A. Pengetahuan Petani Terhadap Pengelolaan Padi Sawah
Padi merupakan salah satu jenis tanaman pangan paling penting di dunia. Padi dalam bahasa latin disebut Oryza sativa, adalah salah satu tanaman budidaya yang sangat vital di Indonesia. Meskipun produksi padi dunia berada pada urutan ketiga setelah jagung dan gandum, namun padi merupakan makanan pokok sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar masyarakat dunia.
Di Indonesia sendiri, padi menempati urutan pertama sebagai bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat. Namun sayangnya sampai saat ini produksi padi belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat kita, dengan kata lain Indonesia belum mampu berswasembada padi.
Sebagai negara agraris dengan lahan sawah yang luas, semestinya produksi padi di Indonesia melimpah. Minimal untuk kebutuhan di dalam negeri. Namun kenyataannya sangat ironis, kita sampai sekarang masih mengimpor beras dan lebih parahnya lagi Indonesia adalah pengimpor beras terbesar di dunia. (Mitalon, 2016).
Budidaya padi adalah kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Budidaya di setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda (Wikipedia; 2018).
Pengetahuan lokal yang dimiliki oleh kelompok petani dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu proses kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki oleh para petani atau kelompok masyarakat tertentu merupakan suatu kesatuan simbol yang mengandung makna.
Misalnya cara petani dalam menentukan hari-hari baik, memilih jenis benih unggul, serta melihat tanda-tanda alam lainnya itu juga merupakan proses kebudayaan. Keberadaan berbagai macam tanda-tanda alam sekitar menjadi sesuatu hal yang tak terpisahkan dengan aktivitas keseharian masyarakat di suatu wilayah tersebut.
Terkait dengan tanda-tanda alam, hal utama yang dilakukan oleh para petani yakni melihat tanda-tanda alam yang ada di daerah tersebut. Ada sebagian petani yang melihat tanda-tanda alam dengan melihat adanya hama atau tidak, misalnya seperti hama tikus, biasanya hama tikus itu berada di bulan juni, dan petani tidak akan turun sawah di bulan juni dikarenakan hama tikus tetrsebut membuat sarang di dalam tanah, atau para tikus itu masuk ke lobang-lobang yang ada di sawah tersebut.
Para petani juga tidak akan turun sawah di bulan Desember dikarenakan juga adanya hama tikus. Hama tikus akan keluar pada bulan desember maka dari itu para petani tidak akan menanam sawah di bulan Desember.
Tanda-tanda alam yang lainnya juga dilihat dari cuaca, biasanya para petani memprediksi jika dibulan Januari sampai dibulan Juni biasanya musim Kemarau jadi para petani tidak akan bercocok tanam padi, tetapi para petani akan menanam Palawija seperti, semangka, kacang-kcanagan, cabai dan palawija lainnya.
Menurut Ramli (40th) bahwa tanda-tanda alam itu merupakan kebiasaan leluhur kami terdahulu apabila akan memulai bercocok tanam. Kebisaan tersebut masih kami pegang teguh sebagai suatu tradisi yang tak terpisahkan dalam dirinya.
Proses selanjutnya yang dilakukan oleh para petani yakni menyiapkan benih unggul. Menurut P. Nasution (43th) dan L.Susanti (42th) Pemilihan benih padi biasanya mengambil dari hasil panen yang telah diperoleh sebelumnya dan dianggap berkualitas, dengan pertimbangan bahwa dapat menghemat biaya dan kualitasnya pun relatif sama. Sebagian pula petani yang masih mengandalkan bibit dari pengelola pertanian di daerah tersebut.
Sebelum menanam padi tersebut biasanya petani terlebih dahulu merendam bibit padi yang telah di pilih tadi dengan kurun waktu 3 hari 3 malam untuk proses perendaman bibit.
Menurut Ramlan Tarigan (55th) Selanjutnya Proses selanjutnya yang dilakukan adalah membajak sawah. Seiring dengan perkembangan teknologi pertanian, dalam membajak sawah pada umumnya menggunakan traktor/jetor. Membajak dengan menggunakan mesin traktor/jetor biasanya memerlukan jasa manusia untuk mengendalikan mesin traktor/jetor.
Setelah tanah tersebut di luku, biasanya para petani membuat tempat pembibitan kira-kira 1/3 dari lahan persawahan itu lah yang dibuat untuk tempat pembibitan. Benih padi tersebut lalu di taburkan selama 20 hari hingga tumbuh menjadi sebuah bibit padi yang sudah layak ditanam.
Setelah 20 hari para petani memanam padi dengan cara bergotong royong, dan biasanya hal tersebut sudah ada pekerjanya sehingga petani yang memiliki sawah tersebut hanya tinggal member upah bagi penanam padi.
Sekitar tiga hingga empat bulan berjalan (100 hari), tanaman padi sudah siap untuk dipanen. Dalam proses memanen padi, hanya berdasarkan kesiapan masing-masing petani.
