"Menurut saya mahasiswa adalah sekadar seseorang yang mendapatkan legalitas, tidak lebih daripada itu", Ujar salah satu peserta.
Tangapan dari peserta lain menghiasi diskusi tersebut, "Mahasiswa paling apatis sekalipun akan memberikan dampak kepada masyarakat. Contohnya, kita (mahasiswa pendidikan dan keguruan) pastinya akan mengajar dan secara langsung mengimplementasikan keempat peranan yang telah disebutkan tadi"Â
Semakin berjalannya diskusi, topik pembahasan mulai melebar terkait kelembagaan mahasiswa. Lembaga mahasiswa yang memiliki hak untuk mewadahi mahasiwa dalam pemenuhan peranan mahasiswa, namun ironisnya tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap lembaga malah munurun.
Mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam lembaga merupakan mahasiswa yang lebih memiliki kesempatan lebih banyak dalam berkegiatan. Organisatoris menjelma sebagai pelayan mahasiswa, namun jangan lupa untuk meyadari kemampuan diri sendiri.
"Sebelum kita memberikan manfaat kepada orang lain, kita harus bertanya apakah kita telah memberikan manfaat bagi diri sendiri. Jangan sampai kapasitas kita justru tidak sesuai dengan pergerakan dalam berorganisasi, yang mengakibatkan "toxic" kelembagaan" Ujar seorang mahasiswa.
Diskusi ditutup dengan pertanyaan bagaimana menumbuhkan kembali kepercayaan mahasiswa dalam kelembagaan. Kedua pemantik memiliki pendapat tersendiri, namun memiliki kesamaan yaitu harapan bahwa kepercayaan mahasiswa bukan hal yang mustahil untuk diraih.
"Ketika mahasiswa sudah apatis, lembaga jangan sampai pesimis. Jika siklus tersebut terus berlanjut, tidak ada jalan keluar yang justru kedua instrumen tersebut akan saling berbenturan. Poinnya, tetap melakukan berbagai upaya dan mereformulasi pergerakan". Jawab, Reznu.
Sabiq menambahkan, "Terkadang mahasiswa aktif enggan mempercayai kelembagaan, justru disebabkan karena pengurus kelembagaan itu sendiri yang enggan berbaur. Mari membaur dengan mereka sehingga kita dapat mendengar langsung keresahan mereka, serta mengajak mereka secara persuasif."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H