Mohon tunggu...
bambang purnomo
bambang purnomo Mohon Tunggu... -

Penikmat sastra: "Aku ada, agar engkau bahagia. Aku tiada, agar cinta tak terluka"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pagi yang Menggigil Dalam Puisi

9 November 2012   17:56 Diperbarui: 15 Juli 2015   20:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pagi ini, kutemukan daun menggugurkan diri, ada tilas kesedihan; dari mimpi panjang yang tak sempat ia selesaikan

Pagi ini, kutemukan ranting pepohonan berserakan, menjerit kesakitan; terkoyak dari hujan yang membadai semalaman

Pagi ini, kutemukan setetes embun menitikkan airmata, airmata penghabisan; sebelum cahaya perlahan-lahan memberinya kepedihan

Pagi ini, kutemukan kau dalam sepotong puisi. Dan aku pun membacanya seorang diri; dalam gigil pagi yang begitu nyeri Pagi ini, kau dan aku saling berbagi, saling berjanji; mengakrabi sunyi yang paling sepi

Pagi ini, sebuah puisi telah dilahirkan kembali; ke rahim ibu yang maha sunyi, ke dalam diri yang memuja sepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun