Mohon tunggu...
I Made Sarjana
I Made Sarjana Mohon Tunggu... Petani - Orang desa penjelajah nusantara

Petani bekerja dengan hati, nyambi jadi peneliti untuk kemajuan negeri

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Promosi Destinasi Super Prioritas Danau Toba Itu "Ngeri-Ngeri Sedap"

16 Juni 2022   06:04 Diperbarui: 16 Juni 2022   14:28 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Kajian Penulis bersama Tim Pupar terkait Pariwisata berkualitas di DSP Toba, Borobudur dan Labuan Bajo. (Dok Pribadi)

Sejatinya, peran jadi active listener sudah saya terapkan sejak persiapan kuliah ke Belanda, waktu penulis kursus bahasa dan komunikasi antar budaya di UI Salemba Oktober 2008 hingga April 2009. Jadi kadang penulis menuruti kemauan anak karena penulis mendengar aspirasinya. Kendati tak begitu berminat datang ke bioskop, ya iyakan sajalah. Hitung-hitung melepas penat, agar tidak mumet he he.  

Jadi pendengar aktif, ujungnya nikmati
Jadi pendengar aktif, ujungnya nikmati "Ngeri-Ngeri Sedap". (Dok Pribadi)

Ada sisi lain yang menarik dari moment penulis menonton film "Ngeri-ngeri sedap" terkait dengan penulis sedang mendalami kajian pariwisata, sejak menyelesaikan kuliah di MSc. Programme Leisure, Tourism and Environment (MLE) di Wageningen University dan Research (WUR) Belanda. 

Film ini menjadi kontribusi para sineas dalam pembangunan pariwisata khususnya dimensi pemasaran pariwisata. Seperti diketahui dalam UU No 10 tahun 2009, pembangunan pariwisata terdiri dari empat dimensi yakni destinasi, industri, pemasaran dan kelembagaan.

Film ini menjadi juga penawar rindu penulis yang batal hadir melakukan site visit (observasi lapang) di Destinasi Super Prioritas (DSP) Toba awal tahun 2021. 

Kala itu Pusat Unggulan Pariwisata (PUPAR) Unud tempat penulis berkiprah sebagai peneliti pariwisata dipercaya Direktorat Kajian Strategis Diputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf untuk meneliti bertemakan "Kajian Pemulihan Pariwisata Indonesia Melalui Pariwisata Berkualitas". Kajian tersebut dilakukan di tiga DSP yakni Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo. 

Penulis menjadi penasaran dengan DSP Toba, mengingat penulis sudah mengantongi tiket pesawat, dan sudah nenteng koper mau ke Bandara Ngurah Rai untuk berangkat ke DSP Toba, namun karena badan panas tinggi jadi tidak mendapatkan ijin terbang. Harapan penulis menikmati suasana alam Danau Toba pupus sudah. 

Hanya mendengar cerita, kemegahan pemandangan alam Danau Toba, dan film "Ngeri-Ngeri Sedap" menghadirkan suasan Danau Toba di depan mata. Penulis sangat takjub, dan seolah-olah sudah pernah kesana. Ini alasan berbeda yang menyebabkan mata penulis sembab menonton film tersebut.

Hasil Kajian Penulis bersama Tim Pupar terkait Pariwisata berkualitas di DSP Toba, Borobudur dan Labuan Bajo. (Dok Pribadi)
Hasil Kajian Penulis bersama Tim Pupar terkait Pariwisata berkualitas di DSP Toba, Borobudur dan Labuan Bajo. (Dok Pribadi)

Refleksi penulis terhadap film "Ngeri-Ngeri Sedap" bahwa film tersebut tidak hanya sekedar menghibur masyarakat, tetap pembuatan film tersebut bertujuan memperkenalkan budaya Batak kepada khalayak nusantara. Lebih dari itu, sineas dan aktor yang umumnya berasal dari Sumut serta pemerintah setempat ingin menunjukkan bahwa DSP Danau Toba sudah layak dikunjungi. 

"Ini sarana promosi yang bagus tentang Danau Toba, Pak!" ujar Andre Sastra begitu lampu bioskop dinyalakan. Saya pun mengangguk pertanda setuju atas pernyataan si sulung yang menggeluti dunia photography dan pemasaran digital. 

Ada banyak destinasi wisata pamornya meningkat setelah dipilih sebagai lokasi pembuatan film. Sebut saja lokasi pengambilan gambar Harry Potter, Aquaman atau yang lainnya. Jadi, DSP Danau Toba semakin memikat wisatawan untuk berkunjung setelah menyaksikan film "Ngeri-Ngeri Sedap". Pokoknya promosi destinasi wisata melalui film pasti sedap, tidak bikin ngeri he he. (*)   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun