Mohon tunggu...
Bella Carissa
Bella Carissa Mohon Tunggu... -

student

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

First Version of Yourself-Menjadi Diri Sendiri

14 Oktober 2014   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul yang saya adopsi diatas mungkin terlihat simple, tetapi mempunyai makna yang cukup dalam jika direnungkan. Pernahkah Anda berpikir, Sudahkah saya menjadi diri sendiri? Pertanyaan ini sangat jarang kita tanyakan pada pribadi masing-masing, bukan?

Menjadi diri sendiri tidak serta merta menjadi pribadi yang bebas dan tidak tahu aturan. Anda perlu mempunyai komitmen dan menghargai diri sendiri. Bagi sebagaian orang, hal ini sangat susah dilakukan. Mengapa? Di arus global dan modernisasi zaman sekarang, remaja khusunya, sering mengikuti trend yang berlaku, mulai dari gaya berbicara, mode, hingga “tempat tongkrongan”. Dari masalah ini kita dapat melihat bahwa trend yang berlaku kadang tidak sesuai dengan usia remaja, tetapi malah dipaksakan agar terlihat trendi dan tidak ketinggalan zaman.

Masalah tersebut (menurut saya) juga dapat menurunkan tingkat moral dan rasa bersyukur. Tidak haya remaja, namun semua orang dari semua kalangan dan usia tentu dapat meraskannnya. Tingkat moral yang kita dapat analisis yaitu, orang-orang cenderung melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu. Sebagai contoh remaja diatas, mereka tidak sadar menuntutut orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka, padahal belum tentu orang tua dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Lain halnya pada remaja yang suka membolos atau tawuran. Mungkin dalam diri mereka tidak ingin melakukan itu, tetapi mereka takut akan diolok-olok. Disini peran menjadi diri sendiri diperlukan karena saat kita dapat menjadi dan memahami diri sendiri kita dapat menganalisis perbuatan yang kita lakukan, baik dan buruknya bagi kita dan lingkungan.

Memahami dan menjadi diri sendiri bukan hanya akan menguntungkan kita secara pribadi tetapi juga lingkungan kita. Menjadi diri sendiri juga diperlukan moral sebagai tolak ukur perbuatan-perbuatan kita dan mempunyai rasa bersyukur menjadi seseorang yang bermoral yang dapat menghargai tiap pribadi seseorang juga bersykur akan apa  yang kita dapatkan dan miliki dihidup kita.

Menurut saya, menjadi diri sendiri adalah sebuah perbuatan hebat karena hal/seseorang yang paling susah dipahami adalah kita sendiri. Ketakutan, musuh, perasaan juga berasal dari diri kita sendiri. Jadi, pada saat kita dapat memahami dan dapat “mengendalikan”nya, kita dapat terus menghargai hidup ini.

Dengan begitu, saya rasa Andalah yang lebih pantas menyimpulkannya.

Sudahkah saya menjadi diri sendiri?

“Be a first version of yourself, not a second rate version of someone else – Judy Garland”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun