Mohon tunggu...
BEM FKIP UHAMKA
BEM FKIP UHAMKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

LEMBAGA EKSEKUTIF FKIP UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenakalan Remaja, dari Kasus Perundungan hingga Pelecehan Seksual, Peran Orang Terdekat Sangat Dibutuhkan

13 Juli 2024   21:55 Diperbarui: 13 Juli 2024   22:06 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan POSMIA

Oleh: Zatira Tri Izra Maharani (BEM FKIP UHAMKA), Jihan Sabila Hasanah (Pendidikan Bahasa Inggris) dan Putri Nabila (Pendidikan Geografi)

Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari jati dirinya. Maka dari itu, pada periode perkembangan di tahap ini remaja sangat membutuhkan peran dari orang-orang terdekatnya sebagai pembimbing untuk mereka. Jika pada masa ini remaja tidak mendapatkan pengawasan dan bimbingan yang lebih siap, maka besar kemungkinan mereka melakukan tindakan-tindakan di luar moral dan etika masyarakat. Salah satunya adalah bentuk kenakalan remaja pada kasus perundungan yang hingga saat ini masih terus terjadi. Perundungan tidak mengenal usia maupun gender. 

Mengutip dari Federasi Serikat Guru Indonesia, terdapat 30 kasus perundungan yang terjadi di satuan pendidikan sepanjang 2023. Update terkini tentang kasus prundungan adalah tewasnya santri yang diduga dirundung oleh seniornya. Mirisnya, hal tersebut terjadi dalam lingkungan yang religion-based, dimana seharusnya tempat tersebut menjadi tempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Namun sayangnya, hal fatal tersebut terjadi. Terlebih lagi, kronologis tewasnya santri yang aneh, seperti pengasuh pesantren tersebut yang tidak mengetahui adanya perundungan ini. Berangkat dari kata "pengasuh", yang seharusnya mengasuh, membimbing dan menjaga, justru tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seseorang bisa menjadi pelaku bullying. Namun, seringkali yang orang-orang tanyakan adalah mengenai output dari hal tersebut. Seharusnya yang kita lakukan adalah menyelisik kehidupan para pelaku. 

Apakah keluarga sebagai unit terdekat sudah memberikan fungsi sosialis, afeksi, dan lainnya untuk pengenalan nilai dan norma? Banyak remaja haus "validasi" tidak diawasi dan tumbuh dengan afeksi (kasih sayang dan kehangatan) dari keluarga mereka. Sehingga mereka dalih "mencari jati diri" dan merugikan orang lain. Sangat penting bahwa kita harus memiliki pedoman nilai moral dan penanaman norma-norma bukan untuk memenuhi kewajiban sebagai masyarakat dalam suatu negara saja, tetapi agar hidup seminimalnya tidak merugikan orang lain.

Bentuk kenakalan remaja lainnya adalah berupa pelecehan seksual. Baru-baru ini masyarakat Indonesia digemparkan oleh kasus remaja yang diperkosa oleh 10 orang remaja. Kasus ini beredar di media sosial dengan kronologi seorang siswi SMP yang diperkosa oleh 10 orang temannya yang diawali sebuah ajakan untuk menonton futsal. Namun, ternyata siswi ini dibawa ke tempat seperti perkebunan yang sepi dan akhirnya diperkosa secara bergilir. Dari kasus tersebut dapat kita tanggapi bahwa banyak faktor penyebabnya, antara lain faktor internal atau individu dan eksternal atau di luar dari individu. Kurangnya pengetahuan tentang pemikiran seksual, termasuk definisi, dampak, dan cara pencegahannya, dapat membuat orang lebih rentan menjadi korban atau pelaku.

Setiap orang dapat mencegah hal tersebut dengan mendidik diri sendiri dan orang lain tentang definisi, dampak, dan cara pencegahan pelecehan seksual. Selain itu, dengan mendukung juga kebijakan dan program yang dirancang untuk mencegah pengungkapan seksual di tempat kerja, sekolah, dan komunitas. Pembahasan secara seksual membutuhkan upaya bersama dari semua orang. Dengan meningkatkan kesadaran, mendorong perubahan sosial, dan menciptakan lingkungan yang aman, kita dapat menciptakan dunia dimana semua orang merasa aman dan dihormati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun