Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suatu Siang Bersama Sang Presiden

17 Desember 2015   21:20 Diperbarui: 17 Desember 2015   21:20 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi ternyata bukan hanya sekedar santap siang. Usai santap siang Presiden ternyata masih menyediakan waktunya memberikan pencerahan, berdialog, berfoto bersama dengan semua kompasianer dari tiap meja dan yang tak kalah mengejutkan, Presiden juga bersedia menandatanganii 100 undangan sebagai kenang-kenangan secara spontan. Bayangkan betapa pegalnya menandatangani 100 kartu undangan, apalagi bagi seorang Presiden yang kesibukannya tak kepalang tanggung. Penulis sempat memperhatikan perubahan raut wajah Paspanpres yang sedikit menegang menyaksikan kelakuan kompasianer yang agak diluar keprotokelaran istana. Tapi mantan Gubernur DKI itu kelihatan tetap santai membuat Paspanpres urung melarang.

Mengingat keterbatasan waktu, dengan santun menyetop kegiatan tanda tangan undangan itu di tengah jalan dan meminta agar yang sisanya dikumpulkan saja. Presiden hanya tersenyum simpul melihat ulah tamunya. Penulis termasuk diantara sekian puluh blogger yang undangannya tidak sempat ditandatangani. Tentu saja saya tidak berharap lagi tanda tangan Presiden di atas kartu undangan saya itu bisa saya jadikan kenang-kenangan. Sambutan santap siang ini saja sudah lebih dari cukup.

Siapa yang nyana bila kemudian pimpinan rombongan dari Kompasiana, Iskandar Zulkarnaen yang akrab kami sapa Isjet mengumumkan di grup whatsup kalau pihak Istana telah mengirimkan semua undangan yang tersisa ke kantor Kompas Gramedia dan sudah ditandatangani Presiden.

Oh my God, terbuat dari apa hati Presidenku ini sampai hal sepele seperti itu masih juga menjadi perhatiannya,” celetuk saya sendiri sambil membayangkan seorang Presiden dari negara besar berpenduduk 240 juta jiwa ini malam-malam terbangun menyelesaikan sisa kartu undangan yang belum ditandatanganinya.

“Ya Tuhan panjangkan umur Presidenku ini, beri dia perlindungan dan kesehatan prima karena saya yakin masih sangat banyak kebaikan yang menyentuh hati yang ingin dinikmati rakyat negeri ini darinya,” batin penulis.

Masih banyak hal yang penulis berniat tuangkan di dalam tulisan ini, tapi rasanya cukup ini saja untuk menggambarkan suasana santap siang yang pasti tak akan penulis lupakan. Pada tulisan lain akan penulis ceritakan bagaimana sudut pandang sang Presiden berkaitan berbagai perkembangan terakhir di dunia maya. (@bens369)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun