Eky Tjiu adalah seorang pelukis di bogor yang menginspirasi melalui hasil karya lukisannya. Jika kalian berwisata ke kawasan Istana dan Kebun Raya Bogor, pasti pernah melihat sekelompk pelukis yang sedang mencorat-coret kanvas atau kertas dengan kuasnya.Â
Di tempat itulah para pelukis Bogor mencari nafkah tepat 15 meter sebelum Kantor Pos di Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bogor. Disinilah beliau melukis di sebuah toko kecil miliknya.Â
Pria ini adalah salah satu pelukis jalanan yang sukses di kota bogor. Sebelum beliau di bogor dulunya ia melukis di Jakarta. Setelah beliau mendapat istri di bogor kemudian pindah ke bogor untuk mencari nafkah.Â
Melukis adalah salah satu aktivitas yang tidak pernah lepas dari aktivitas beliau, meski demikian beliau tetap mementingkan kepentingan keluarganya. Awalnya beliau bisa menjadi seorang pelukis merupakan hobi dari beliau sendiri, terus berlatih secara otodidak hingga bisa seperti sekarang menjadi seorang pelukis yang handal.
Eky berkisah awal mulanya ia bisa sampai di Kota Hujan. Melukis sejak usia 7 tahun, ia menapaki karir profesional dengan jenjang akademik dimulai dari kampus IKJ.
Bapak lima anak ini dulunya selain pelukis, juga sebagai Dosen di Institut Kesenian Jakarta, Jurusan Seni Lukis. Ia tidak hanya menggeluti lukisan aliran sketsa atau karikatur, tetapi juga menerima orderan sesuai selera pemesan lukisan.Â
Bahkan beliau banyak menerima orderan lukisan untuk di tv. Lukisan yang beliau jual harganya cukup mahal karena sesuai dengan bentuk dan modal yang dipakai untuk membuat lukisan tersebut.Â
Lukisan sketsa harganya 150 ribu per orang, sedangkan karikatur berwarna dengan bahan kanvas dijual 250 ribu perorang. Sedangkan lukisan lainnya seperti panorama Istana Bogor dijual mulai harga satu juta hingga dua juta rupiah.
Cuaca Kota Bogor yang sering hujan membuat usaha pelukis jalanan seperti dirinya kadang tak menentu. Oleh karena itu, para pelukis ini memiliki harapan kepada Pemerintah Kota Bogor agar tersedia tempat untuk menyalurkan daya kreatifitasnya di dunia melukis.
Hasil yang ia dapat dari penjualan lukisan tadi dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan membeli barang-barang untuk melukis. Beliau mengisi hari-harinya hanya dengan melukis. Tanpa mengenal rasa lelah demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H