Mohon tunggu...
BELLA PUJA PRISMALASARI
BELLA PUJA PRISMALASARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

bella puja prismalasari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Protein Untuk Menunjang Kegiatan Olahraga, Tumbuh Kembang dan Perkembangan Pada Anak Usia Dini

15 Mei 2024   21:09 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:16 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MANFAAT PROTEIN UNTUK MENUNJANG KEGIATAN OLAH RAGA, TUMBUH KEMBANG DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA DINI 

Bella Puja Prismalasari

Program Studi S1 Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha

email: bellapuja09@gmail.com

Topik : Protein dan manfaatnya

 

ABSTRAK

Kekurangan asupan makanan dapat mengakibatkan terganggunya proses-proses berikut, baik  kuantitas maupun kualitasnya: pertumbuhan, produksi energi, pertahanan tubuh, perilaku, serta struktur dan pola otak. Pola makan seimbang yang disesuaikan dengan aktivitas olahraga anak akan membantu memberikan mereka energi yang dibutuhkan untuk berolahraga. Anak usia dini memerlukan asupan gizi  seimbang untuk pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas olahraganya. Protein merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan anak kecil. Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan serta menunjang kegiatan olahraga anak usia dini. Protein diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot sehingga merupakan nutrisi penting bagi pertumbuhan fisik anak. Berdasarkan manfaat protein sebagai zat gizi yang berperan dalam tumbuh kembang, diperlukan 15-20% dari total kebutuhan atau produksi protein harian. Oleh karena itu, anak kecil harus berhati-hati dalam memilih makanan yang mereka makan untuk memenuhi kebutuhannya.

Kata kunci: protein, kegiatan olahraga, pertumbuhan dan perkembangan.

PENDAHULUAN 

Konsumsi makanan mempengaruhi status gizi seseorang. Keadaan gizi yang baik atau optimal terjadi bila organisme menerima cukup zat gizi yang digunakan secara efektif, sehingga memungkinkan tingkat pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kapasitas kerja dan kesehatan umum yang setinggi-tingginya (Almatsier. 2001: 9). Konsumsi makanan yang berlebihan dapat menimbulkan akibat toksik atau berbahaya. Komposisi makanan yang tidak tepat secara kuantitatif dan kualitatif akibat kurang gizi, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang tidak tepat merupakan faktor utama (primer) terjadinya masalah gizi. Akibat kekurangan gizi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat mengganggu proses: pertumbuhan, produksi energi, mekanisme pertahanan tubuh, perilaku, struktur dan pola otak.

Berbicara tentang anak dan gizi, konsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi sangat diperlukan bagi mereka untuk memelihara, memelihara dan mengembangkan kesehatan, tumbuh kembang. Pola makan seimbang yang cocok untuk olahraga anak membantu anak mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya, kekurangan energi protein (PEM), anemia zat besi, penyakit defisiensi yodium (GAKY), masalah defisiensi vitamin A (KVA) dan obesitas terutama terjadi di kota-kota besar.

Malnutrisi pada generasi muda dapat mempengaruhi perkembangan mental, kemampuan berpikir dan menyebabkan gangguan otak permanen (Almatsier, 11:2002). Oleh karena itu, diperlukan kuantitas dan kualitas yang memadai untuk mendukung capaian pembelajaran tersebut pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Kurangnya energi dari makanan menyebabkan seseorang kekurangan energi untuk bergerak, bekerja dan beraktivitas (terutama aktivitas olah raga). Masalah makan yang paling sering terjadi pada anak adalah kesulitan makan secara teratur baik dari segi kualitas maupun kuantitas makanan. Anak sekolah sering kali tidak sarapan terlebih dahulu karena terburu-buru karena sudah terlambat. Selain itu, remaja putri yang ingin menjaga tubuh langsing seringkali menyerah untuk berdiet karena takut berat badan bertambah dan terlihat tidak menarik.

Pada makanan anak, selain memberikan pertumbuhan otak dan kecerdasan, nilai gizinya juga harus lebih diperhatikan, terutama protein yang mendorong pertumbuhan tinggi badan. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh, karena selain sebagai zat pembangun dan pengatur, protein merupakan sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak terdapat pada lemak atau karbohidrat. Anak biasanya mengalami kesulitan makan (tidak mau makan) sehingga menghambat pertumbuhannya. Kebiasaan anak yang tidak makan teratur 3 kali sehari menyebabkan perut kosong, gula darah rendah, lemas, sulit konsentrasi dan menurunnya semangat belajar.

