Setelah bercengkrama dengan warga Desa Kepuhteluk, kami beristirahat dan membereskan barang bawaan untuk menyiapkan diri bersinggah di pondokan yang ada.Â
Namun setelah sholat maghrib kita disuguhi sebuah makanan yang sejujurnya tak tampak asing. Secara penampilan makanan ini mirip dengan Soto Lamongan yang sudah terkenal luas di Pulau Jawa. Namun setelah bertanya ke Pak Mimi tentang makanan yang disuguhkan, ternyata hidangan berkuah dengan bihun tersebut adalah Soto Bawean. Dengan sedikit sungkan kami menerima soto tersebut satu-persatu dan bersiap untuk menyantapnya.Â
Dengan selera yang tergugah setelah lelah dengan perjalanan dan bongkar muat kami segera menyantap Soto Bawean yang terlihat sedap tersebut. Saya mengaduk terlebih dahulu agar bihun yang ada tersebar dengan merata setiap gigitannya. Terlihat potongan-potongan ayam saat saya mengaduk kuah dan ketupat yang tertimpa bihun-bihun lembut yang erat terhadap setiap utasnya.Â
Setelah teraduk rata, saya angkat sendok pertama dengan paket lengkap ketupat, bihun, dan potongan ayam. Rasa gurih kaldu ayam menendang lidah dengan pedasnya sambal yang pas dan bersamaan dengan rempah-rempah yang memberikan warna-warna lain pada rasa kaldu ayam dengan sedikit sentuhan rasa ikan ini.Â
Sapaan rasa ikan pada kuahnya memberikan perbedaan tersendiri Soto Bawean dengan Soto Lamongan. Potongan ayam pada gigitan pertama memberikan sedikit tekstur perlawanan sebuah daging sehingga menjadi sensasi tersendiri.Â
Gigitan kedua yang berisi potongan telur, ketupat, bihun, dan kuah terasa sangat berbeda dengan rasa dan tekstur potongan ayam. Telur lebih lembut daripada ayam, namun tekstur empuk telur memberikan citra baru tersendiri pada gigitan yang mengandung tekstur bihun yang seru di mulut dan tekstur ketupat yang menyerah pada gigitan.Â
Setelah gigitan kedua, datanglah gigitan ketiga, dan diingatkan oleh Pak Mimi untuk memakan Kerupuk Bibir Merah-nya juga. Setelah suapan memasuki mulut, saya melanjutkan untuk menyertai kerupuk asli bawean yang terbuat dari ikan ini pada gigitan ketiga ini. Rasa gurih dan tekstur kering dari kerupuk ikan ini membuka jendela rasa yang baru sehingga memberikan pengalaman baru pada hidangan ini.Â
Kerupuk Bibir Merah ini terasa seperti Pempek yang dikeringkan dan digoreng, karena resepnya serupa. Tidak terbayangkan soto kaldu ayam yang gurih akan berpadu dengan lezat bersama kerupuk ikan. Pedas yang ada di setiap akhir kunyahan satu suapan Soto Bawean akan terasa sangat nikmat jika ditutup dengan kerupuk gurih ini.Â
Setiap suapan terasa sangat nikmat dengan perpaduan rasa yang baru dan aneh namun familiar ini. Menghabiskan soto ini terasa sangat lezat dan mungkin rasanya tidak akan membosankan jika dimakan ulang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H