Dukungan media untuk memperkenalkan produk-produk di bidang permukiman yang telah dihasilkan oleh bangsa sendiri menjadi sangat penting dan strategis karena produk-produk tersebut langsung ke tangan pemakai (end user).
“Kalau hasil riset di bidang jalan dan irigasi misalnya, masih ada perantara konsultan yang akan menerjemahkan dan mengaplikasikannya sebelum dinikmati oleh end user. Tetapi hasil riset dan produk di bidang permukiman tidak ada perantara, langsung bersentuhan dengan pengguna akhir,” jelas Iwan. Olehnya, edukasi kepada masyarakat yang merupakan calon pengguna potensil dari riset dan produk permukiman menjadi sangat penting.
Iwan mencontohkan teknologi komposter, suatu produk yang telah diaplikasikan oleh Puslitbang Permukiman di berbagai proyek untuk pengelolaan limbah atau sampah domestik sembari menghasilkan pupuk, penggunaannya langsung oleh rumah tangga. Jadi keputusan menggunakan komposter dalam negeri produksi bangsa sendiri atau menggunakan produk luar ada di tangan masyarakat.
Pada sisi inilah Iwan melihat pentingnya kerjasama Puslitbang Permukiman dengan srtakeholder lain, diantaranya para investor dan aplikator yang akan menngembangkan produksi massal berskala komersil dari setiap produk riset yang sudah dinilai layak untuk dipasarkan, sehingga secara ekonomis akan bisa bersaing dengan produk lain di pasar.
Informasi selengkapnya mengenai produk yang telah dihasilkan oleh Puslitbang Kemenpupera, baik yang telah berstandar nasional Indonesia (SNI) hingga produk terapan yang jumlahnya ratusan dapat diakses melalui situs Puslitbang Permukiman.
Sebagai ilustrasi dapat disebutkan diantaranya: Agregat Buatan Dari Tanah (ARTA), Alat Uji Kinerja Kepala Sprinkler, anak kunci pintu rumah sederhana, aplikasi bambu laminasi pada bangunan tradisional, artificial light-weidht agregates (ALWA), bak mandi baja berlapis email, bambu laminasi, bambu sarang tawon (Busaron), bambu sephyr, bata, batako, papan kayu plastik (yutik), panel dari limbah tebu, genteng sejuk, panel dari sabut kelapa dan ratusan lagi produk yang siap dikembangkan dan siap pakai.
Khusus untuk konstruksi yang yang terintegrasi menggunakan bahan dan teknologi dalam negeri yang telah dikembangkan oleh Puslitbang Permukiman bisa disebutkan diantaranya: Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang sudah diaplikasikan di kawasan rawan gempa di Aceh dan Pakistan. Selain sehat dan tahan gempa karena materialnya terbuat dari bahan alami yang kuat, rumah ini juga tergolong sangat murah, hanya sekitar satu juta rupiah per meter.
Selain RISHA ada juga Rumah Instan Kayu (RIKA) dan Rumah Sederhana Sehat yang telah ber-SNI. Sementara untuk peruntukan permukiman komunitas Puslitbang juga telah membesut Rumah Deret tipe Masionet dan Masionet dengan LVL seperti yang diaplikasikan di Kampung Deret Petogogan.
Sementara produk Rumah Susun yang telah dikembangkan bukan hanya yang seperti dikenal selama ini seperti yang dikembangkan pada sejumlah rumah susun menggunakan N-Panel yang belakangan dibangun, diantaranya di Cimahi, Jawa Barat, juga sudah dikembangkan model Rumah Susun Kayu, C-Plus, T-Cap dan Box.
Diantara sejumlah produk yang banyak diminati, beberapa yang saat ini telah dikomersilkan bekerjasama dengan aplikator (pabrikan) adalah untuk pengolahan air limbah rumah tangga sebutlah diantaranya biofil, biority dan bio-3 yang bahkan bisa mengembalikan air dari septik tank ke alam tanpa tercemar bakteri Entamuba Colii.
[caption id="attachment_356806" align="aligncenter" width="620" caption="Rumah Susun Cimahi, Rumah Instan Sehat Sederhana (RISHA) (atas) dan bawah adalah Gedung Teknologi Pengolahan Air Minum dan Sanitasi Terpadu di Pucang Sawit, Solo tampak depan dan samping - Sebahagian kecil dari aplikasi terpadu teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Pengembangan Permukiman | Ilustrasi: Puslitbang Permukiman |"]