Pertumbuhan anak tidak sesuai dengan potensinya, dengan kata lain mengalami penurunan akibat kurangnya konsumsi protein. Protein digunakan sebagai bahan bakar agar anak yang kekurangan protein memiliki otot yang lembut dan rambut yang mudah rontok. Anak-anak dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas rata-rata mempunyai berat badan lebih tinggi dibandingkan anak-anak dari keadaan ekonomi rendah (Almatsier, 11:2002), karena konsumsi protein anak-anak dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi. Pertumbuhan atau reproduksi otot hanya mungkin terjadi bila asam amino yang tepat tersedia, termasuk yang diperlukan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan. Oleh karena itu, sebagai orang yang berkompeten di bidang olahraga, kita tidak boleh menganggap enteng makanan bagi anak-anak.

KAJIAN PUSTAKA

Protein

Protein merupakan kelompok zat gizi makro, berbeda dengan zat gizi makro lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini lebih berperan dalam pembentukan biomolekul dibandingkan sebagai sumber energi (dalam membentuk bentuk tubuh). Namun jika tubuh kekurangan energi, protein ini juga bisa digunakan sebagai sumber energi. Protein juga dicirikan oleh strukturnya, yang juga mengandung N, C, H, O, terkadang S, P dan Fe. Protein adalah makromolekul dengan berat molekul lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri dari rantai asam amino yang dihubungkan satu sama lain melalui ikatan peptida. Asam amino terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Ada beberapa asam amino yang mengandung unsur seperti fosfor, besi, yodium dan kobalt. Nitrogen merupakan unsur penting dalam protein karena ditemukan pada semua protein, tetapi tidak pada karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen membentuk 16% massa protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan variasi unit asam amino penyusunnya. Molekul proteinjuga mengandung fosfor, belerang dan beberapa jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.

Struktur Protein

Molekul protein adalah rantai panjang yang terbuat dari asam amino. Dalam molekul protein, asam amino bergabung melalui reaksi gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino lain, menghasilkan ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan peptida ini merupakan ikatan primer. Dua molekul asam amino yang bergabung dengan cara ini disebut ikatan dipeptida. Jika ada tiga molekul asam amino disebut tripeptida, dan jika lebih banyak disebut polipeptida. Polipeptida yang hanya terdiri dari beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah polipeptida di mana sejumlah besar asam amino bertemu satu sama lain melalui ikatan peptida (Gaman, P.M, 1992).

Sifat-sifat protein

Protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga bentuk fisik dan aktivitas biologisnya mudah berubah. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sifat alami protein, seperti panas, asam, basa, pelarut organik, pH, garam, logam berat, dan radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah terlihat adalah penyusutan (menjadi tidak larut) atau pemadatan. Beberapa protein larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etil eter. Ketika garam ditambahkan, kelarutan protein berkurang, sehingga protein terpisah sebagai endapan. Jika protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol, protein akan menggumpal. Hal ini karena alkohol menarik molekul protein ke lapisan air di sekitarnya. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung rantai molekul protein menjadikan protein bermuatan tinggi dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa). Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Ketika elektrolisis dilakukan pada kondisi ini, molekul protein bergerak menuju katoda.Sebaliknya pada larutan basa (pH tinggi), molekul protein bereaksi bersifat asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein berpindah ke anoda (Winarno. F.G, 1992 ) ).

Jenis protein

Protein dibedakan menurut bentuknya:

  • Protein fibrilar (skleroprotein)
  • Merupakan protein yang berbentuk serat. Protein ini tidak larut dalam pelarut encer, baik itu larutan garam, asam basa, atau alkohol. Misalnya kolagen ditemukan di tulang rawan, keratin di rambut, miosin di otot, dan fibrin di gumpalan.
  • Protein globular (steroprotein)
  • Adalah protein globular. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, protein jenis ini lebih mudah diubah oleh suhu, salinitas, pelarut asam dan basa dibandingkan dengan protein berfilamen. Protein ini sangat mudah terdenaturasi, artinya komposisi molekulnya dapat berubah sehingga mengakibatkan perubahan sifat fisik dan fisiologis, seperti enzim dan hormon.