Seiring dengan perkembangan teknologi modern saat ini, para petani sebagian besar sudah menggunakan mesin untuk memanen yang disebut sebagai mobil mini combine harvester. Meski demikian, terdapat pula masyarakat yang masih menggunakan jasa manusia dengan menggunakan teknologi lokal.
Menurut Yasir (48 th) bahwa menggunakan jasa manusia dengan teknologi seadanya merupakan suatu kesyukuran tersendiri yang dirasakannya. Cara itu dilakukan agar hasil panennya juga bisa dinikmati oleh keluarga dan masyarakat setempat yang ikut serta dalam memanen padi. Cara tersebut juga sebagai salah satu proses untuk mempererat hubungan tali silaturahmi dengan sesama anggota masyarakat setempat.
B. Kearifan lokal yang pernah ada dan masih ada dalam membudidayakan padi sawah (palawija tanaman yang lainnnya)
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan di suatu tempat atau daerah. Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat sebagai bentuk adaptasi terhadap alam dan lingkungan.
Kearifan lokal di bidang pertanian padi dijalani oleh petani padi yang berada di Desa Tanjung Mulia. Kearifan lokal tanaman padi yang dijalani petani padi di Desa Tanjung Mulia dilakukan dari kegiatan pembukaan lahan hingga ke pemasaran/penjualan padi.
Kajian kearifan lokal petani padi sawah yang pernah ada dan yang masih ada sampai sekarang di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan tanjung Morawa ini diantaranya adalah masih banyak para petani yang melakukan gotong royong dalam mengelola lahan pertanian, dan masih banyak juga para petani yang menggarap sawahnya dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat pada umumnya.
Contohnya saja seperti menanam padi di bulan-bulan tertentu,hingga memanen hasil padi yang sudah ada ketentuannya sejak dulu. Serta penanaman palawija yang juga ada sejak dulu. Contohnya penanaman semangka sehabis memanen hasil padi. Kemudian ada juga penanaman kacang-kacangan serta cabai di pinggir-pinggir lahan persawahan tersebut atau betengan sawah. Petani masih sering menanam palawija tersebut.
C. Cara petani menggarap lahan yang kosong di area pesawahan tersebut.
Tanah dan lahan pertanian adalah hal paling vital dalam sector pertanian. Tanaman pun tidak bisa hidup tanpa adanya lahan pertanian ini, menggarap lahan pertanian juga tidak semudah yang dibayangkan. Kita harus benar-benar bisa mengolah tanah terlebih dahulu agar tumbuhan yang ditanamm dapat tumbuh subur dan memberukann hasil panan melimpah.
Biasanya para petani memanfaatkan lahan yang kosong yang ada di area pesawahan. Menerut Ramlan Tarigan (55), biasanya para petani banyak memanfaatkan benteng-bentangan sawah yang ada disekitar lahan perswahan, biasanya para petani menanami banyak palawija diatas benteng-bentengan sawah, misalnya “kami para petani banyak menanami sepertio pohon pisang, cabai, jagung, kacang-kacangan, terong dan masik banyak lagi lainnya, agar lahan yang kosong tadi ini tidak sia-sia jadi kami memilih untuk menanami beberapa palawija disekitar lahan peratnian sawah ini”.
Para petani juga merawat tumbuhan yang ditanam tadi dengan cara memupuknya menyirami nya dan perawatan yang lainnya juga, mereka melakukan hal tersebut untuk mengisi lahan yang kosong disekitar tanaman padi yang kosong, dan biasanya petani ada membuat bentengan atau pinggiran sawah untuk di tanamani palawija disekitarnya. Dan mereka juga bisa memanen hasil tanaman mereka, dan baisanya hasil panen dari tumbuhan yang ditanam tadi untuk dikonsumsi sendiri dan dibagikan dengan tetangga tetapi ada juga sebgian petani yang menjualnya.
Tetapi ada juga petani yang jika sudah siap musim padi, mereka menanam cabai, semangka sembari untuk menunggu musim padi tiba. Jika sudah siap panen maka para petani biasanya menjual hasil panen tersebut.
D. Petani padi disawah (palawija tanaman yang lainnya) masih dilakukan oleh masyarakat di Desa Tanjung Mulia, kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Masih banyak para petani yang melakukan penanaman padi sawah (palawija tanaman lainnya), karena memiliki faktor yaitu:
a. Faktor dipertahankan
Petani menganggap mempertahankan kearifan lokal suatu penghargaan bagi nenek moyang di desa Tanjung Mulia Tersebut. Serta para petani juga bisa tetap memeprtahankan silahturahmi sesame masyarakat.
b. Faktor kearifan lokal ditinggalkan
1. masuknya teknologi modern
2. petani sudah mulai lupa tentang kearifan lokal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H