Para atelit Indonesia saat ini, sedang bersiap menyambut pesta olahraga terbesar di Indonesia. Begitu juga para warga Indonesia lainya. Pulau Papua sendirilah yang akan menjadi tuan rumah untuk acara besar PON (Pekan Olahraga Nasional) 2021 tersebut. Dalam rangka menyemarakan kegiatan yang hanya diadakan beberapa tahun sekali ini, sudah saatnya warga indonesia mengenal lebih dekat pulau di bagian timur yang penuh dengan kehangatan tersebut.
Pada dasarnya Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 5 pulau besar utama. Dan dari kelima pulau tersebut, pulau Papualah yang menjadi pulau terbesar di tanah air ini. Menjadi bagian paling timur di Indonesia, Papua memiliki begitu banyak pesona dari segala sumber yang ada disetiap sudutnya.
Saat ini, kebanyakan orang mengenal Papua hanya sebatas wisata alam dan gunung tertinggi dengan puncak eksotisnya. Padahal disamping keindahan alam dan kekayaan sumber daya alamnya, wilayah Indonesia paling timur tersebut memiliki 25 suku di dalamnya. Selain itu banyak orang tidak mengetahui fakta bahwa Indonesia juga memiliki taman nasional terbesar di Asia Tenggara yaitu, Taman Nasional Lorentz di Papua Barat. Dengan luas lebih dari 2,3 juta hektar. Dimana taman nasional tersebut ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1999. Tak hanya itu, daratan yang memiliki banyak hutan hujan tersebut juga memiliki 143 jenis burung di dalamnya.
Mengenai keragaman suku dan kehidupan sosial, seperti yang kita ketahui bahwa setiap individu di tiap negara maupun daerah memiliki ciri khas fisik tersendiri. Mulai dari tinggi badan, bentuk hidung  bahkan sampai warna kulit. Perlu dipahami bahwa semua itu tentu bukan penghalang bagi seseorang untuk bersosialisasi dengan keberagaman masyarakat. Memang negara Indonesia berada di wilayah yang beriklim tropis, sehingga lazimnya para penduduk asli di zona ini cenderung mempunyai warna kulit khusus yang berasal dari ras Mongoloid-Melayu yakni, dengan ciri khas kulit berwarna sawo matang atau coklat.
Kendati demikian, populasi yang menyandang kulit dengan sebutan sawo matang tersebut, sebagian besar tersebar di Indonesia bagian barat dan tengah. Lantas bagaimana di bagian Timur? Nah, untuk wilayah Indonesia di bagian timur seperti pulau Papua, kebanyakan masyarakat pribuminya berasal dari ras Negroid, Â yang mana segenap orang disana memiliki warna kulit cukup gelap. Sebetulnya Papua merupakan salah satu daerah di negeri ini dengan paparan sinar UV yang begitu intens, maka dari itu tidaklah ganjil jikalau masing-masing jiwa yang bermukim di kawasan Papua mempunyai kulit berwarna gelap.
Lalu apa dengan kulit yang berwarna tidak terang, orang yang tinggal di Papua merasa terpuruk dan meratapi nasib lantaran isu tersebut? Oh sayangya tidak sama sekali, jangan menganggap bahwa rakyat di Papua diberlakukan serupa dengan mereka yang berada di negara lain (Rasisme kulit hitam). Perlu dicermati bahwasanya individu dengan kulit gelap di Indonesia diberikan hak kebebasan untuk memiliki hidup yang layak. Jadi, bila pernah terdengar olehmu desas-desus orang kulit hitam di renggut haknya, jelas itu adalah hoax yang merajalela. Kalaupun ada, mungkin hanya orang-orang tertentu yang memang dasarnya tidak respek terhadap insan berkulit hitam.
Walaupun pulau Papua begitu terkenal dengan pesona alam dan keelokan wisatanya, namun dalam hal pembangunan fasilitas seperti sarana dan prasarana untuk pendidikan, di pulau tersebut masih terbilang cukup minim dan sedang diusahakan untuk dikembangkan. Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa wilayah di Indonesia memiliki plus dan minus tersendiri layaknya pulau di bagian timur Indonesia ini.
Pertumbuhan sekolah-sekolah disana pun belum sepesat infrastruktur pendidikan yang tersedia seperti di kota-kota pulau Jawa. Bahkan bila ditelusuri lebih dalam, tepatnya di kawasan pedalaman Papua, kondisi pengajaran dan pembelajaran disana tergolong meresahkan lantaran kurangnya akses belajar dan tenaga pendidik. Bayangkan saja demi memperoleh ilmu pengetahuan, para pelajar seperti mahasiswa diharuskan menempuh jarak perjalanan yang cukup panjang, jauh, rusak, dan berlubang. Selain itu fasillitas jenjang sekolah tingkat lebih lanjut misalnya tingkat SMA, SMP, dan Universitas juga belum begitu memadai.Â
Bagaimanapun adanya, perihal tersebut bukanlah penghalang bagi mental seorang pejuang. Meski kelengkapan fasilitas belum sepenuhnya terdukung, kualitas potensi sumber daya manusia di Papua cukup mengejutkan hati. Pasalnya siapa pula yang tidak terpukau jikalau banyak sekali anak-anak berprestasi yang berhasil mengharumkan nama "Papua" bukan hanya di kancah Nasional melainkan hingga di kancah international.
Lantas siapakah diantara individu pemilik kapasitas tidak biasa tersebut? Salah satu diantara mereka adalah Yuliana Fonataba, siapa pula yang tak kenal dengan wanita berparas anggun satu ini? Ia merupakan seorang presenter yang kerap menyiarkan berita di stasiun TV Indonesia, SCTV. Tidak hanya cakap dalam menyampaikan informasi, pencapaian-pencapaian spektakuler lain pun ikut diraih olehnya, diantaranya adalah ia pernah berpartisipasi sebagai Duta Muda Asean dan menjadi Puteri Indonesia mewakili Papua pada tahun 2018.
Prestasi anak bangsa di Papua tak hanya berhenti pada satu jiwa, Alvionita Kogoya pun ikut mengambil peran dalam membesarkan mutu area tersebut di mata khalayak umum. Anak muda satu ini memiliki kecerdasan luar biasa di bidang Matematika, hingga pada akhirnya skill yang ia miliki dialokasikan untuk ikutserta dalam ajang kompetisi Matematika tingkat Internasional yang diselenggarakan di China.
Berhubung artikel ini ditujukan untuk menyemarakkan festival PON (Pekan Olahraga Nasional), belum tuntas rasanya jikalau kecakapan dan kepiawaian dalam aspek olahraga tidak disebutkan, oleh karena itu publik perlu tahu siapakah sosok yang sempat melambungkan nama wilayah Papua. Sosok tersebut ialah seorang atlet bernama Raema Lisa Rumbewas, Ia adalah olahragawan putri yang pandai mengangkat besi. Ia juga merupakan salah satu atlet yang berkesempatan meraih lencana-lencana kejuaraan prestisius di tingkat global.
Adapun prestasi-prestasi yang dicapai oleh Lisa antara lain adalah ia berhasil memenangkan medali perak dengan mengangkat besi yang memiliki berat sekitar 50 kg pada kontes pertandingan di Sydney. Wah, sungguh kontestan yang begitu ulung bukan atlet wanita satu ini? Tentu saja, meskipun ia seorang wanita tetapi kehebatan yang dimilikinya memang betul-betul fantastis.
Lihatlah, sekalipun mereka mendapati hambatan jalan menuju tempat menimba ilmu, pulau Papua tetap mampu memperlihatkan bintang-bintang hebat yang amat berkompeten di dunia profesional. Para nama yang kami sebutkan hanyalah sebagian kecil daripada banyaknya anak bangsa bertalenta yang lahir di Papua. Nilai juang yang mereka tanamkan untuk kejayaan hidup begitu dahsyat sehingga sekeras apapun bebatuan menimpa dan seterjal apapun kendala menghadang, semua itu tak ada tandingnya dengan tujuan yang telah mereka tetapkan. Betapa berharga dan bernilaninya setiap sudut pulau tersebut.
 Dari alam hingga masyarakat sosialnya, Papua memiliki peranan yang cukup besar untuk Indonesia. Banyak mimpi-mimpi yang siap dijemput dari segala sisi dan sudut tanah Papua. Kehangatan mentari menjadi sinyal bahwa harapan baru siap untuk disapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H