Mohon tunggu...
bellaaamellia
bellaaamellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Warisan Leluhur di Era Modern, Budaya Bersih Desa Sebagai Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Desa

19 November 2024   19:54 Diperbarui: 19 November 2024   20:28 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era globalisasi yang serba cepat, kita seringkali dihadapkan pada dilema antara mempertahankan identitas budaya dan mengikuti arus modernisasi. Pelestarian budaya lokal menjadi penting mengingat budaya merupakan cerminan jati diri sebuah bangsa.Modernisasi dan urbanisasi membuat masyarakat semakin individualistis dan kurang peduli dengan lingkungan sekitar.

Budaya bersih desa, atau sering disebut juga dengan sedekah bumi, merupakan tradisi turun-temurun yang sarat akan makna filosofis dan spiritual. Lebih dari sekadar kegiatan membersihkan lingkungan, tradisi ini menyimbolkan hubungan erat manusia dengan alam semesta dan Sang Pencipta.

Bersih desa adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat dan hasil panen yang melimpah pada tahun tersebut. Kegiatan ini biasanya dilalukan oleh masyarakat dengan cara kirap yang dilakukan sepanjang jalan desa dengan membawa hasil panen masyarakat. Bertujuan untuk membersihkan area desa mulai dari tempat ibadah, jalan, hingga lingkungan sekitar rumah.

Tradisi ini juga dikaitkan dengan penghormatan kepada para leluhur yang dianggap sebagai penjaga desa. Dengan membersihkan desa, masyarakat memohon restu dan perlindungan dari para leluhur.

Tradisi bersih desa juga menumbuhkan semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian sosial di antara warga desa.Membuat penduduk desa semakin peduli antar masyarakat.Selain membersihkan lingkungan fisik, tradisi ini juga mengandung makna membersihkan diri dari segala kotoran baik lahir maupun batin.

Namun setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda beda. Salah satunya, terdapat berbagai macam upacara adat yang menyertai tradisi bersih desa, seperti tarian tradisional, gamelan, dan pertunjukan wayang kulit.

Oleh sebab itu, pendidikan tentang pentingnya melestarikan budaya lokal harus dimulai sejak dini. Kurikulum pendidikan perlu diperkaya dengan materi-materi yang berkaitan dengan sejarah, seni, dan tradisi lokal. 

Pemerintah dapat membuat kebijakan yang mendukung pelestarian budaya, lembaga agama dapat mengintegrasikan nilai-nilai budaya.masyarakat dapat aktif terlibat dalam kegiatan pelestarian, dan sektor swasta dapat memberikan dukungan finansial dapat menjadi landasan moral dalam pelestarian budaya, sementara budaya dapat memperkaya pemahaman sejarah..

Kesimpulan:

Pelestarian budaya lokal merupakan tanggung jawab bersama. Dengan menyelaraskan budaya dengan modernisasi, kita dapat membangun masyarakat yang berkarakter, bermartabat, dan memiliki identitas yang kuat. Mari kita jadikan warisan budaya leluhur sebagai inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun