Mohon tunggu...
Money

Keterkaitan MEA Terhadap Masalah Kependudukan di Indonesia

7 Desember 2015   15:17 Diperbarui: 7 Desember 2015   15:30 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Seperti kita ketahui pada 31 Desember 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community akan berlaku di Indonesia. Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Lalu adakah keterkaitan MEA dengan masalah kependudukan di Indonesia? Sebelum membahas lebih lanjut kita harus mengetahui apa itu MEA.

Apa itu Masyarakat Ekonomi Asean?

Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Perlu diketahui bahwa pembentukan MEA itu sendiri dilakukan agar daya saing negara-negara ASEAN meningkat serta dapat menyaingi India & China bahkan mungkin Uni Eropa yang sudah lebih dulu dibentuk dan berjalan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Bagaimana MEA mempengaruhi jumlah penduduk Indonesia?

Salah satu fakta masalah kependudukan di Indonesia adalah tidak meratanya jumlah penduduk. Seperti yang kita ketahui dengan MEA akan memudahkan terjadinya pasar bebas di kawasan ASEAN, dimana berbagai negara di ASEAN bebas masuk dan melakukan jual beli barang atau jasa di Indonesia. Dan hal tersebut akan berpengaruh dengan jumlah penduduk di Indonesia. Dengan adanya MEA ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia atau berkurangnya jumlah penduduk di Indonesia. Bisa saja dengan MEA masalah kependudukan di Indonesia semakin runyam atau bisa saja MEA bisa menjadi solusi masalah kependudukan di Indonesia.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana mengungkapkan berdasarkan sensus penduduk Indonesia, pemerintah memprediksi terjadi pertumbuhan penduduk 28 persen pada 2035. Adapun hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia 238,5 juta jiwa. Sebanyak 54,7 persen penduduk Indonesia pada 2035 masih akan terpusat di area Pulau Jawa. Salah satu pemicu terjadinya kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa adalah urbanisasi. Persebaran penduduk yang tidak merata akan menimbulkan berbagai masalah salah satunya adalah pengangguran dan maraknya kriminalitas. Sebagian orang beranggapan jika mereka bermigrasi ke kota, mereka akan lebih mudah untuk menghadapi permasalahan ekonomi, tapi pertanyaanya apakah itu benar?.

"Saat ini penyebaran industri di Indonesia sebagian besar masih berpusat di pulau Jawa yaitu sekitar 75 persen, sedangkan 25 persen lagi di luar Pulau Jawa," kata Dirjen Pengembangan Pewilayahan Industri Kemenperin Dedi Mulyadi dilansir Antara di Jakarta, Kamis (8/3). Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui alasan mengapa persebaran penduduk di Indonesia masih belum merata, salah satunya  dikarenakan persebaran industri di Indonesia masih berpusat di Jawa, dimana industri merupakan daya tarik masyarakat desa untuk bermigrasi ke kota (Jawa). Lalu apa yang akan terjadi saat berlakunya MEA di Indonesia? dengan berlakunya MEA di Indonesia bisa saja Pulau Jawa semakin padat, dimana Pulau Jawa merupakan pusat ekonomi, pusat pemerintahan, dan pendidikan di Indonesia. Lalu tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi membeludaknya jumlah penduduk di pulau Jawa. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan pemerataan penduduk, karena jika jumlah penduduk merata, permasalahan ekonomi akan mudah terselasaikan, jumlah pengangguran bisa di minimalisirkan, dan hal itu akan membuat Indonesia semakin siap menghadapi MEA.

Tapi faktanya untuk meratakan persebaran penduduk tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada dua faktor penghambat persebaran penduduk Indonesia yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam individu itu sendiri. Penduduk Indonesia bisa dikatakan manja. Mengapa? Sebagian penduduk masih enggan untuk meninggalkan kampung halaman, mereka terlalu sering mengeluh, dari tidak cocoknya makanan di tempat perantauan dengan tempat asalnya, sampai kangen dengan keluarga di kampung. Hal itu memang manusiawi, namun itu merupakan salah satu kurangnya kesadaran masyarakat untuk berkembang menjadi lebih baik lagi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar, diantaranya adalah lingkungan, kurangnya lapangan pekerjaan, sulitnya transportasi, mahalnya harga lahan, minimnya fasilitas dan utilitas .

Untuk meningkatkan daya tarik penduduk untuk melakukan transmigrasi ke daerah kurang penduduk, bisa dilakukan dengan cara membangun industri di wilayah yang tertinggal, membangun sarana pendidikan, menurunkan harga tanah, membangun sarana perdagangan dan perniagaan, mendirikan tempat wisata, membangun sarana kesehatan, memperbaiki jalur transportasi, dll. Namun hal terpenting untuk mendukung perekonomian di Indonesia adalah diperlukannya kesadaran masyarakat agar tidak terlalu bergantung dengan lapangan pekerjaan, masyarakat harus berinisiatif dan kreatif dalam menghadapi tantangan global, dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menunjang melakukan usaha.

Indonesia sebenarnya mempunyai potensi yang besar, dari luasnya perairan di Indonesia, suburnya tanah Indonesia, berbagai budaya, sampai banyaknya macam makanan khas Indonesia. Nah, dengan banyaknya potensi yang ada seharusnya masyarakat berinisiatif melakukan usaha dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya untuk dijadikan sebuah produk yang mempunyai nilai jual tinggi yang siap untuk diimpor, selain itu juga bisa menambah lapangan pekerjaan di Indonesia. Untuk perantau mungkin mereka bisa menjual makanan khas daerah, membuat berbagai barang yang mempunyai nilai jual tinggi . Berdasarkan uraian di atas pemerintah bisa turun tangan untuk memberi pelatihan dan mengembangkan kreatifitas masyarakat. Karena berwirausaha merupakan salah satu ciri majunya perekonomian sebuah negara.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan  jika jumlah penduduk di Indonesia merata, maka akan memudahkan perkembangan ekonomi di Indonesia. Dengan meratanya jumlah penduduk akan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada dan bisa memaksimalkam daya guna lahan. Selain dengan penduduk yang berpendidikan dan terampil yang semakin banyak akan memudahkan Indonesia dalam menghadapi tantangan global, serta bisa mendukung Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain.

Penulis : Belia Fransiska_3615100029

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun