Obesitas adalah kondisi berat badan melebihi batas normal karena adanya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Obesitas terjadi karena asupan kalori lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang dibakar, sehingga tubuh akan menyimpan kalori yang tidak digunakan dalam bentuk lemak.
Masalah kesehatan ini terjadi di semua kalangan usia, tidak hanya orang dewasa tetapi juga balita. Salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas adalah faktor psikologis.
Lalu, bagaimana bisa setres yang identik dengan kondisi seseorang ketika hanya ingin mengurung diri bisa menyebabkan terjadinya obesitas? Mari kita bahas lebih lanjut.
Setres adalah suatu bentuk tekanan fisik dan psikologis yang muncul saat menghadapi kondisi yang terasa berbahaya. Mudahnya, setres adalah cara tubuh seseorang memberikan tanggapan atas ancaman, tekanan, dan tuntutan yang muncul. Menurut Psikolog Leslie Heiberg, setres bisa memicu obesitas karena adanya hormon yang terganggu. Hormon tersebut bernama kortisol.
Tubuh menganggap kalori menjadi cara untuk mengatasi setres, padahal sebenarnya tidak. Tingkat “hormon setres” atau kortisol yang meningkat selama masa-masa penuh tekanan dapat menyebabkan perubahan pada pola makan. Ini karena peningkatan kadar hormon juga memicu kadar insulin meningkat.
Gula darah yang turun membuat seseorang menginginkan makanan yang bergula dan berlemak. Inilah yang mengakibatkan terjadinya skema interaksi antara setres dan obesitas.
Beberapa faktor psikologis lain di balik setres yang menyebabkan obesitas adalah makanan emotional atau emotional eating, kurangnya aktivitas fisik, gangguan tidur, dan isolasi sosial.
Tentunya, ada beberapa cara untuk mencegah setres dan tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan.
1. Olahraga secara teratur
Aktivitas fisik seperti yoga dan bersepeda dapat membantu melepaskan endorfin (hormon kebahagiaan) yang dapat menurunkan setres. Olahraga juga membantu mencegah penambahan berat badan yang berlebihan.
2. Membatasi waktu layar
Kurangi menghabiskan waktu di depan layar yang sering berhubungan dengan perilaku makan tidak sehat dan gaya hidup sedentari.
3. Mencari dukungan sosial
Berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor dapat membantu mengatasi tekanan emosional.
REFERENSI
Anggraini, Ariska Puspita. (2023). Setres Bisa Memicu Obesitas, Kok Bisa? Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://health.kompas.com/read/23C02090000468/stres-bisa-memicu-obesitas-kok-bisa?page=all.
Fadli, Rizal. (2024). Setres. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://www.halodoc.com/kesehatan/stres.
Halodoc. (2020). Setres Bisa Sebabkan Obesitas, Ini Alasannya. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://www.halodoc.com/artikel/stres-bisa-sebabkan-obesitas-ini-alasannya.
Siloam hospitals. (2023). Obesitas - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-obesitas.
Weight matters. Psychological Factors in Obesity. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://weightmatters.co.uk/disordered-eating/psychological-factors-in-obesity/.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H