[caption id="attachment_330673" align="aligncenter" width="638" caption="Rekayasa konstruksi membuat restoran tepian sungai "][/caption]
Posisi sentul City untuk menjadi tempat peristirahatan sebelum melanjutkan perjalanan ke arah puncakmemang sangat strategis. Tempat itulah yang menjadi salah satu tujuan kami dalam rangkaian acara Rally Wisata New Nissan March Sabtu 7 Mei dua pekan lalu. Ini adalah catatan tersisa di mana pada tulisan sebelumnya, saya hanya mengulas keandalan New Nissan March yang telah saya uji kemudi (test drive) dari Show Room M.T. Haryono ke Sentul, pergi dan pulang.
Karena rally-nya sudah saya ceritakan di tulisan yang lalu, kini saya ingin memberikan penilaian dan apresiasi saya terhadap “Restoran Apung” Ah Poong. Sebuah kumpulan restoran unik yang sebenarnya lebih pantas disebut sebagai “food court” tepi sungai. Namun karena bentuk arsitekturnya menyerupai perahu, maka ketika air sungai dalam keadaan pasang, dari seberang di mana para pengunjung berdatangan dan memarkir kendaraan, terlihatlah sebuah restoran besar yang terapung yang dihubungkan oleh sebuah jembatan gantung.
Kata Ah Poong sendiri tidak jelas apakah dari bahasa mandarin atau bahasa lokal. Yang pasti kalau disebutkan kedengarannya seperti menyebut kata “Apung”, maka komplitlah posisi, arsitektur, dan penyebutan restoran itu sebagaimana yang diharapkan “mungkin” oleh kreatornya sebagai restoran yang terapung di atas sungai.
Terus terang sudah lama saya mendengar restoran yang kesannya unik ini, dan baru pada kesempatan Rally New Nissan March ini saya benar-benar berkesempatan mampir menikmati berbagai kuliner khas Tradisional Indonesia. Soal harganya? Ah ini saya kira relatif, bahkan saya berani mengatakan jauh lebih murah dari harga makanan di sejumlah restoran atau pusat perbelanjaan di Jakarta. Jadi kalau sanggup menjajal kuliner di food court pusat perbelanjaan di Jakarta, maka di Ah Poong pun berarti tidak ada masalah soal harga.
Saya mencoba sejumlah kuliner yang kesemuanya rasanya maknyus. Tetapi memang yang selalu saya ingat hanya gado-gado, es duren, dan tentu saja es lemon tea. Selebihnya saya hanya ingat, mengenalinya dan menikmatinya saat di tempat makan dan setelahnya terlupakan, teringat hanya rasanya. Masing-masing orang kan beda ya? Saya penggemar kuliner praktis dari mana pun asalnya dan bagaimanapun rasanya. Sehingga begitu melihat tayangan peraga atau foto pada buku menu tentang suatu makanan, bahasa saya cuma, “Saya mau yang itu, yang ini dan minumnya es lemon tea, pentupnya es duren kalo ada.”
Nah dalam hal keragaman alternatif kuliner itu, saya boleh acung jempol dua jari untuk restoran Ah-Poong. Tak heran bila restoran ini ramai dikunjungi oleh warga Jakarta dan sekitarnya terutama pada hari libur. Nah, di tempat ini, kemurahan hati PT. Nissan Motor Indonesia rupanya belum berakhir dengan mentraktir 28 Kompasianer di sebuah restoran unik. Berbagai permainan tim dan individu-pun digelar dengan beragam hadiah, mulai dari gymmick kecil sampai sejumlah gadget bahkan uang tunai.
Permainan, kegembiraan dan keakraban terus berlanjut hingga menjelang sore, saat di mana Panitia mengingatkan untuk bergegas kembali ke kendaraan masing-masing agar menghindari kemacetan lalu lintas di tol jagorawi yang biasanya dipadati oleh pengemudi yang menuju ke Jakarta di sore hari. Sebuah rally dan tentu saja kemasan acara yang apik dan pasti tak terlupakan. Terimakasih Nissan Motor. [@bens369]
[caption id="attachment_330678" align="aligncenter" width="638" caption="Suasana di atas restoran "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H