Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Aksi Kecil Menyelamatkan Planet Bumi

1 Oktober 2014   18:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:47 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412136898658917091

[caption id="attachment_345306" align="aligncenter" width="603" caption="KALAU BUKAN SAYA, SIAPA LAGI? Mengurangi konsumsi makanan yang berkemasan tidak ramah lingkungan, berarti ikut menyelematakan planet bumi ini, dan Indonesia tentunya. Setidaknya kelola sampah kemasan anda dengan cara yang ramah lingkungan. | Sumber: www.buynothingday.co.uk"][/caption]

Kebiasaan nonton film Superman, Kapten Amerika. Thor dan Super Hero sering membuat kita, termasuk saya tentunya, tercekoki bahwa untuk menyelamatkan kelangsungan hidup planet ini kita terlebih dahulu harus menjadi Super Hero.

Dari aktivitas makan dan minum kita saja atau yang biasa disebut konsumsi, sebenarnya kita sudah bisa beraksi menyelamatkan bumi ini. Caranyapun sederhana, gak perlu bawa-bawa palu gada raksasa kayak si Thor atau bawa-bawa tameng besi kayak si Kapten Amerika. Cukup bawa hati dan akal sehat.

Saat anda berbelanja, bila tidak perlu-perlu amat, apalagi kalau si Amat anak anda memang tidak perlu, usahakan pilih makanan yang tidak berkemasan atau berbungkus. Mengapa? Karena bungkus makanan anda pasti akan anda buang, kecuali anda sejenis mahluk yang suka makan makanan dengan kemasannya.

Kemasan yang terbuat dari plastik sintetis bila terhampar di atas atau di bawah permukaan tanah, butuh ratusan tahun untuk bisa terurai. "Kan cuma satu, itupun sekali seminggu..." Begitu gumam saya dulunya membenarkan perbuatan bejad saya membuang bungkus snack ke tempat sampah setelah isinya yang penuh penuh penyedap rasa itu ludes.

Kenapa saya menyebutnya bejad? Ya pantas saja disebut demikian karena saya hanya membayar sejumlah rupiah, itupun sudah saya nikmati snack yang gurih meskipun ber-monosodium tinggi, lalu saya membuang pembungkusnya yang akan membawa kerusakan bagi planet bumi ini selama ratusan tahun. Berapa yang saya bayar untuk kerusakan jangka panjang itu?

Andaikata hanya saya penghuni planet ini, mungkin alasan saya masih bisa diperdebatkan. Tapi bayangkan, satu persen saja dari penduduk bumi ini yang berjumlah 7,2 miliar atau sekitar 72 juta aktif makan snack berkemasan plastik seperti saya, berapa ton plastik yang kita bebankan ke planet ini setiap hari?

Terserah yang lain, pastinya saya tidak mau lagi menjadi bagian dari orang yang berkontribusi terhadap kerusakan planet ini dengan sadar. Dua anak saya yang kecil sudah menjadi "pengikut" saya. Setidaknya mereka mau akur hanya membawa kerupuk yang digoreng mbak-nya di rumah di dalam kontainer plastik yang bisa dipakai berulang-ulang.

Anak-anak saya mulai belajar bersepakat untuk tidak membeli snack berkemasan kalau tidak pengen banget, dan pastinya kemasannya harus disimpan, nanti dihitung dan dimusnahkan di akhir tahun.  Itulah sekelumit kisah aksi kecilku menyelamatkan planet bumi, dan pastinya agar Indonesia tetap eksis dan jaya - Salam Kompasiana - Namaste. (@Ben_369).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun