Mohon tunggu...
Bella Aulia Kharisma
Bella Aulia Kharisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo selamat datang di akun saya, ini akan menjadi media untuk saya pribadi mempublikasi fakta-fakta menarik yang saya temui dalam perjalanan hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto Produksi Pakaian Seragam Sendiri

27 Juni 2022   09:06 Diperbarui: 30 Juni 2022   10:57 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah 2 tahun vakum menjalani kegiatan produksi pakaian seragam sekolah, akhirnya di tahun 2022 ini SMK Negeri 1 Sooko kembali memproduksi pakaian seragam sekolah. Pakaian seragam ini diperuntukan kepada calon siswa baru. Pertama kali munculnya ide untuk memproduksi pakaian seragam sekolah sendiri yaitu pada tahun 2006 sekitar 3 tahun setelah adanya jurusan Tata Busana di SMKN 1 Sooko pada tahun 2003.

Pengerjaan pakaian seragam sekolah ini melibatkan siswi-siswi Tata Busana dan guru-guru Tata Busana SMK N 1 Sooko. Mulai dari pembelian bahan, pemilihan kain, penentuan motif, pembuatan pola, pemotongan bahan sampai ke tahap produksi dan quality control hingga finishing. Proses produksi pakaian seragam ini memakan waktu kurang lebih 6 bulan, pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan ini biasanya dimulai dari bulan februari dan berkahir di bulan agustus-september. Sehingga pada saat tahun penerimaan siswa baru pakaian seragam sudah siap dibagikan kepada calon siswa. Namun ditahun 2022 ini terdapat sedikit kendala sehingga proses produksi pakaian seragam harus mundur dibulan april dan diperkirakan akan selesai pada bulan september-oktober tahun 2022 ini.

Adapun pakaian yang diproduksi antara lain seragam putih abu-abu, seragam pramuka, seragam jurusan dan baju lab jurusan Tata Busna. Selain pakaian seragam ada juga atribut-atribut seperti dasi, hasduk pramuka, kerudung dan nama dada. Banyaknya jumlah seragam sekolah yang diproduksi menyesuaikan dengan banyaknya kuota penerimaan siswa baru setiap tahunnya.

Di tahun ini produksi seragam sekolah jumlahnya kurang lebih ada sekitar 400 setel. “Kita produksinya sekitar 400, jurusan sesuai dengan kelasnya kalau ada 2 kelas itu yaa perkelas kan maksimal rombelnya 34 jadi 34 dikali 2, kalau 2 kelas”, ujar Ibu Rosita Noor Achmad selaku Kompli jurusan Tata Busana SMKN 1 Sooko sekaligus kepala TUK saat ditemui di ruang Sanggar  Busana SMK Negeri 1 Sooko pekan lalu.

 Adapun rinciannya diantaranya yaitu 400 setel seragam pramuka, 400 setel seragam putih abu-abu. Untuk seragam jurusan menyesuaikan dengan jumlah kelas setiap jurusan. Untuk jurusan Tata Busana ada 2 kelas, jurusan Tata Kecantikan Rambut ada 1 kelas, jrusan Multi Media ada 2 kelas, jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga (AKL) ada 2 kelas, jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) ada 2 kelas serta jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) ada 2 kelas juga. Jika satu kelas maksimal terdiri dari 34 romtbel. Maka untuk seragam jurusan kurang lebih ada sekitar 374 setel. Dengan rincian 68 setel  untuk jurusan Tata Busana, 34 setel untuk jurusan Tata Kecantikan Rambut, 68 pasang untuk jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga, 68 pasang untuk jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran dan 68 pasang untuk jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran. Dari total keseluruhan produksi baju merupakan seragam sekolah wanita dan 55 diantaranya merupakan seragam pria.

Proyek produksi seragam ini dilakukan di ruang Lab. Garmen Tata Busana SMKN 1 Sooko yang dikoordinir oleh Ibu Luluk Hanifa selaku teknisi/laboran Lab. Kegiatan ini bertujuan sebagai media pelatihan keahlian menjahit bagi siswa-siswi Tata Busana. “Tujuannya itu untuk melatih siswa khususnya tata busana ee..lancar menjahit. Manfaatnya ya agar ini siswa juga merasakan bagaimana terjun di dunia konveksi garmen, kemudian mendapatkan ilmunya juga dan untuk meperlancar mereka untuk latihan menjahit. Untuk harapan ke depannya ya mudah-mudahan seragam ini terus berjalan sampai tahun-tahun berikutnya agar ee.. adik-adik kelasnya juga bisa merasakan bagaimana ee.. ikut bekerja kan. Kan disini dilatih untuk bekerja, datang pulang sesuai dengan tempat garmen itu sendiri juga hasilnya juga harus inikan harus layak dijual harus baguslah” ujar Ibu Rosita di sebagai penutup diakhir wawancara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun