Mohon tunggu...
Politik

Rodrigo Duterte Menanggapi Jika Perkataannya Itu Hanyalah Lelucon Semata

25 Agustus 2016   23:04 Diperbarui: 25 Agustus 2016   23:51 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(24/8/2016) perang narkoba di Filipina menuai banyak kritikan dari masyarakat Filipina, termasuk PBB juga ikut mengkritik upaya pemberantasan narkoba di Filipina yang diserukan oleh Presiden Rodrigo Duterte. Namun, Duterte mengancam akan keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang dikenal dengan PBB.

Tetapi menurut Duterte perkataannya tempo hari mengenai ancaman itu hanyalah sebuah lelucon semata.

"Apakah kalian tidak bisa menerima lelucon?" ucap Duterte kepada para wartawan ketika ditanya apakah dirinya serius mengenai ancaman keluar dari PBB. Sumber: detik.com rabu(24/8)

Sebelum pernyataan Duterte ini, Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella, menyebut pernyataan Duterte hanya ekspresi rasa frustrasi kepada PBB.

Sumber: kompas.com rabu(24/8)

Agnes Callamard, utusan khusus PBB yang menyusun laporan mengenai penanganan kasus narkoba Duterte. Menyebutkan apa yang dilakukan Duterte adalah melanggar hukum internasional. Namun, Dutertre tetap mengkritik Callamard dan menyebutkan bahwa Callamard orang yang "ambisius" dan "tidak punya otak" dikarenakan Dutertre tidak terima Callamard menuduh dirinya melakukan kejahatan genosida. Namun menurut AFP, Callamard tidak pernah menyebut genosida dalam laporannya. dikutip dari sumber: cnnindonesia.com

Sementara itu, metode Duterte dalam memberantas narkoba di negaranya terus dikritik berbagai pihak. Mereka menganggap Duterte melakukan penghukuman tanpa proses peradilan.

 Sejak Duterte dilantik sebagai Presiden pada 30 juni lalu, kurang lebih 1.800 orang yang diduga pengedar dan pengguna narkoba tewas di negeri yang terkenal akan destinasi Boracay ini. Duterte mengkonfirmasi bahwa 756 orang yang dibunuh oleh polisi, karena saat itu tersangka pengedar narkoba yang menolak ditahan. Sementara itu, lebih dari seribu orang lainnya tewas dalam perang antar-geng narkoba.

di sunting dari Sumber: cnnindonesia.com rabu(24/8)

 

 

Nama : Nabilah Arindya

NIM : 07041381621158

Pembimbing : Nur Aslamiah Supli,BIAM,M.Sc

Universitas Sriwijaya Kampus Palembang Kelas B

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun