Mohon tunggu...
Bella Umro Isyah
Bella Umro Isyah Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi di IAIN Jember Prodi PGMI D2 '19'

_Ilmu Tidak Akan di Dapat Kecuali dengan Bersabar atas Kesulitan_ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا 😊 ..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Eksistensialisme dan Para Tokoh Pemikirannya

2 Mei 2020   11:46 Diperbarui: 2 Mei 2020   12:02 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb.

Okey, kalin ini akan membahas tentang aliran eksistensialisme dan para tokohnya, sebelumnya udah pada tau belum tentang materi kali ini, kalau begitu langsung aja ya ...

Aliran Eksistensialisme, kata dasarnya eksistensi yakni exist yang berawal dari bahasa latinnya "ex" artinya keluar dan "sistere" yang bermakna berdiri. Jadi eksistensi ini merupakan berdiri dengan keluar dari diri sendiri. 

Dalam artian bahwa dengan keluar dari diri sendiri, manusia sadar akan dirinya ia berdiri menjadi aku ataupun pribadi. Agar lebih memahami tentang filsafat eksistensialisme, maka harus dilainkan dengan filsafat eksistensi. Untuk eksistensi sendiri memiliki arti filsafat yang meletakkan cara wujud manusia menjadi tema Sentral. Sedangkan eksistensialisme merupakan aliran yang mengatakan bahwasanya cara Berada manusia dan benda lain itu tidak sama. 

Seperti halnya manusia berada di dunia, sapi dan pohon juga. Namun cara keberadaannya tidaklah sama titik aliran ini lahir dari suatu krisis, krisis artinya penentuan. 

Dengan begitu krisis ialah suatu perjalanan dari satu krisis ke krisis yang lain. Adapun tujuan pendidikan menurut aliran eksistensialisme ini adalah untuk memotivasi seseorang agar mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Di mana Itu atas kesadaran diri nya sendiri. Jika dipandang dari segi pendidikan seseorang itu memiliki kebebasan dalam memilih sekolah yang dia inginkan. 

Tokoh-tokoh pemikiran aliran eksistensialisme diantaranya:

1. Jean Paul Sartre, lahir di Prancis, 21 Juni 1905 dan meninggal pada tanggal 15 april 1980. Ia merupakan filsuf kontemporer dan seorang penulis Prancis. Sartre beranggapan eksistensi itu sudah ada lebih dulu daripada esensi. Maksudnya, manusia akan mempunyai esensi apabila ia sudah eksis terlebih dahulu dan esensi itu akan timbul ketika manusia mati.

2. Soren Aabye Kiekegerd, masa aktifnya tahun 1813 sampai 1855 dan lahir di Kopenhagen, Denmark. Ia mulai belajar teologi di Universitas Kopenhagen, ia sangat menetang pemikiran Hegel yang pada waktu itu mendominasi di Universitas tersebut.

3. Martin Buber, adalah filsuf Jerman kelahiran Austria yang terkenal dengan filsafat dialognya, yakni suatu pemikiran eksistensialisme yang fokus kepada pembedaan antara hubungan Aku-itu dan Aku-Engkau. Ia lahir di Wina, Austria pada tanggal 8 februari 1878 dan meninggal pada tanggal 13 juni 1965 di Talbiya, Yerussalem, Israel. Buber berasal dari keluarga Yahudi taat, namun ia memisahkan diri dari tradisi Yahudi untuk mempelajari filsafat secara sekuler.

4. Martin Heidegger, dilahirkan di Jerman tanggal 26 September 1889 dan meninggal di Freiburg, Jerman 26 Mei 1976. Martin Heidegger merupakan seorang filsuf asal Jerman, ia belajar di Universitas Freiburg dibawah Edmund Husserl, penggerak fenomenologi yang kemudian menjadi seorang profesor disana.

5. Karl Jaspers, lahir tahun 1883 sampai 1969. Jaspers adalah filsuf eksistensialis dari Jerman. Awal mulanya Jaspers bekerja sebagai psikiater namun, pada tahun 1921 ia mulai bekerja menjadi dosen filsafat di Heidelbarg.

6. Gabriel Marcel, dilahirkan pada tanggal 7 Desember 1889, Paris, Prancis. Ia seorang kritikus musik, pengarang drama, filsuf Prancis dan tokoh terkenal eksistensialisme kristen. Marcel sendiri kerap diklasifikasikan menjadi salah satu tokoh-tokoh eksistensialis awal meskipun ia mengkhawatirkan penempatannya jika kategorinya sama dengan Jean Paul Sartre. Sebenarnya ia lebih menyenangi label neo-Sokratik ( bisa jadi karena Soen Kiekegard sering disebut sekelompok pihak sebagai bapak eksistensialisme kristen dan seorang pemikir neo-Sokratik juga.

7. Paul Tillich, seorang teolog Jerman-Amerika yang sekaligus filsuf eksistensialis kristen. Hidup sezaman dengan Karl Bath, Tillich merupakan salah satu teolog sistematika protestan yang sangat berpengaruh pada abad ke-20.

Sekian dulu ya teman-teman,

Wassalamualaikum wr.wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun