Tercatat data tahun ajaran 2023/2024 menunjukkan jumlahnya mencapai 1.267.630 anak. Kedua, mereka lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, tapi kemudian putus sekolah tidak sampai lulus (drop out). Berdasarkan data Pusdatin Kemendikbudristek 2023/2024, mereka ini jumlahnya mencapai 1.153.668 anak.
Menurut kepala sekolah Sd Al Fattah. Ust Mohammad Homaidi, M.Pd
Penyebab dari terjadinya kasus Drop Out di sekolah adalah
1. Administrasi pendidikan, org tua merasa tdk mampu membayar tanggungan administrasi sekolah dan akhirnya siswa keluar sekolah dikarenakan malu dengan tunggakan biaya .
2. Ketidak hadiran siswa yang sering, siswa akan mengalami keterlambatan dalam menuntut ilmu.
3. Sering mengganggu dan membuat onar, dari pihak sekolah tidak mengeluarkan namun org tua meminta keluar. Faktor keluarga yang kurang perhatian membuat siswa tersebut menjadi pelaku dari pembullyan. Sekolahan sendiri harus aman dri pembullyan dan pencabulan.
4. Semenjak ada kurikulum merdeka semua siswa diwajibkan atau dituntut harus naik kelas, jadi merasa sekolah kurang bebas. Akibat dari adanya kurikulum merdeka ini juga membuat kompetensi siswa yang belum bisa membaca seharusnya tetap berada di kelas 1 diharuskan tetap naik kelas membuat siswa tersebut kewalahan untuk menyamakan kompetensi dari teman sekelasnya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya drop out, karena dengan hal ini siswa tersebut akan merasa dirinya kurang dan memutuskan untuk keluar sekolah.
5. Karena banyaknya pelanggaran yang di lakukan siswa di sekolah yang menyebabkan siswa tersebut di keluarkan oleh pihak sekolah.
6. Siswa gagal mengikuti profil output yang ada di sekolah.
Tidak semua kasus siswa yang drop out itu adalah siswa gagal. Drop out itu juga bisa karena ketidak beruntungan siswa tersebut. Mungkin bukan rezekinya berada di sekolah tersebut, mungkin rezekinya di tempat lain.
Solusi mengatasi drop out di sekolah
1. Komunikasi, pihak sekolah akan mencoba berkomunikasi dengan orangtua siswa jika memang penyebab drop out tersebut adalah masalah biaya administrasi. Sekolah akan membantu mencari jalan tengah dari masalah tersebut.
2. Home visit, pihak sekolah akan melakukan home visit untuk membicarakan apa yang bisa di bantu agar siswa tersebut terhindar dari kasus drop out.
3. Peraturan, pihak sekolah melakukan mou itu penting dibangun di awal. Peraturan yang harus di taati selama melakukan pembelajaran di sekolah guna menghindari hal hal yang tidak diinginkan.
4. Saat mulai ppdb diadakan test psikolog, untuk mendeteksi awal atau mengantisipasi perilaku siswa kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H