MARTAPURA - Mulai hari Senin (23/7/2012), di beberapa tempat di wilayah Belitang, OKU Timur, Sumatera Selatan dan sebagian daerah di wilayah Kabupaten Way Kanan, Lampung terlihat brosur yang tertulis Gerakan Satu Keluarga, Satu Tenaga Bekam. Sebenarnya apa dan bagaimana gerakan ini?
Dewasa ini kualitas kesehatan masyarakat tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari kesadaran masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit, sedangkan faktor eksternal berupa faktor makanan yang banyak mengandung zat pengawet, zat pewarna, dan zat adiktif lainnya.
Bertolak belakang dengan kondisi seperti itu, kesadaran masyarakat untuk melakukan berbagai macam tindakan pencegahan penyakit tergolong masih sangat kurang. Slogan “Mencegah lebih baik daripada mengobati” tidak dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk melakukannya. Salah satu tindakan pencegahan penyakit yang dicontohkan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW adalah dengan Al Hijamah (Bekam). Bekam (Hijamah) adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit menurut faham umum, sebenarnya ia berfungsi untuk membuang darah yang telah rusak atau teroksidasi karena tingginya oksidan dalam tubuh. Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kumpul Rejo, Susanti mengatakan, sebagai bentuk pelaksanaan dari program pokok PKK yaitu Kesehatan serta Pendidikan dan Keterampilan, maka Tim Penggerak PKK Desa Kumpul Rejo, Kecamatan Buay Madang Timur, OKU Timur, Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Sentral Kesehatan Keluarga (SKK) Yogyakarta akan melaksanakan Pelatihan Bekam (Al Hijamah) bagi masyarakat yang akan dilaksanakan pada Hari Minggu Tanggal 2 September 2012 bertempat di Balai Desa Kumpul Rejo, Jln Lintas Martapura-Belitang BK 4.
Instruktur pun tidak salah-salah, langsung akan didatangkan dari Yogyakarta, Tika Maliyana, S.Kom.,MT., Dosen di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dan juga Inspirator Gerakan Satu Keluarga Satu Tenaga Bekam sekaligus Koordinator Terapis Bekam Sentral Kesehatan Keluarga (SKK) Yogyakarta.
Sebagai catatan, Gerakan Satu Keluarga Satu Tenaga Bekam ini merupakan gerakan sosial guna mensyiarkan sunnah Rosulullah SAW dalam hal Thibbun Nabawi. Di daerah asalnya gerakan ini lahir, Kota Jogja kegiatan Pelatihan Bekam yang diadakan untuk masyarakat Jogja dan beberapa wilayah di Pulau Jawa, peserta tanpa dipungut biaya alias gratis. Hal ini karena ada donasi dari pihak para donatur SKK Jogja. Akan tetapi, karena masih adanya keterbatasan dana donasi untuk melaksanakan pelatihan di luar Pulau Jawa, maka dengan sangat harap maklum, peserta dibebankan biaya yang sebenarnya relatif sangat terjangkau. Pelatihan atau kursus bekam sejenis ini biasanya dipungut biaya yang berkisar antara 500 ribu sampai dengan lebih dari 1 juta rupiah.
"Ya berarti ini termasuk kesempatan emas bagi masyarakat Desa Kumpul Rejo dan masyarakat yang berada di wilayah Buay Madang Timur, Belitang, Martapura, Bahuga dan Buay Bahuga serta masyarakat OKU Timur dan Way Kanan pada umumnya yang berminat untuk ikut pelatihan bekam yang pertama kali diadakan di Belitang ini" ujar Sutejo, Kepala Desa Kumpul Rejo yang juga suami dari Susanti, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kumpul Rejo.
"Informasi tentang kegiatan pelatihan ini juga disediakan oleh panitia dalam bentuk digital di berbagai sosial media, seperti di www.facebook.com/belajar.bekam dan twitter @belajarbekam, hal ini sangat membantu. Pesertanya pun terbilang terbuka untuk umum (pria dan wanita) bahkan pelajar SMA pun boleh ikut menjadi peserta pelatihan ini. Nanti pada saat peserta praktek bekam satu per satu, baru kita atur dan kita pisahkan tempatnya antara Pria dan Wanita," ujar Lilis Suaidah, A.Md.Keb, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H