Tanpa diduga Kompasiana berkunjung ke Kota Cirebon, sebuah kado istimewa buat blogger setia Kompasiana bisa bersilaturahmi langsung dengan jawara-jawara Kompasiana.
Kali ini Kompasiana bekerja sama dengan JNE Cirebon dalam acara KopiWriting dengan Tema Digitalisasi Dorong UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional, yang digelar di resto ternikmat Olive Bristo Jl. Siliwangi No. 80 Kota Cirebon.
Pengertian UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro
Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Sekitar 98.7% UMKM di Indonesia adalah Usaha Mikro, dan struktur seperti ini tidak berubah dari 10 tahun lalu.
Hal ini mengindikasikan bahwa Usaha Mikro kita tak kunjung naik kelas menjadi Usaha Kecil atau Menengah.
Dari 58 juta UMKM yang ada di Indonesia, UMKM yang bergabung dengan e-commerce baru sebanyak 8 juta atau 14% secara prosentase.
Dan Kota Cirebon pada khususnya, dalam masalah ini terus berupaya meningkatkan pelaku UMKM agar lebih mempunyai nilai jual yang tinggi serta mampu bersaing di era Revolusi 4.0
Menurut Saepudin Jupri, Kabid Koperasi dan UMKM dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Cirebon, mengatakan bahwa UMKM Kota Cirebon terus dioptimalkan keberadaannya dengan membuat format program.
Program Pengembangan UMKM Kota Cirebon adalah :
1. Pembangunan sarana Pemasaran Produk-produk UMKM
2. Pelatihan Kewirausahaan
3. Meningkatkan kerjasama/kemitraan UMKM
4. Mengembangkan Informasi dan fasilitasi Akses Permodalan
5. Pembinaan Kualitas Produk UMKM
6. Bantuan Sarana dan Prasarana bagi UMKM
7. Fasilitasi Promosi (dalam & luar negeri)
8. Pelatihan Pemasaran (online & offline)
9. Pelatihan Teknis UMKM
10. Fasilitasi Bantuan Kemasan
11. Pelatihan Manajemen UMKM
12. Fasilitasi/bantuan Legalitas Produk
Adapun jenis pelaku UMKM di Kota Cirebon yang berjumlah 2552 UMKM dengan varian usaha :
Kuliner : 24%
Fashion : 5%
Industri Kreatif : 3%
Lain-lain : 68% (meliputi Jasa, Pertanian,
Peternakan, Perdagangan pasar, dan sebagainya )
Kendala yang muncul didalam upaya peningkatan UMKM ini adalah :
A. Bagi Pelaku Usaha (UMKM)
1. Persaingan dengan pengusaha bermodal besar
2. Terbatasnya Inovasi dan Kreatifitas Produk dan
Kemasan
3. Terbatasnya Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi
4. Kurangnya Kelengkapan Perizinan
 - P.IRT
 - Sertifikat Halal
 - HAKI
4. Permodalan
5. Kurang tertibnya manajemen keuangan
 (Pembukuan)
6. Pemasaran
7. Minimnya Peralatan Produksi
11. Kurangnya transfer ilmu (regenerasi)
12. Kurangnya pemanfaatan SDA yang
 bersifat tradisional/etnik
13. Kurangnya Kerjasama antar UMKM
 pengadaan bahan dan pemasaran
B. Â Untuk Pemerintah
1. Belum tersedianya sarana pemasaran
 produk-produk UMKM
Tantangan dan Permasalahan yang
dihadapi UMKM Kota Cirebon
8. Penyerapan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja
9. Kesiapan Menghadapi Pasar Global
10. Minimnya Promosi
ekonomi Indonesia.
Di era digitalisasi, ketepatan waktu dan safety pengiriman mutlak diperlukan untuk.meningkatkan mutu kualitas produk.
Konsep Connecting Happiness, bukan hanya kepuasan pelanggan tetapi juga bisa memberikan manfaat yang bersinergi pada kemitraan strategis dengan peningkatan kualitas aspek tehnologi dan infrastruktur.
Hal ini diakui juga oleh Firman Ramadhan , Deputy Manager & Marketing JNE Cirebon bahwa JNE selalu siap membantu pelaku UMKM bukan hanya sebagai jasa pengantar, namun sekaligus membantu all-out dari mulai packaging hingga pengiriman.
Artinya pelaku UMKM hanya mengantar barangnya saja, pihak JNE akan memfasilitasi proses pengemasan sesuai dengan keinginan atau ketentuan pelaku UMKM.
Dalam kesempatan JNEKopiWriting, hadir Marketing Manager Batik Trusmi - Coky, yang mewakili Sally Giovanny, pemilik Batik Trusmi yang sukses dalam retail bisnis batik di Indonesia dan telah beberapa kali mendapatkan penghargaan Rekor Muri.
Batik Trusmi, menyikapi peningkatan UMKM sangat terbuka membantu memberikan ruang display. Diharapkan dengan padatnya frekwensi customer yang datang, akan menjadi daya tarik tersendiri pada produk UMKM yang dipajang. Namun menurutnya, produk yang ditampilkan harus menarik dan bagus agar bisa mendapatkan perhatian tersendiri para pengunjungnya.
Sungguh sangat bersyukur dengan kehadiran Kompasiana serta JNE semoga bisa menjadikan semangat tersendiri bagi para pelaku UMKM Kota Cirebon pada khususnya, demi peningkatan ekonomi daerah dan bisa menjadikan pioneer menembus pasar internasional.
Dan kerja tulis rekan-rekan blogger Kompasiana pun bisa membantu dalam upaya peningkatan ekonomi dan UMKM secara langsung sebagai kepedulian kita bersama bukan hanya sekedar tulisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H