Mohon tunggu...
belind hapsari
belind hapsari Mohon Tunggu... -

belindch adalah belinda c hapsari..lebih senang dipanggil belind..beraktivitas sebagai mahasiswa..status masih hidup dari orangtua..suka menyanyi, mengkhayal, membaca, dan menuliskan apa saja..ingin menjumpa mimpi di AGUSTUS 2011

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih, Ma

17 Desember 2010   21:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ma,
terima kasih karena lebih memilih mengandungku meski sakit menderamu
karena dengan begitu, aku dapat merasakan keajaiban dan kebesaran Allah atas kelahiranku

sepuluh bulan sepuluh hari ma,
aku hidup di perut mama
ikut kemanapun mama pergi
merasakan detak jantung mama
berbagi darah dengan mama

mama,
terima kasih karena telah berjuang melahirkanku
setiap sakit yang kau rasakan karena jarum suntikan atau irisan pisau bedah
rasa sadar dan tak sadar karena obat bius,
berbatas seutas rambut saja dengan kematian
hanya agar aku bisa hadir di dunia

karena mama tau, bahwa menit demi menit, dari jam ke jam, waktu yang berlalu
perjuanganmu untuk mencarikanku jalan ke luar dunia,
menunggu kelahiranku adalah seperti menunggu antrian memasuki pintu surga
dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua

dan ketika aku hadir
meskipun sakit dan derita masih kau rasa,
ku harap sirna  melihat tubuh mungil merahku, mendengar jerit tangisku

ma,
terima kasih karena selalu bangun di tengah malam hanya sekedar untuk menyusuiku
kurasakan kini setiap tetes air susumu telah menjadikanku manusia sempurna
hangatnya pelukmu melindungiku
suara lembutmu menenangkanku

ma,
kini aku telah beranjak dewasa
maafkan aku jika aku lebih memilih berkelana daripada duduk dan memijat kaki mama
padahal belum sekalipun kutunjukkan baktiku

tetapi ma,
hidup selalu menyajikan pilihan-pilihan
engkau jugalah yang mengajariku berbijaksana

maafkan aku ma
maafkan aku ma

percayalah saat ini aku sedang merajut benang kehidupan,
agar bisa kuberikan selimut kebanggaan atasku padamu

percayalah ma,
sakit dan dukamu adalah sebagian deritaku

dan sampai kapaupun, engkau adalah selalu menjadi belahan nyawaku…

ma, terima kasih atas 10 bulan 10 hari berbagi hidup bersama serta 22 tahun perjuanganmu merawat dan mendidikku


inspired by this

yogyakarta, for the belated 13.12.10,

-belindch-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun