Di masa seperti sekarang dimana semua serba tidak menentu, membuat sebagian orang lebih mudah terkena stress berlebihan. Hal sepele hingga hal besar jadi penyebab stres dan meningkatkan rasa frustrasi kita. Jika dibiarkan, maka akan jadi depresi dan malah membahayakan kesehatan tubuh dan jiwa. Maka dari itu, jika merasa sedang stres, segera lakukan relaksasi salah satunya menggunakan foot salt berbahan dasar garam.
Sejak zaman dahulu, Indonesia sudah dikenal sebagai negara maritim dengan garis pantai yang membentang cukup luas sehingga sangat potensial sebagai penghasil garam. Kabupaten Brebes menjadi wilayah urutan ke-2 di Jawa Tengah dengan jumlah produksi garam terbanyak. Luas potensi lahan tambak garam mencapai 1.456 dengan lahan produktif seluas 605,79 hektar. Salah satu pengembangan bahan baku garam ialah pembuatan kosmetik dalam bentuk foot salt. Variasi bahan baku dalam pembuatan foot salt dapat dilakukan dengan memperhatikan komposisi dan manfaat yang diinginkan.
Pada project ini, mahasiswa UNDIP mengkaji mengenai komposisi campuran pembuatan foot salt. Meitri, mahasiswi Teknik Kimia Universitas Diponegoro memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan kesukaan konsumen terhadap komposisi bahan baku dalam usaha diversifikasi garam rebus menjadi produk bernilai ekonomis tinggi. Penelitian ini menggunakan garam rebus, yang diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bermanfaat dari segi kesehatan. Selain itu, digunakan natrium bikarbonat, asam sitrat, dan bahan aditif seperti bibit pewangi.
Garam foot salt memiliki manfaat sebagai exfoliator (pengelupas sel kulit mati), mengangkat sel kulit mati sehingga kulit lebih cerah, segar, lembab dan mengurangi ketegangan otot kaki yang menimbulkan efek relaksasi. Secara keseluruhan persyaratan yang harus dipenuhi yaitu mudah larut dan memiliki efek water softening yang efektif, memiliki penampilan yang menarik, dan tetap stabil dibawah suhu kamar. Berikut merupakan kenampakan produk foot salt yang disajikan pada gambar di bawah ini:
Metode pelaksanaan terdiri dari tahap persiapan dan tahap pembuatan produk. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan, selanjutnya sampel yang telah dibuat diberi kode F1, F2, F3, F4, dan F5. Panelis yang digunakan sebanyak 30 orang dengan rentang usia 20-30 tahun. Selanjutnya panelis diminta untuk menggunakan produk foot salt selama kurang lebih 2 minggu. Data diperoleh melalui uji hedonik  dengan indikator warna, aroma, tektur, dan kenampakan. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif akan diolah menggunakan software SPSS untuk diketahui hasil rata-rata kesukaan responden.
Hasil uji organoleptik menunjukkan sampel terbaik untuk parameter warna dan aroma adalah F5 dengan perbandingan komposisi asam sitrat : natrium bikarbonat yaitu 0% : 100%, parameter tekstur dan kenampakan adalah F2 dengan perbandingan komposisi asam sitrat : natrium bikarbonat yaitu 75% : 25%. Secara umum, panelis lebih menyukai aroma romantic. Data tersebut dapat dijadikan acuan masyarakat dalam memproduksi skala rumah tangga sehingga dapat menciptakan peluang usaha ekonomi kreatif bagi masyarakat Desa Kaliwlingi.
Penulis : Meitri Bella Puspa
DPL : Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H