Mohon tunggu...
BEM FH UNS
BEM FH UNS Mohon Tunggu... -

akun resmi BEM FH UNS di kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pemuda Harapan Bangsa, 84 Tahun Sumpah Pemuda!

27 Oktober 2012   15:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sejarah bangsa Indonesia, pemuda selalu menjadi tokoh protagonist, di tangan pemuda-lah masa depan suatu bangsa akan di tentukan, menurut data BPS, pemuda Indonesia di tahun 2012 memiliki 168 juta orang Indonesia berumur di bawah 40 tahun. Oleh karena itulah pemuda menjadi tumpuan dan harapan bagi terciptanya kemakmuran, kemadirian dan kemajuan bangsa, namun kenyataannya berbanding terbalik dengan yang di ekspektasikan di atas, banyak pemuda yang mengisi masa mudanya dengan kegiatan-kegiatan negatifseperti kasus kriminalitas, vandalism dan masih banyak kasus yang lainnya, kasus-kasus tersebut terjadi berpangkal dari karakter yang dimiliki oleh para pemuda itu sendiri, kecenderungan mengadopsi nilai-nilai budaya asing dan dan melemahnya idealisme, patriotisme, serta mengendapnya spirit of the nation, meningkatnya sikap pragmatism dan hedonism, serta kecenderungan semakin kaburnya pedoman moral yang berlaku dan sikap acuh tak acuh terhadap ajaran agama, namun tidak semua pemuda demikian, masih banyak pemuda yang bangga denga bhinneka tunggal ika-nya walaupun masih banyak kasus kekerasa dan konflik antar pemuda.

Sebagai pemuda, masalah besar yang dialami bangsa ini yaitu karakternya yang buruk, karena masing-masing orang berbeda karakter, dan karakter itu dasar dari pembetukan watak, pemuda ideal adalah pemuda yang bergerak menuju ke perubahan yang lebih baik, seperti contohnya : penggunaan kata kata yang sesungguhnya tidak ada di dalam KBBI seperti kata miapah? yang berasal dari kata demi apa? Dalam hal ini kami menggangap bahwa penggunaan kata seperti ini tidak baik, memang benar bahwa bahasa itu mengikuti masyarakatnya misalnya saja ada jawa kasar, jawa halus dll, namun kita tidak boleh meninggalkan bahasa yang di sempurnakan

Indikator pemuda ideal itu sama bagi setiap orang, pemuda yang baik itu jujur, tidak melakukan criminal dan sebagainya, kriminologi saling berkaitan erat dengan spiritual, dengan semakin tingginya tingkat kriminalitas maha semakin rendah spiritualnya,oleh karena itu kecerdasan spiritualsangat penting melebihi kecerdasan lainnya, contohnya banyak orang-orang cerdas tapi korupsi, hal tersebut karena rendahnya aspek spiritualnya.

Selain dari sosial dan budaya, pemuda juga dapat kita kaji dari aspek politik, para pemuda selalu identik dengan perubahan(agent of changes), semua ini berawal dari pembentukan karakter terlebih dulu, menurut survey BPS tahun 2010, sekitar tahun 2030 indonesia mendapat bonus demografis, yaitu sekitar 60% penduduk indonesia adalah para pemuda, oleh karena itu, dari sekarang perlulah di tanamkan pancasila agar memiliki rasa nasionalisme dan bhinneka tunggal ika yang tinggi, kalau kita mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi dapat di pastikan akan menurunnya bahkan tidak adanya korupsi, karena dasar-dasar pancasila juga cocok dengan para pemuda Indonesia, dalam pengawasan bagi para pemuda, bukan hanya dari para lembaga-lembaga, namun bagaimana cara keluarganya mendidik sewaktu kecil, karena keluarga merupakan kelompok sosial primer, sudah kutakah landasan spiritual seorang individu tersebut, maka dari itu terdapat sebuah kalimat, “kita jangan menyalahkan Negara melihat pemuda-pemuda kita hancur, kita harus introspeksi diri kita, apakah keluarga sudah memberikan pendidikan agama yang memadai, karena di dalam sekolah, pendidikan agama hanya diberikan 2 jam dalam 1 minggu, kami rasa itu sangat kurang, malahan pendidikan di Indonesia cenderung bersifat membuat murid hanya cerdas saja

Pemuda saat ini : Pemuda retorika(terlalu banyak berwacana), pragmatis(berdiri tegak, menyatakan anti korupsi, namun masih saja menerima suap), curiga(saling curiga, sehingga sulit mempercayai satu sama lainnya), apatis(hanya memikirkan diri sendiri, dan orang – orang yang bagus di wacana, namun berbeda di prakteknya

Selain spiritual, para pemuda juga membutuhkan kompetensi, kompetensi juga sangat penting bagi para pemuda, namun jika kompetensi tanpa nurani akan menjadi ironi, jika terus di latih akan menjadi skill, skill dilatih terus maka akan menjadi telent/bakat. Kalau kita lihat, mahasiswa, masuk ke bagian orang-orang mau bergerak lebih, menurut ke golongan menengah, tidak begitu perduli dengan ekonomi.jika mahasiswa terus-terusan mengikuti yang tua apa jadinya? Kita ambil contoh Gorys Mustaqim, dia berani pulang ke kampong halamannya yaitu garut untuk mengembangkan desanya/garut.

Lalu bagaimana dengan mahasiswa, bukankah mahasiswa juga pemuda? Banyak mahasiswa sekarang hanya memandang melalui nilai IP dan IPK, padahal IP hanya mengantarkan ke jenjang wawancara, di dalam ke mahasiswaan terdapat diskriminasi karena jumlah IP, hal inilah yang perlu diubah, IP jangan lah di jadikan tolak ukur pintarnya seorang mahasiswa, yang lebih penting itu kompetensi ilmu hukum kita, bagaimana kita mempertanggung jawabkan IP kita, karena harus ada harmonisasi dari IP dan kompetensi, mahasiswa juga harus bisa menyeimbangkan waktu, harus bisa mendapatkan ilmu baik dari dalam kelas maupun di luar kelas, minimal buat diri sendiri dan lingkungan.

Saat ini pemuuda jauh dari harapanbangsa, masih terbelenggu di dalam fikiran kita, dan yang perlu kita garis bawahi kita para mahasiswa tidak lebih baik dari mereka diluar yang merokok dll

“kita sebagai pemuda harapan bangsa dapat dikatakan sebagai pemuda apabila yang kita lakukan berbeda dengan pemuda lainnya di luar sana”

Saya merangkum beberapa harapan bagi para pemuda yang di ucapkan pada diskusi :

·Dihilangkannya sifat-sifat apatis

·Jadilah pemuda yang pancasialis

·Pemuda itu haruslah peka

·Pemuda itu haruslah melihat dunia di sekitarnya, bukan hanya terpaku kepada satu dunia saja

·Pemuda harus mempunyai sumbangsih untuk tanah air kita

·Pemuda haruslah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi

Terdapat sebuah kutipan bahwa “mahalnya seorang mahasiswa bukan melalui gadgetnya, melainkan adalah ideologinya, berkaryalah karena masa muda itu hanya sekali

Semua masalah pemuda saat ini memang haruslah dikurangi, semua itu berpangkal dari pendidikan karakter, spiritual, kompetensi, pemuda yang pancasila, pemuda yang negarawan, yang mampu menyatukan, mampu bersatu, dan nasionalisme yang tinggi, pada intinya semua itu terletak pada pendidikan karakter yang diberikan oleh kelompok primer ( keluarga )

-Kementerian Kajian Strategis-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun