Cuaca yang cerah membuat penulis hanyut dalam suasana dan menyadari hadir di Kolam Sisir adalah sesuatu banget. Pemandangan alam berupa perpaduan bukit yang hijau dan laut biru membuat siapa pun tak bisa mangkir dari Kolam Sisir jika bertandang ke Kaimana.
Amar, salah seorang generasi muda Kaimana yang pegiat kebersihan lingkungan dalam organisasi lokal Sinara mengakui bahwa Kolam Sisir menjadi DTW Favorite bagi wisatawan yang datang ke Kaimana. Alasannya, aksesibilitasnya sangat memadai dan daya tariknya sangat berkualitas.
Umumnya, wisatawan yang berkunjung ke Kaimana adalah kalangan pejabat maupun pihak swasta yang melakukan perjalanan dinas ataupun urusan bisnis maupun mengunjungi keluarga, sahabat ataupun kenalan. Waktunya sangat terbatas, sehingga Kolam Sisir menjadi opsi yang logis untuk para tamu melepas penat di sela-sela tugasnya.
Pengamatan di lapangan dapat disimpulkan jika mengandalkan keindahan alam semata, tentu keberadaan Kolam Pasir tidak banyak memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.Â
Sepatutnya, kolam sisir selain memberi pengalaman wisata yang menyenangkan kepada wisatawan, serta mamberi peluang kerja maupun usaha bagi masyarakat serta perbaikan kualitas lingkungan. Untuk itu, optimalisasi daya tarik dengan penciptaan aktivitas wisata menjadi sebuah keniscayaan.Â
Menurut Amar, ada beberapa kegiatan wisata yang dapat dikreasikan seperti snorkeling maupun kayaking. Hanya saja kayak belum tersedia. Pemkab Kaimana sudah berupaya meningkatkan kualitas Kolam Sisir dengan membangun akses dengan memperlebar jalan dan areal parker.Â
"Ular tangga" untuk tempat swafoto juga sudah dibangun. Ribuan anak tangga yang dibangun berkelol-kelok ibarat ular di lereng perbukitan. Sebelum pandemi, banyak wisatawan lokal menikmati tangga tersebut sebagai tempat rekreasi. Kini tempat rekreasi itu sepi alias tidak dioperasikan.
Usaha Pemkab Kaimana ini layak diapreasi karena peningkatan fasilitas wisata itu telah memberi ruang bagi warga dan wisatawan melakukan aktivitas wisata secara lebih baik.Â
Warga setempat juga ada yang memanfaatkan secara ekonomis, terbukti ada posko di dekat pintu "ular tangga" tersebut. infomasi yang diperoleh di lapangan hanya saja penarikan distribusi itu dilakukan secara spontan dan tidak dikelola secara baik oleh lembaga pengelola yang legal.Â
Pemanfaatan uangnya juga kurang terkoordinasikan. Fakta ini ditunjukkan fasilitas wisata ini tidak terurus aspek kebersihannya, terbukti sampah berserakan tidak ada yang memperhatikan.Â
Jika pemasukan retribusi terkelola dengan baik pengelolaan sampah mendapat perhatian lebih karena ada dana yang dialokasikan untuk itu.