasi hari bersejarah ini, dari kisah putra sulung Pak Jokowi yang menurut saya cukup jenaka dalam menanggapi wawancara media dan tampil dengan rambut mohawknya, hingga Bapak Prabowo Subianto yang dengan besar hati, menunjukkan sikapnya sebagai negarawan dengan menghadiri acara pelantikan Pak Jokowi, bahkan melakukan penghormatan ketika pelantikan Pak Jokowi dilaksanakan. Kisah-kisah kecil ini melengkapi hari bersejarah yang diharapkan menjadi awal dari suatu harapan, harapan bahwa Indonesia Baru akan segera terwujud.

Diluar sana, sangat banyak sekali kisah lain yang turut menghiasi acara pelantikan Pak Jokowi. Salah satunya adalah saya memperoleh informasi dari rekan relawan bahwa ada sekelompok petani di Jawa Tengah yang rela patungan Rp. 100 Ribu / orang guna menyewa bus dan pergi ke Jakarta untuk sekedar menyaksikan Pak Jokowi dari jarak yang lebih dekat, dan meramaikan Pesta Rakyat yang digelar untuk merayakan pelantikan beliau. Pesta Rakyat ini dimeriahkan oleh para seniman yang dengan rela tampil tanpa bayaran untuk ikut menyebarkan energi positif,merayakan pelantikan presiden baru untuk negeri ini. Belum lagi masih ada banyak pesta rakyat kecil-kecilan yang digelar di berbagai daerah, uniknya sebagian besar pesta rakyat tersebut dibiayai oleh para relawan sendiri, bukan oleh partai pendukung Pak Jokowi-JK yakni PDIP,Nasdem,Hanura,dan PKB. Pesta Rakyat ini pun juga menjadi kisah tersendiri untuk kita ingat, karena saya ingat betul pada zaman Bapak SBY gelombang masyarakat yang merayakan keberhasilan beliau dalam pemilu tidak semasif dan sebesar ini.

Dari contoh peristiwa diatas, kita harus jujur untuk berkata pada diri kita bahwa mereka semua tidak main-main dalam urusan ‘membawa’ Pak Jokowi naik sebagai pemimpin mereka. Ada semangat yang membakar mereka, memotivasi mereka untuk dengan sungguh-sungguh mensukseskan pencalonan Pak Jokowi di masa kampanye dan merayakan pelantikannya pada hari ini. Mereka melakukan hal-hal yang tak biasa kita temui di negeri ini, ketika seorang pemimpin begitu dicintai oleh rakyatnya, bahkan gelombang kegembiraan itu begitu luas terasa, tidak hanya dirasakan oleh para pendukung Pak Jokowi, tapi juga oleh masyarakat lainnya. Dulu, bagi para relawan Pak Jokowi, mereka hanya bisa mendamba, mereka hanya bisa berharap supaya beliau dapat terpilih sebagai Presiden RI. Bagi mereka, Pak Jokowi telah menginspirasi mereka, mampu menyentuh hati mereka, sehingga merekapun merasa bahwa Pak Jokowi telah menjadi Presiden bagi diri mereka. Pada akhirnya, terwujudlah keinginan mereka tersebut, Pak Jokowi yang dulunya mereka sebut sebagai ‘Presiden kami’, kini dengan rasa syukur bisa mereka sebut sebagai ‘Presiden Kita’.

Kini, beliau telah benar-benar menjadi Presiden Indonesia. Sudah saatnya bagi para relawan untuk sesegera mungkin undur diri. Sudah saatnya kita merangkul satu sama lain, sudah saatnya kita berdamai dengan orang-orang yang dulu sempat berseteru dengan kita akibat perbedaan pendapat mengenai presiden dambaan. Kini telah datang waktunya bagi kita untuk berdiri di barisan yang sama, mengawasi amanat kekuasaan, mengawal pemerintahan Pak Jokowi-JK supaya bisa mewujudkan Indonesia Baru seperti yang kita semua inginkan. Tidak ada lagi pendukung No. 1, tidak ada lagi pendukung No. 2. Hari ini kita lepaskan seluruh pembeda yang memecah belah kita selama ini. Marilah kita rayakan kegembiraan politik ini dengan penuh rasa syukur dan harapan. Kita syukuri segala hal baik yang telah dijalani oleh bangsa ini, dan tetap berharap agar bangsa ini bisa menjadi lebih baik pada pemerintahan Bapak Jokowi-JK. SALAM 3 JARI!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun