Mohon tunggu...
Sosbud

Puluhan Orang Sesak Napas Akibat Bom Kimia di Wilayah Aleppo,Suriah

10 September 2016   23:09 Diperbarui: 10 September 2016   23:26 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergolakan di dunia dewasa ini memicu wilayah-wilayah yang bersangketa menggunakan senjata kimia seperti yang baru-baru ini terjadi di wilayah Aleppo, bagian barat daya Suriah(7/9/2016). Akibat bom kimia ini,  puluhan orang sesak napas, kebanyakan dari mereka ialah  anak-anak.

Menurut sekelompok relawan, pertahanan sipil Suriah, sekitar 80 orang dilarikan ke rumah sakit akibat masalah pernapasan setelah pesawat militer Assad menjatuhkan bom tersebut.

Tim relawan pun merilis video di Sukkari, menampilkan anak-anak dan korban lainnya yang dilarikan ke rumah sakit Basel Aslan, mereka megap-megap sulit bernapas. Kemudian mereka diberi masker oksigen untuk memperlancar pernpasan para korban. Dikutip dari : CNN Indonesia

Video yang dirilis Aleppo Media Center memperlihatkan seorang pria yang tidak bernapas, tim medis mati-matian mencoba memompa oksigen ke paru-paru pria tersebut.

Juli silam, tentara Assad mengepung wilayah barat daya Suriah ini dan memotong akses pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan air dan dibantu serangan udara Rusia. Beberapa kasus serangan bom klorin sebelumnya juga dilaporkan terjadi di wilayah Aleppo

Akhir Agustus lalu penyelidikan PBB menemukan bahwa senjata kimia digunakan baik oleh tentara pemerintah Assad maupun militan ISIS. Tentara Assad menggunakan chlorine, sedangkan ISIS gas mustard.

Sepertinya Bashar al-Assad dan ISIS ini menggunakan prinsip Machiavelli yaitu Segala hal yang mungkin harus dilakukan untuk memastikan kemenangan. Penggunaan kekuatan penuh merupakan prioritas. Terlihat dari tindakan mereka menjatuhkan bom kimia terhapadap Aleppo. Saya tidak setuju dengan prinsip Machiavelli ini karena, maksud perkataan tersebut ialah harus menggunakan segala cara untuk menang walaupun dampak yang ia lakukan banyak sisi negatifnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun