Setiap pengajuan program kerja pasti selalu diiringi dengan administrasi yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Sistem administrasi selalu menjadi momok yang menakutkan untuk pengurus organisasi. Hal tersebut terjadi karena sistem pemenuhan dan pengajuan yang sering kali dipersulit oleh beberapa pihak terkait.
Panitia pelaksana sering kali harus terpontang-panting untuk memenuhi kelengkapan administrasi mulai dari surat pengajuan izin pelaksanaan kegiatan, permohonan pengajuan dana, hingga mencari kelengkapan tanda tangan mulai dari panitia inti hingga pembina Ormawa. Permasalahan yang berkaitan dengan administrasi tidak berhenti pada kelengkapannya saja.
Namun, yang juga tidak kalah penting adalah proses pengajuan pada pihak administrasi, proses pengajuan yang panjang dan revisi anggaran dana juga sering kali membuat mahasiswa berpikir ulang untuk bergabung dalam kepengurusan organisasi.
Stigma 'KuRa-KuRa' dan DANUSAN
Sepinya peminat organisasi mahasiswa saat ini juga diakibatkan beberapa budaya turun-temurun yang notabennya sudah tidak relevan untuk dipertahankan. Banyaknya program kerja sering kali membuat pengurus organisasi menjadi "budak proker" mulai dari rapat kerja hingga prokeran di setiap akhir pekan yang menyebabkan mahasiswa sering kali kehilangan waktu libur mereka.
Selain itu, program kerja yang gemuk juga seringkali mengharuskan mahasiswa mencari dana tambahan untuk mencukupi segala kebutuhan selama kegiatan. Program danusan yang sudah kuno seperti jualan risol hingga paid promote yang merusak estetika akun media sosial terutama feed IG, juga masuk ke dalam segelintir budaya menggemaskan organisasi yang seringkali menjadi bahan sentilan para mahasiswa 'kupu-kupu' kepada pengurus organisasi.
Drama Hingga Ajang Senioritas
Para aktivis organisasi pasti sudah tidak asing lagi mendengar istilah "Drama" dalam menjalankan organisasi. Dalam organisasi dengan banyaknya kepala dan pola pikir sering kali terjadi benturan antar pengurus yang tak jarang berujung pada perselisihan hingga drama yang tak berujung.
Selain itu, senioritas juga sering kali masih membudaya dalam beberapa organisasi kampus, dengan dalih merasa setingkat lebih tinggi dalam pangkat, pengalaman, dan usia. Kerap kali para senior dalam organisasi menciptakan batas-batas sekat dengan juniornya untuk bisa dihargai, disegani dan dihormati oleh para juniornya yang mana sistem ini masih marak terjadi terutama kegiatan seperti OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus).
Pro-Kontra Program MBKM
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu faktor eksternal yang juga tak luput menjadi sorotan dalam melatarbelakangi turunnya minat dan antusiasme pada organisasi mahasiswa. MBKM saat ini menjadi primadona yang menarik bagi para mahasiswa terutama mahasiswa semester pertengahan.