------------------------------------------
Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo disadap. Berita di Tribunnews.comhari ini (20/2), tentu saja mengejutkan. Andaikata yang membaca tulisan ini penyadap karet di kampung saya sana, pasti dia akan bingung. Emangnya Jokowi tinggal di pohon karet sampe disadap-sadap?
Yang pasti Jokowi masih tinggal di sebuah rumah berwujud bangunan terletak di Jl Taman Suropati No 7, Menteng, Jakarta Pusat. Perihal tiga alat sadap yang ditemukan di rumah dinas tersebut, mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purnawirawan) A.M. Hendropriyono, seperti diberitakan Tribunnews.com, menjamin bukan ulah intelejen negara atau TNI.
Lalu siapa gerangan yang kurang kerjaan memasang alat sadap itu? Mungkin kurang tepat disebut ‘kurang kerjaan’, malah mungkin dapat pekerjaan gede dengan bayaran yang mahal. Maklum satu kesalahan Jokowi yang bisa di blow up sekarang ini boleh jadi berharga puluhan milyar. Jauh beda dengan harga setangkup tempurung getah karet yang disadap petani di kampung saya, harganya hanya sekitar dua ribu perak.
Mungkin sinyalemen Hendropriyono bisa menjadi pijakan awal. "Menurut saya ini kerjaan lawan politiknya. Karena kan Jokowi itu sekarang paling atas. Survei paling atas dimana-mana kan dimusuhi. Semua yang paling atas kan pasti musuhnya banyak. Tapi jangan lupa kawannya juga banyak," tegas mantan kepala BIN pertama ini di Markas Besar AD, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014).
Nah, kamu hampir ketahuan nih. Ayo acung tangan siapa yang merasa dirugikan kalau Jokowi berada di posisi paling atas? Atau kalau tidak berani, titip saja hasil sadapan itu di pintu masuk salah satu stasiun TV, saya jamin pasti dimuat. TV mana sih yang tidak mau menaikkan rating-nya? Jadi anda, siapapun itu, pasti aman karena anda tidak ketahuan, tapi tujuan anda tercapai untuk menumbangkan popularitas Jokowi.
Kalau tidak ada hasil sadapan yang mengejutkan dalam dua pekan mendatang, kemungkinan isi sadapan di ruang tamu cuma suaranya Jokowi yang terus ngomong: “Aku gak mikir itu, saya cuma mau ngomongin pemulihan dampak banjir, mengusut pelaku kecurangan pengadaan bus Transjakarta, manggil kontraktor monorail yang gak jalan-jalan itu..”
Kalau sadapan yang di ruang makan, bisa diduga isinya, paling Jokowi ngomong bolak-balik menanyakan makanan kesukaannya yang tidak jauh-jauh dari tempe, perkedel jagung atau sayur kangkung. Kalaupun ada pembicaraan lain, paling juga sekitar perkembangan sekolah dan pekerjaan anak-anaknya.
Nah mungkin yang banyak penasaran adalah hasil sadapan dari kamar tidur Jokowi yang ditempatinya bersama istrinya, Iriana. Kalau urusan ini saya tidak ikutan, mending mendengar rekaman suara Jokowi di kamar mandi sambil menyanyikan lagi Darah Muda. Tapi alat penyadapnya ternyata cuma tiga, jadi tidak sempat dipasang satu di kamar mandi. Sayang sekali.
Ya itulah bagian dari dinamika tahun politik. Pelajaran bagi siapa saja yang berada di pusaran tarik menarik kepentingan. Bagi anda yang kebetulan berada di pusaran itu. Saran saya waspadalah. Kalau kebetulan menemukan alat sadap di rumah, jangan kaget dan jangan dirusak. Pelan-pelan bawa alat sadap itu ke toilet dan tempatkan di (maaf) lubang kloset. Yang penting jangan sampai kena air biar hasil rekamannya nanti bisa dinikmati oleh si pemasang. (@Ben396).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H