Mohon tunggu...
Belva Abidah Ardelia
Belva Abidah Ardelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

seorang mahasiswa yang sedang mencoba hal baru dan mencari pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoax dan Ujaran Kebencian di Sosial Media, Apa Sebabnya?

7 Juli 2022   16:08 Diperbarui: 7 Juli 2022   16:13 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi memudahkan semua orang dalam mengakses internet maupun media sosial, karena kemudahan ini maka semua kalangan bisa mengakses internet termasuk media sosial. Hal ini menyebabkan banyak anak dibawah umur yang juga menggunakan media sosial. Anak dibawah umur tentu belum memiliki pemikiran yang matang sehingga apapun yang mereka lihat, dengar, dan baca di media sosial mereka percayai dan tak jarang dari mereka juga mengikuti hal itu. 

Seperti contoh maraknya cyberbullying yang ada di media sosial diikuti dan dicontoh oleh anak dibawah umur pada dunia nyata mereka sehingga di SD, SMP, maupun SMA banyak ditemukan kasus bullying yang disebabkan oleh temannya sendiri. 

Keempat, perkembangan internet yang sangat cepat tidak dibarengi dengan perkembangan SDM sehingga sumber daya manusianya mengalami culture shock. Perubahan ini terhitung sangat cepat dan sumber daya manusianya agak kesulitan untuk mengikutinya. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang tidak bisa menggunakan media sosial dengan sebaik-baiknya dan justru menyalahgunakan media sosial untuk hal-hal yang negatif seperti menyebarkan hoax, ujaran kebencian, dan masih banyak lagi kejahatan yang beredar di media sosial. 

Kelima, merasa dirinya paling sempurna diantara manusia yang lain sehingga dia mudah untuk melakukan ujaran kebencian kepada orang lain. Semua manusia yang diciptakan Tuhan tentu tidaklah sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Akan tetapi, banyak pengguna media sosial yang merasa dirinya paling sempurna diantara semua manusia yang lain sehingga dengan mudahnya dia menyebarkan ujaran kebencian seperti menghina, mencela, dan merendahkan orang lain di media sosial tanpa memikirkan dampak yang akan diterima oleh korban.

Cara mengatasi hoax dan hate speech yang masih sering terjadi di media sosial adalah: Pertama, perlunya menganalisis setiap informasi yang kita terima dari media sosial. Tidak seluruh informasi yang ada di media sosial itu benar dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk menganalisis setiap informasi yang kita terima dari media sosial. Kedua, pentingnya pengawasan bagi pengguna media sosial yang belum memiliki pemikiran yang matang, misalnya anak dibawah umur. 

Di sini orang tua diminta bantuan untuk membantu dalam pengawasan aktivitas anak dibawah umur di media sosial. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif media sosial yang akan diterima sang anak. Ketiga, gunakan media sosial dengan baik dan bijak. Yang diperlukan ketika melakukan aktivitas di media sosial adalah fokus pada dampak positif dari kemudahan menggunakan media sosial agar tidak terjadi penyalahgunaan media sosial untuk hal negatif. Keempat, peran KOMINFO yang sangat dibutuhkan dalam mengatur lalu lintas media sosial. Maksudnya adalah agar media sosial tidak digunakan sebagai tempat untuk hal yang negatif dan manfaat dari media sosial diharapkan bisa dirasakan seutuhnya oleh masyarakat. Kelima, fokuskan diri pada dampak positif media sosial, misalnya menyalurkan bakat melalui media sosial dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun