Prasangka adalah penilaian atau sikap negatif terhadap seseorang atau kelompok tertentu yang muncul tanpa dasar pengalaman langsung atau informasi yang memadai. Prasangka dapat menyebabkan penolakan atau diskriminasi terhadap orang dari budaya yang berbeda. Sikap negatif yang sudah terbentuk sebelumnya membuat komunikasi sulit dan sering kali dipenuhi dengan ketegangan atau permusuhan. Ketika kita sudah memiliki prasangka, kita mungkin tidak terbuka untuk mendengarkan atau memahami perspektif orang lain, yang pada gilirannya menghambat proses pertukaran informasi yang efektif.
3. Etnosentrisme:
Etnosentrisme adalah keyakinan bahwa budaya atau kelompok kita sendiri adalah yang terbaik atau lebih superior dibandingkan dengan budaya lain. Ini sering melibatkan penilaian budaya lain berdasarkan standar atau nilai-nilai budaya kita sendiri. Etnosentrisme menyebabkan kita melihat orang lain sebagai "asing" atau "berbeda" dan mungkin menganggap mereka inferior. Hal ini dapat mengarah pada kesulitan dalam memahami perspektif orang dari budaya lain dan menjadikan kita tertutup terhadap nilai dan praktik mereka. Ketika seseorang merasa bahwa budaya mereka adalah "tolok ukur" universal, komunikasi dengan orang lain menjadi sulit karena adanya ketegangan, sikap superior, atau penolakan terhadap perbedaan.
C. Hal yang harus ditanamkan ketika bertemu orang baru dalam konteks komunikasi antar budaya
Ketika bertemu dengan orang baru dalam konteks komunikasi antar budaya, penting untuk mengembangkan sikap terbuka dan sensitif terhadap perbedaan budaya agar tercipta komunikasi yang efektif dan saling menghormati. Langkah pertama adalah menunjukkan sikap terbuka dan respek dengan menghargai perbedaan budaya dan menghindari penilaian cepat. Hindari menghakimi atau menganggap budaya lain lebih rendah atau lebih tinggi dari budaya Anda. Selain itu, mendengarkan dengan empati sangat penting. Berikan perhatian penuh pada lawan bicara dan tunjukkan bahwa Anda peduli dengan apa yang mereka katakan, baik melalui bahasa tubuh, kontak mata, atau respons verbal yang menunjukkan pemahaman. Penting juga untuk menghindari stereotipe dan prasangka dengan fokus pada individu dan tidak menggeneralisasi berdasarkan asumsi yang ada. Selalu berusaha menilai orang berdasarkan interaksi langsung dan bukan berdasarkan pandangan atau penilaian yang sudah terbentuk sebelumnya.
Menyesuaikan gaya komunikasi juga perlu diperhatikan, karena setiap budaya memiliki cara berkomunikasi yang berbeda. Pahami perbedaan ini, dan sesuaikan cara Anda berbicara dengan orang lain agar komunikasi berjalan lancar. Selain itu, penting untuk memperhatikan bahasa non-verbal, seperti gestur dan ekspresi wajah, yang bisa berbeda maknanya di setiap budaya. Jika ada hal yang tidak Anda pahami, bertanyalah dengan sopan dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tulus. Ini akan membantu memperdalam pemahaman dan menciptakan hubungan yang lebih baik. Menghargai perbedaan dan kebersamaan juga sangat penting dalam komunikasi antar budaya. Alih-alih merasa terancam oleh perbedaan, rayakan mereka sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak dan mengembangkan pemahaman yang lebih luas.
Sikap rendah hati sangat dibutuhkan agar tidak terjebak dalam etnosentrisme, yaitu keyakinan bahwa budaya Anda lebih baik daripada yang lain. Anda perlu menyadari bahwa setiap budaya memiliki cara unik untuk memahami dunia dan tidak ada budaya yang lebih baik atau buruk dari yang lain. Selain itu, bersikap fleksibel dan sabar dalam komunikasi antar budaya sangat penting karena proses ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun hubungan yang saling percaya. Bersiaplah untuk memperbaiki kesalahan dan tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman. Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana juga sangat membantu untuk menghindari kesalahpahaman, terutama jika ada perbedaan bahasa. Jika Anda berkomunikasi dalam bahasa asing, bersikap sabar dengan kesalahan bahasa dan tunjukkan rasa hormat terhadap upaya mereka untuk berbicara dalam bahasa Anda.
Terakhir, refleksi diri sangat penting. Setelah berinteraksi dengan seseorang dari budaya yang berbeda, luangkan waktu untuk mengevaluasi sikap Anda dan apakah Anda telah menunjukkan sikap yang terbuka, empatik, dan menghormati. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda akan dapat membangun komunikasi yang lebih efektif, saling menghormati, dan mengurangi hambatan dalam interaksi antar budaya.
D. Pengalaman antar budaya yang pernah saya alami
Pengalaman antar budaya yang pernah saya alami adalah ketika saya terlahir dari suku Sunda, sedangkan sebagian besar teman-teman sekolah saya berasal dari suku Jawa. Pada saat itu, saya bersekolah di daerah Jawa, yang memiliki kebiasaan menggunakan bahasa dengan nada yang terkadang terdengar kasar. Saya sempat terkejut mendengar percakapan teman-teman saya sesama orang Jawa yang menggunakan nada tinggi, yang terdengar seperti orang sedang marah. Namun, setelah saya memahami budaya mereka, saya menyadari bahwa hal tersebut merupakan cara berkomunikasi yang biasa dan tidak menunjukkan kemarahan.
E. Pengaruh/urgensi mata kuliah komunikasi antar budaya dengan profesi jurnalistik