Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ada Gerakan Sistemik untuk Menghalalkan Babi?

3 Maret 2014   20:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mengapa anak babi kalau berjalan nunduk-nunduk seakan bermaksud menyembunyikan wajahnya Pap?  Tanya anak saya ketika kami berdua melaju di atas kendaraan di jalan tol dalam kota menuju ke Utara.

Karena hari masih pagi, sabtu pula, makanya jalan agak sepi dan langit agak abu-abu terselubung asap kendaraan sisa semalam. Anak saya berusaha mengusir kesunyian dengan membuat bahan obrolan. Namun karena masih belum mood, jawaban saya sekenanya saja. “Ya karena memang sudah demikian itu perilaku babi dari sono-nya.”

Anak sulung  saya dengan kalem menimpali, katanya karena anak babi itu malu orangtuanya babi yang telah memicu kontroversi dan polemik dimana-mana, makanya jalannya nunduk-nunduk karena malu.

Hah? Bener juga kali ye? Disamping geli mendengar jawabannya, saya juga diam-diam jadi bersimpati sama anak babi yang masih punya malu sampai jalan saja  harus menunduk-nunduk padahal itu masalah orangtuanya.

Sepertinya manusia harus belajar berperilaku sama anak babi, punya rasa malu dan menghukum dirinya karena malu. Padahal di tivi banyak manusia yang sudah jelas-jelas di vonis bersalah oleh pengadilan masih bisa mengangkat kepala sambil tersenyum ke awak media. Apa mereka kekurangan hormon malu ya?

Lalu anak sulung saya nanya lagi. Kenapa induk babi kalo telinganya dikerubungi lalat selalu menggeleng-gelengkan kepala?

Jawaban saya normatif aja. Ya, karena kaki si babi penuh lumpur jadi gak enak kalo nepok lalat di kupingnya. Orang aja kalau kupingnya dikerubungi lalat sementara tangannya kotor gak bisa nepok, paling bisanya geleng-geleng untuk ngusir lalatnya. Singkatnya induk babi menggeleng karena mau mengusir lalat.

Tapi kata anak saya bukan itu jawabannya. Lha? Lalu? Lalat-lalat itu pada ngumpul di sekitar kuping sang babi sedang membisikkan gosip bahwa sepertinya belakangan ini ada gerakan sistemik untuk menjadikan babi makanan halal.

“Lantas apa hubungannya dengan menggelengkan kepala?” serang saya untuk mempertahankan jawaban saya sebelumnya.

“Ya jelas aja dia menggelengkan kepala dengan keras, dia kan sangat tidak setuju dengan gerakan itu,” jelas anak saya sambil terkekeh.

Ia melanjutkan seakan juru bicara si babi. Kata si babi, diharamkan saja sudah membuat dia sedih melihat banyak keluarganya dibantai, dimutilasi, dikuliti dan digantung terbalik setengah matang di restoran-restoran  di Shanghai, Hongkong,  Guang Zhou dan lain-lain. Apalagi kalo sampai dia dihalalkan.

“Hmmm. Make sense” kata saya bergumam seakan ikut memahami perasaan si babi padahal sebenarnya geli setengah mati membayangkan kalo sampai ada segerombolan babi yang terprovokasi melakukan demo anti halal.

“Terus kenapa anak kelinci kalau berjalan melompat-lompat Pap ?”

Anak saya mengalihkan topik atau masih ada hubungannya ya dengan joke sebelumnya? Saya berpikir sejenak mencari jawaban yang lucu, tapi tidak ketemu.

“Nah kalo ayah gak tahu, jawabannya adalah karena si anak kelinci bergembira orangtuanya bukan babi !”

“Haaahhh ??? !!!! Gubrak, apa hubungannya?”

“Ya namanya juga joke jangan sensitif gitu dong pap..hehehe.”

----------------

Joke dalam perjalanan mengantar Achmad Zulfikar ke tempat seminar di Kampus Binus Anggrek, Sabtu 01/03/14.

Illustration pict belongs to: deviantart.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun