Pandemi Covid-19 ini membuat fenomena disrupsi bahkan tampak semakin jelas dalam kehidupan manusia. Hampir semua kegiatan aktivitas manusia dapat dilakukan secara digital, mulai dari berbelanja, belajar, bertransaksi, berkomunikasi, berbisnis, bermain, mencari hiburan, hingga mencari jodoh.
Perubahan tersebut kemudian membuat manajer atau pimpinan organisasi korporasi dan publik harus melakukan pergeseran paradigma. Jika ingin maju, mau tidak mau para manajer atau pimpinan organisasi harus melakukan pergeseran paradigma. Dalam organisasi bisnis khususnya consumer/customer telah dikuasai oleh generasi millineal, dimana mereka memiliki pola pikir, budaya, dan demografi yang berbeda dengan generasi sebelumnya.Â
Oleh sebab itu perlunya manajer atau pimpinan untuk menyadari kondisi tersebut. dengan demikian untuk merespon kehidupan umat manusia yang telah terdisrupsi  oleh keadaan yang benar-benar baru, sekaligus memajukan organisasi, dan pada saatnya menikmati kenyamanan, ada satu kata yang harus dipikirkan yaitu transformasi.
Transformasi merupakan perubahan yang dilakukan secara menyeluruh atau secara totalitas, baik secara sistem organisasi maupun yang menyangkut pola pikir, budaya, dan sikap orang-orang dalam organisasi. Namun demikian, tidak banyak organisasi yang berani mengambil risiko akibat melakukan transformasi.Â
Di era digital ini, transformasi yang harus dilakukan adalah transformasi digital yaitu proses mengubah business process secara mendasar dalam rangka mengintegrasikan ICT pada seluruh lini sistem organisasi berdasarkan business model.Â
Akan tetapi yang perlu diingat adalah transformasi digital bukan sekedar menambah ICT dalam manajemen organisasi, melainkan diharapkan mampu untuk mengubah sistem organisasi menjadi lebih efektif, efisien, produktif, dan berfokus kepada consumer/customer yang memiliki pola pikir, budaya, demografi, dan sikap yang berebda sebelum di era digital.
Organisasi yang sukses dan survive dalam era digital adalah organisasi yang adaptif dan tangkas terhadap perubahan serta real-time dalam pelayanan. Organisasi yang adaptif dapat dilakukan ketika manajer atau pimpinan organisasi mampu membaca isu-isu strategi yang berkembang dan tren yang kemungkinan besar akan terjadi.Â
Dalam era digital ini organisasi mesti adaptif terhadap perkembangan dan tren ICT yang terus berkembang dan lebih memajukan kinerjanya lebih canggih. Hal tersebut dikarenakna dalam era digital kebutuhan manusia lebih kompleks dan berlaku secara simultan. Disinilah kemudian diperlukannya peran para manajer atau pimpinan organisasi memiliki pemahaman dan wawasan yang lebih dan secara terus menerus beradaptasi dengan merespons segala bentuk perubahan.
Buku berjudul 'Organisasi Adaptif di Era Digital' ini hadir ditujukan untuk memberikan pemahaman dan wawasan bahwa telah terjadi adanya pergeseran generasi dan cara menginterpresikan diri terhadap perkembangan global era digital, adanya perubahan pada ekonomi digital yang sudah berkembang, serta bisnis marketing yang bisa diterapkan di era modern saat ini. Dimana organisasi disebut sukses dan survive ketika mampu beradaptasi dari adanya perubahan yang terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H