Penulis menjadi anak Desa Mengani, yang beruntung didukung orang tua untuk menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Pertanian Unud mulai tahun 1991 ketika Desa Mengani masih dilabeli 'desa tertinggal'. Dukungan pemerintah Kabupaten Bangli membangun SMKN 1 Pertanian di Desa Belantih (sekitar 8 km dari Desa Mengani) menjadi situasi yang positif mendorong pendidikan anak-anak desa untuk meraih pengetahuan dan keterampilan bidang pertanian.Â
Artinya, komplit sudah modal petani Mengani yakni punya tanah, air, pendidikan dan kesehatan. Dan jangan heran jika petani Mengani  yang ulet dan rajin taraf hidupnya meningkat. Sebagai warga Mengani, penulis bangga mendengar tetangga bisa membeli kendaraan probadi yang relative mewah karena mereka baru saja menjual tomat, dan sayur mayor seharga puluhan juta. Mobilnya itu dibeli secara cash/tunai karena hasil di usaha tani.
Hal ini berarti, budi daya tanaman kopi tidak hanya menghasilkan setahun sekali dari buahnya, dengan menjual benih tanaman kurang dari enam bulan sudah bisa meraih untung. Yang terjun sebagai pengolah pasca panen, mereka bisa menstok kopi dan menyalurkan secara bertahap ke industri hilir kopi.Â
Wira usaha kopi penyediaan benih dan pengolahan pasca panen yang belum optimal memanfaatkan peluang, agar kesejahteraan mereka meningkat. Sejatinya, usaha mereka bisa maju lebih pesat karena citra kopi Mengani sangat positif dipasaran.
Merujuk situasi ini, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana pun menyelenggarakan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan bertajuk "Sertifikasi Benih Kopi untuk Penguatan Branding Kopi Mengani,". Hadir narasumber berkompeten yakni Pengawas Benih Tanaman, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Made Kudiana, SP., dengan materi 'Sertifikasi Bibit Mendukung Peningkatan Kualitas Kopi Arabika Kintamani", Dosen Prodi Agribisnis Dr. I Wayan Budiasa, SP.,MP. Membawakan materi "Optimalisasi usaha tani kopi menunjang kesejahteraan petani melalui pemanfaatan pohon kelor sebagai pohon penaung kebun kopi".Â
Ahli branding yang juga Dosen Agribisnis Dr. I Ketut Surya Diarta, SP.,M.A presentasi terkait"Manfaat branding bagi penguatan posisi Kopi Arabika sebagai produk unggulan Desa Mengani", dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Udayana yang juga Ketua Tim PHP2D Universitas Udayana Ni Nyoman Yuliana Damayanti memaparkan " Inovasi Kopi Celup Untuk Peningkatan Value Kopi Arabika Mengani".
Fakultas Pertanian Unud menawarkan inovasi berupa sertifikasi benih, pemanfaatan tanaman kelor sebagai penaung kebun kopi, pemanfaatan branding dalam menjual olahan kopi arabika Mengani dan inovasi kopi celup. Kelompok Tani Merta Buana yang menjadi peserta penyuluhan pun menyatakan apa yang disampaikan pemateri sangat bermanfaat. "Kami tertarik menanam kopi dengan penaung tanaman kelor, karena tanah garapan kami dengan kemiringan tinggi. Inovasi ini dapat menjadi solusi mengatasi tanah longsor dan pendapatan yang menjanjikan," ujar Ketua Koptan Merta Buana I Wayan Sudarma.Â
Sementara wira usaha muda pengolah kopi pasca panen Kadek Pong alias Kadek Punia Atmaja menyatakan pengetahuan tentang branding dan inovasi kopi celup menginspirasi dirinya menggeluti usaha kopi Mengani lebih intensif.Â
Kuatnya branding Kopi Mengani yang merupakan produksi masyarakat desa dengan cita rasa pilihan istana menjadi jalan yang sangat lapang meningkatkan kesejahteraan petani. Salam dari desa untuk menjelajah nusantara... mari angkat secangkir Kopi Mengani, kopi yang dicari dan disegani penikmat kopi arabika Kintamani.