Belajar dan mencari informasi sebanyak-banyaknya adalah salah satu bentuk proses yang tidak boleh dilewatkan. Memiliki informasi dapat membantu para calon orangtua menghadapi masalah-masalah yang mungkin terjadi pada saat menyusui nantinya.
Apalagi pemberian ASI eksklusif rupanya sudah tertera pada PPRI No. 33 tahun 2012 sebagaimana dikutip pada pasal 6 yang isinya:
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya.
Sementara bila ibu tidak dapat menyusui bayinya, dia berhak mencari seorang pendonor bayi yang dalam hal ini dikenal sebagai ASIP (Air Susu Ibu Perah). Ada banyak jalan yang bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan si anak untuk menikmati susu formula alih-alih Air Susu Ibu.
Nah, setiap orang juga harus mengambil peran masing-masing. Menyusui bukan hanya untuk perempuan dan anak-anaknya, tapi juga untuk suami serta keluarga terdekat mereka. Penting sekali ibu hamil dan menyusui mendapat dukungan yang positif dari lingkungan terdekat.
Soalnya biar bagaimanapun juga, anak adalah cerminan dari apa yang dia ajarkan dan lengaruh orang-orang yang ditemuinya sehari-hari.
Saran dari teman saya di cerita ketiga adalah,
Carilah partner yang mendukung semua pilihan-pilihanmu. Walaupun itu harus berbanding terbalik dengan apa kata orang tua.
*
Saya mungkin termasuk salah satu orang yang beruntung karena masih punya banyak kesempatan untuk memelajari dunia parenting yang masih baru dan belum saya cicipi sampai sekarang. Karena ternyata saya sering mendengar banyak keluhan dari orang-orang betapa mereka menyesal tidak belajar dari dulu dan seakan tidak punya waktu untuk memelajari hal-hal yang terkesan remeh ini.
Tulisan ini dibuat bukan sebagai bentuk penghakiman. Hal ini saya tulis karena rasa gelisah saya sebagai seorang perempuan yang melihat perempuan lainnya yang jadi ibu baru tanpa siap menjadi ibu. Semoga peran ibu, entah menjadi wanita karier atau menjadi ibu rumah tangga bisa memberikan yang terbaik bagi anak-anak.