Celline       : "Kamu bener-bener gila ya Zy?"
Ramzy        : "Iya, kenapa!?"
Celline berusaha membuka pintu mobil, dan akhirnya bisa lolos dari Ramzy.
Celline sampai di rumah, dan Ayah Celline sangat khawatir dengan keadaanya.
Ayah Celline   : "Kamu darimana aja? Ko ayah telepon gak kamu angkat?"
Celline       : "Maaf ayah, hp Celline tadi jatuh kelindes mobil jadi bingung mau ngabarin ayah gimana."
Ayah Celline   : "Ramzy gak ngapa-ngapain kamu lagi kan?"
Celline       : "Ngga ayah." (Celline menyembunyikan perlakuan Ramzy).
Tiga Hari kemudian, Celline mempunyai HandPhone Baru, entah tahu darimana nomor handphone baru Celline, Ramzy terus menerus meneror Celline tiada hentinya demi mendapatkan kesempatan untuk Kembali kepada Celline, segala perbuatan jahat dan licik Ramzy kepada Celline terus menerus datang dan sampai mengancam nyawa. Membuat Celline merasa tidak nyaman. Celline sudah tidak bisa menahannya lagi, Celline memberitahu orang tuanya dan orang tua Celline akan mengambil ini semua ke jalur hukum.
Mengenal Ramzy tidak akan pernah Celline sesali dalam hidupnya. Celline tidak gagal mencintainya, tulusnya benar untuk Ramzy, kasih sayangnya penuh untuknya, hanya saja Celline gagal membuatnya bersyukur memiliki. Bagaimanapun Ramzy, Ramzy pernah menjadi bagian dari hidup Celline, pernah menjadi alasan mengapa Celline bisa tertawa, dan bisa bahagia meski akhirnya cukup menyimpan banyak luka dan trauma hebat kepada Celline Terima kasih banyak, Ramzy. Jangan pernah kembali!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H