Protein dari sudut pandang fungsi fisiologis, yaitu. yang berkaitan dengan daya dukung pertumbuhan tubuh dan pemeliharaan jaringan tubuh, protein tersebut dibedakan menjadi :

  • Protein Lengkap apabila protein tersebut menunjang pertumbuhan tubuh dan pemeliharaan jaringan. Protein lengkap sangat diperlukan anak karena mempengaruhi tumbuh kembangnya.
  • Protein semi lengkap bila protein tersebut mendukung pemeliharaan jaringan tetapi tidak mendukung pertumbuhan tubuh. Protein yang menjaga jaringan yang rusak.
  • Protein tidak sempurna jika tidak dapat sepenuhnya membantu pertumbuhan tubuh dan memelihara jaringan.

Fungsi dan Peran Protein

Protein berperan penting dalam berbagai proses biologis. Peran tersebut meliputi:

  • Transportasi dan penyimpanan
  • Molekul kecil dan ion diangkut oleh protein tertentu. Misalnya pengangkutan oksigen pada sel darah merah menggunakan hemoglobin dan pengangkutan oksigen pada otot menggunakan mioglobin.
  • Pertahanan kekebalan
  • Antibodi adalah protein yang sangat spesifik dan sensitif yang dapat mengenali dan bergabung dengan benda asing seperti virus, bakteri, dan sel organisme lain.
  • Koordinasi Gerakan
  • Kontraksi otot dapat terjadi akibat pergerakan dua filamen protein. misalnya pergerakan kromosom selama proses mitosis dan pergerakan spermatozoa di bawah pengaruh sayap.
  • Dukungan mekanis
  • Ketegangan dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen, yang merupakan protein berserat.
  • Katalisis Enzim
  • Sebagian besar reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis oleh enzim, dan hampir semua enzim yang berperan adalah protein.
  • Membuat dan mentransmisikan impuls saraf
  • Respons saraf yang dimediasi oleh protein reseptor merespons rangsangan tertentu. Misalnya, rhodopsin adalah protein peka cahaya yang ditemukan di sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor di sinapsis.
  • Pengendalian pertumbuhan dan diferensiasi
  • Protein mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi organisme tingkat tinggi. Misalnya, faktor pertumbuhan saraf mengatur pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon yang bersifat protein (Santoso, H. 2008).

Sifat protein

Protein digunakan sebagai makromolekul pemberi informasi, karena rangkaian asam amino dari protein tertentu mencerminkan informasi genetik yang terkandung dalam rangkaian basa dari bagian terkait DNA yang mengendalikan biosintesis protein. Sifat-sifat protein adalah sebagai berikut:

  • Komposisi kimia tipikal
  • Setiap protein merupakan senyawa murni
  • Berat molekul tipikal
  • Semua molekul dalam contoh protein murni ini mempunyai berat molekul yang sama. Karena molekulnya besar, protein mudah mengalami perubahan fisik atau aktivitas biologis.
  • Urutan asam amino yang khas
  • Urutan asam amino dari protein tertentu dirinci secara genetik. Namun, masih terdapat perubahan kecil pada urutan asam amino protein tertentu (Page, D.S. 1997).

Sumber protein

Klasifikasi protein berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani dapat berupa daging dan jeroan, seperti hati, pankreas, ginjal, paru-paru, jantung, jeroan. Yang terakhir ini terdiri dari usus kecil dan besar (usus kecil dan besar). Susu dan telur juga merupakan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi. Ikan, kerang, dan udang merupakan sumber protein yang baik karena rendah lemak, namun sebagian orang alergi terhadap beberapa sumber protein kerang. Kelompok sumber protein hewani jenis ini mengandung sedikit lemak sehingga cocok untuk diet rendah lemak. Namun kerang mengandung banyak kolesterol sehingga tidak bisa digunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan burung lainnya beserta telurnya juga merupakan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi. Perlu diperhatikan bahwa bagian merah telur banyak mengandung kolesterol sehingga sebaiknya dihindari dengan diet rendah kolesterol (Sediaoetama. A.D, 1985). Sumber protein nabati antara lain kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kelapa dan lain-lain. Asam amino pada protein ini tidak selengkap pada protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu mencampurkan dua atau lebih sumber protein dengan jenis asam amino pembatas yang berbeda, saling melengkapi kandungan proteinnya. Jika dua jenis protein dengan jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda dikonsumsi secara bersamaan, maka kekurangan asam amino pada salah satu protein dapat ditutupi oleh kelebihan jenis asam amino yang sama pada protein lainnya. Kedua protein tersebut saling mendukung, sehingga nilai gizi campurannya lebih tinggi dibandingkan protein saja. Misalnya mencampurkan dua jenis bahan makanan yaitu campuran tepung terigu dan kacang-kacangan, dimana tepung terigu kekurangan asam amino lisin namun kelebihan asam amino sulfur, sedangkan kacang-kacangan kekurangan asam amino sulfur dan kelebihan asam amino lisin.  Dengan mencampurkan tepung terigu dan kacang-kacangan dengan perbandingan 1:1, terbentuklah bahan pangan campuran yang meningkatkan kualitas protein nabati. Oleh karena itu, susu dengan sereal, nasi dengan tahu, kacang-kacangan dengan roti, bubur kacang hijau dengan ketan hitam merupakan kombinasi menu yang dapat meningkatkan kualitas protein dan sangat baik untuk tumbuh kembang anak.

Pertumbuhan dan Perkembangan

Masa kanak-kanak ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, yang keduanya berjalan beriringan. Menurut Supriasa (2002:27). Pertumbuhan mengacu pada perubahan ukuran, jumlah, ukuran dan fungsi sel, organ dan individu, ukuran tulang, ukuran kerangka diukur dengan ukuranberat (gram, pon, kilogram) ), tinggi ( cm, meter). Sedangkan perkembangan adalah peningkatan yang teratur dan dapat diprediksi dalam struktur kompleks dan kapasitas fungsional (kemampuan) suatu organisme, karena proses pematangan atau perkembangan merupakan perubahan kualitatif, yaitu perubahan struktur dan/atau fungsi organisme. organisme. tubuh bagian tubuh yang terlihat pada tingkah laku anak, misal. kemampuan memecahkan masalah (keinginan untuk mengambil mainan tinggi-tinggi dan jauh dari jangkauan di atas meja, kemudian muncul ide untuk memanjat kursi), komunikasi lisan. (menceritakan cerita dalam pikiran Anda tentang pengalaman atau ide). Selain kemampuan komunikasi verbal dan berpikir yang telah dijelaskan di atas, perkembangan juga mencakup kreativitas, reaksi emosional, dan perilaku anak secara umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan lebih menekankan pada sisi fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan pada pematangan organ tubuh terutama kemampuan sistem saraf pusat. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal seperti status gizi.

Kegiatan Olahraga

Kegiatan Olahraga adalah suatu kegiatan (olahraga) yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu, yang di dalamnya berlangsung proses penggunaan tenaga yang menunjang gerak. Olahraga membutuhkan sejumlah kalori tertentu untuk mempertahankan gerakan dan aktivitas maksimal. Kegiatan olahraga mempunyai banyak tujuan, antara lain prestasi, kesehatan, pariwisata, pertumbuhan dan perkembangan, kegembiraan dan kenikmatan. Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda, sehingga aktivitas fisik memiliki intensitas, durasi, pemulihan, dan interval yang berbeda-beda.

KESIMPULAN 

Protein sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Protein merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan fisik anak, karena diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Protein juga diperlukan untuk perkembangan otak, sehingga dapat meningkatkan fungsi belajar/kognitif pada anak. Porsi makanan sehat sebaiknya mengandung 15-20% dari asupan protein harian. Kebutuhan protein dapat ditentukan dengan menghitung jumlah nitrogen yang dikeluarkan melalui urin. Protein membantu menggantikan sel-sel tubuh yang rusak Dalam olahraga, kerusakan jaringan tubuh manusia sering kali diketahui setelah melakukan aktivitas fisik, misalnya: keseleo, tegang, atau terjatuh. Di sana protein sangat diperlukan dalam aktivitas olahraga untuk menggantikan sel-sel yang rusak, sehingga anak kecil sangat membutuhkan asupan protein yang seimbang untuk aktivitas olahraga, tumbuh kembang anak.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta.

Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Cameron, N. 2002. Human Growth and Development. California: Academic Press.

Gaman. M. 1992. Ilmu Pangan, Penghantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gaman PM, Sherrington KB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Murdijati G, et al, penerjemah. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition and Microbiology

Hardinsyah dan Drajat, M. (1989). Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Wirasari.

I Dewa Nyoman Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Mcardle, D. (1986). Exercise Physiology Energy, Nutrition, and Human Performance. Second Edition. Philadelpia

Page. D.S. (1997). Prinsip-Prinsip Biokimia. Edisi Kedua. Penerjemah R. Soendoro. Jakarta: Erlangga

Sediaoetama, A. D. 1985. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta

Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun